Pages

Thursday, April 9, 2015

Penelitian Meta-Analisis

A.    Pendahuluan  
Pada dasarnya, penelitian merupakan sebuah rangkaian proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, kelompok, ataupun suatu lembaga dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Kegiatan dalam proses penelitian meliputi pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara sistematis juga logis. Namun, penelitian bukanlah suatu hal atau kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Butuh keahlian khusus bagi setiap orang yang ingin melakukannya. Bukan hanya kemampuan intelektual saja yang dibutuhkan, namun rencana atau strategi yang matang, waktu, dan biaya merupakan beberapa hal yang harus dipenuhi bagi siapa saja yang ingin melaksanakan sebuah penelitian.
Penelitian dapat digolongkan atau dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan pendekatan, berdasarkan fungsi dan berdasarkan tujuan.. Salah satu jenis penelitian yang dapat dikatakan sangat efisien dalam penerapannya dengan mempertimbangkan aspek kriteria tersebut adalah metode penelitian meta-analisis. Penelitian Meta-Analisis merupakan sebuah penelitian yang dilakukan dengan mempertimbangkan atau mengkaji dua atau lebih hasil penelitian yang memiliki masalah yang sejenis. Dalam artikel ini, penulis akan membahas lebih dalam mengenai Penelitian meta-Analisis
B.    Pengertian
Meta-Analisis pertama kali digunakan sebagai metode penelitian oleh Karl Pearson pada tahun 1904. Penelitian Meta-Analisis yang dilakukannya adalah untuk kajian di bidang kesehatan dan pengobatan. Dalam perkembangannya meta-analisis sebagai jenis dan metode penelitian dipergunakan untuk mengkaji berbagai masalah atau topik dan juga untuk berbagai keperluan lainnya. Namun, pengertian dari penelitian meta-analisis juga disebutkan oleh beberapa ahli lainnya, sebagai berikut:
Glass (1976) menyatakan bahwa sebagai penelitian, meta-analisis merupakan kajian atas sejumlah hasil penelitian dalam masalah yang sejenis. Meta-analisis merupakan salah satu cara membuat rangkuman hasil penelitian secara kuantitatif
Borg (1983) menyebutkan bahwa, meta analisis merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.
Sugiyanto (2004) menyebutkan bahwa meta-analisis merupakan studi dengan cara menganalisis data yang berasal dari studi primer. Hasil analisis studi primer dipakai sebagai dasar untuk menerima atau mendukung hipotesis, menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa peneliti.
Dengan kata lain, meta-analisis sebagai suatu studi penelitian yang ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang telah diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer dari penelitian yang telah dilakukan peneliti lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengkaji atau menemukan sebuah kekonsistensian atau ketidakkonsistensian hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya, penduplikasian, replikasi atau verifikasi penelitian yang sering kali justru memperbesar terjadinya keragaman hasil penelitian.
C.   Tujuan
Sama seperti ragam penelitian lainnya, meta-analisis juga memiliki tujuan untuk penggunaannya, yaitu:
1)    Analisis ulang (reanalysis) terhadap data untuk tujuan menjawab pertanyaan penelitian dengan teknik-teknik statistik yang lebih baik atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baru dengan data lama yang dimiliki.
2)    Mengkaji atas sejumlah hasil penelitian, riset dan evaluasi dalam masalah yang sejenis.
3)    Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun besarnya perbedaan antar-variabel
4)    Untuk menemukan kekonsistensian atau ketidakkonsistensian dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.
5)    Melakukan control terhadap variabel yang bersifat sebagai perancu agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.

D.   Jenis-Jenis
1)    Penelitian Eksperimental
Seperti namanya, jenis penelitian seperti layaknya sebuah eksperimen, yaitu menerima atau menolak interpretasi hasil penelitian secara jelas
2)    Penelitian Korelasional
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan hubungan antara dua atau lebih variabel dan mengeksplorasi implikasi mereka untuk sebab dan akibat. Atau bias dikatakan juga bahwa penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan menyelidiki sejauh mana variabel yang satu atau lebih memiliki hubungan satu sama lainnya.
3)    Penelitian Penyebab-Perbandingan
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan penyebab atau konsekuensi dari perbedaan antar kelompok.
4)    Penelitian Survei
Sama seperti namanya, penelitian dilakukn untuk memperoleh karakteristik yang spesifik sebuah kelompok dengan cara melakukan survei pencarian ulang.
5)    Penelitian Etnografi
Penelitian ini dilakukan untuk mendokumentasikan atau menggambarkan pengalaman sehari-hari individu dengan mengamati dan wawancara mereka dan orang lain yang relevan.
6)    Penelitian Sejarah
Penelitian ini bias juga dikatakan penelitian untuk mencari tahu kembali. Beberapa aspek masa lalu dipelajari dari berbagai sumber dan kemudian akan direkonstruksi pikiran ulang dari penelitian tersebut.
7)    Penelitian Tindakan
Penelitian ini berbeda dari peneltian yang lain. Yang membedakan penelitian ini dari penelitian lain adalah bahwa penelitian ini fokus pada medapatkan informasi yang akan mampu merubah kondisi peneliti dalam situasi tertentu yang mereka secara pribadi ikut terlibat.

E.    Metode
Apabila dilihat dari pengertiannya, penelitian meta-analisis merupakan penelitian yang berisi data sekunder yang diambil dari data primer dalam beberapa penelitian lain yang memiliki masalah sejenis. Dengan demikian penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Sama halnya dengan penelitian lain, penelitian meta-analisis harus membuat sistematika penelitian yang rinci. Sistematika penelitian meta-analisis mencakup :
1)    Pendahuluan
a)    Latar belakang
b)    Pertanyaan penelitian
c)    Hipotesis yang akan diuji
d)    Tujuan dan manfaat penelitian
2)    Metodologi
a)    Kriteria pemilihan (kriteria inklusi dan eksklusi) untuk unit penelitian yang akan disertakan dalam meta-analisis.
b)    Metode untuk menemukan atau menelusur penelitian, dan siapa yang akan melakukan penelusuran pustaka.
c)    Kriteria yang jelas untuk penilaian kualitas hasil penelitian
d)    Klasifikasi dan kodifikasi unit penelitian untuk digabungkan
e)    Abstraksi kuantitatif hasil masing-masing penelitian
f)     Rencana penggunaan model statistika yang sesuai untuk penggabungan hasil
g)    Rencana interpretasi hasil
h)    Rencana pelaporan hasil
Dari rincian sistematika yang harus dilakukan dalam penelitian meta analisis tersebut ada beberapa hal lainnya yang juga harus dipertimbangkan lebih lanjut. Hal-hal tersebut adalah:
1)    Sampling bias toward empirical studies
Sampling bias di sini dimaksudkan adalah pengambilan sampel/unit penelitian yang tidak sesuai. Karena metode meta-analisis tidak dapat diaplikasikan pada semua bentuk studi.
2)    Garbage In and Garbage Out
Pemilihan kriteria kualitas data atau unit penelitian pada penelitian meta-analisis dianggap masih subyektif sehingga diperlukan instrument khusus untuk menentukan kualitas data tersebut.
3)    Publication Bias
Data yang digunakan pada meta-analisis diambil dari data yang ada pada penelitian yang telah dipublikasikan, sehingga terdapat beberapa detil yang tidak didapatkan, sehingga dianggap tidak representatif. Hal ini dapat mengakibatkan keraguan pada pengambilan keputusan.
4)    Apples and Oranges
Metode ini bisa dianalogikan seperti membedakan antara buah jeruk dan apel. Dimana setiap properti dari jeruk dan apel dibandingkan, yaitu rasa, bentuk, warna, ukuran, dan sebagainya.
5)    Small sample size
Semakin banyak hasil studi yang diikutsertakan, semakin dipercaya hasil penelitian meta-analisis.
6)    Methodological Errors
Kesimpulan yang salah dapat dikarenakan kesalahan yang bersifat metodologi. Peniliti sebaiknya melakukan ekstraksi pada data dan statisitik yang terdiri dari ukuran efek, ukuran sampel, moderator yang mungkin, tingkat kepercayaan terhadap ide yang ada, dan index lainnya.
F.    Kekurangan & Kelebihan
Kekurangan dari penelitian meta-analisis adalah
1)    Kemungkinan terdapat data-data yang tidak diperlukan dari unit penelitian yang dipilih semakin besar karena banyaknya unit penelitian yang diambil.
2)    Tidak seluruh hasil dari penelitian meta-analisis dipublikasikan, namun hanya sebagian saja yang dianggap signifikan
3)    Metode bersifat meng-aggregat-kan serta merata-ratakan sesuatu. Jadi sesuatu yang berbeda bisa jadi dipandang sama oleh metode ini.
4)    Metode ini tidak cocok diterapkan bila sampel datanya kecil.
5)    Bisa saja terjadi metodological error.
Sedangkan kelebihan yang dimiliki dari penelitian ini adalah
1)    Lebih sedikit subjektivitas dan judgement dibanding 3 metode lain.
2)    Karena merupakan pendekatan kuantitatif, maka banyak mengambil sampel, sehingga hasil bisa lebih representatif. Hasil akhirnya dinamakan “effect size”.
3)    Meta-analysis memungkinkan mengkombinasikan berbagai macam hasil penelitian yang telah ada sebelumnya.
4)    Metode ini fokus pada pengakumulasian impact dari hasil-hasil yang tidak signifikan sehingga bisa menghasilkan suatu hasil yang signifikan.
5)    Metode ini juga dapat menjwab pertanyaan seputar kesenjangan hasil yang terjadi dari studi yang bermacam-macam.

G.   Kesimpulan
Meta-analisis adalah suatu analisis yang dilakukan dengan merangkum data-data dari beberapa unit penelitian yang kemudian di analisis untuk menghasilkan kesimpulan baru yang lebih bisa digunakan atau bisa diperaya kebenarannya. Hingga saat ini belum ada ketentuan pasti mengenai seberapa banyak unit penelitian yang dibutuhkan sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini, namun satu hal yang pasti apabila unit penelitian yang diambil itu berjumlah banyak, maka akan semakin bagus pula penelitian tersebut.
Namun tingkat keberhasilan dari penelitian meta-analisis tersebut tidak ditentukan oleh dari seberapa banyaknya unit penelitian yang diambil, melainkan setiap metode yang harus dilaksanakan juga berpengaruh pada keberhasilan penelitian tersebut.
H.   Sumber



Monday, September 29, 2014

Tata Cara Penulisan Buku Pelajaran

Tentu kita tahu bahwa keberadaan sumber belajar sangat berperan penting dalam proses belajar. Pada hakekatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi  seluruh manusia. Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan/latar.Ditinjau dari asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber belajar yang dirancang (learning re sources by design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Lalu yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ( learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar. Sebagai orang Teknologi Pendidikan tentu harus bisa mengembangkan sumber belajar tersebut agar bisa bermanfaat dan tepat guna sehingga dapat meningkatkan kinerja. Dari ke-enam sumber belajar yang ada, pada artikel ini saya akan membahas mengenai bahan, yakni berupa buku teks pelajaran.
Buku teks pelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang berisi sekumpulan informasi pengetahuan yang dapat dijadikan pedoman dalam proses belajar dan pembelajaran. Secara definisi buku teks adalah sarana belajar yang digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran. (Buckingham, 1958 :1523). Sedangkan menurut AECT, 1977, sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, buku teks pelajaran atau sering juga disebut buku wajib atau buku paket yang sering digunakan oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Buku ini  memuat bahan pembelajaran yang dipilih dan disusun secara teratur dari suatu mata pelajaran yang minimal harus dikuasai oleh siswa maupun guru pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu.
Buku teks biasanya dibuat sebagai sumber informasi ilmiah yang digunakan baik oleh masyarakat umumnya maupun oleh kalangan masyarakat ilmiah, yang dibuat oleh ahli keilmuan tertentu. dosen  atau widyaiswara  untuk mata kuliah, mata diklat  yang diajarkannya, bisa jadi seorang guru ,  dosen dan widyaiswara membuat buku pelajaran  yang tidak diajarkannya asal menguasai ilmunya.Buku teks pelajaran memiliki beberapa ketentuan dalam penyusunannya, hal ini tentunya sangat diperlukan agar sebuah buku dapat memberikan informasi yang utuh. Dalam pembuatannya dibutuhkan teknik-teknik tertentu untuk dapat mencetak buku teks pelajaran secara benar. Jika buku teks pelajaran dibuat tidak dengan prosedur yang ada (asal-asalan), tentu hal ini akan berdampak buruk bagi para pembacanya. Saat ini, sudah banyak buku teks pelajaran yang beredar dalam pasaran. Namun, tidak semua buku yang beredar di pasaran ini mempunyai isi yang beragam dan juga menarik minat para pembaca. Seperti yang kita tahu, tidak ada satupun hal di dunia ini yang sempurna. Namun apabila para penulis ini dapat mengetahui ketentuan dan teknik-teknik yang benar dalam penulisan buku cetak, bukan tidak mungkin suatu saat nanti buku-buku yang beredar di Indonesia ini memiliki kualitas yang baik.
Setelah saya membaca referensi dari beberapa artikel yang saya temui di internet, disini saya akan mencoba untuk menjelaskan mengenai ketentuan dan teknik-teknik yang diperlukan dalam penulisan buku pelajaran. Ada 3 prinsip yang harus di pahami oleh setiap penulis buku cetak pelajaran, ketiga hal tersebut adalah :
1.    Prinsip Relevansi
Maksud dari Relevansi ini adalah adanya sebuah keterkaitan antara materi yang ditulis dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : Apabila kemampuan yang kita harapkan adalah sebuah fakta, maka materi yang kita sajikanpun harus berupa fakta.
2.    Prinsip Konsistensi
Konsistensi yang dimaksud adalah adanya sebuah keajegan antara kompetensi dasar yang harus dimiliki dengan bahasan yang ada pada buku. Contoh : Apabila kompetensi dasar yang harus dikuasai lima macam, maka bahasan yang ada pada buku tersebut juga harus lima macam.
3.    Prinsip Kecukupan
Maksud dari kecukupan disini adalah setiap materi yang diajarkan harus mencukupi kebutuhan pembaca untuk dapat menguasai kompetensi yang diajakan. Jadi setiap materi yang diberikan tidak terlalu sedikit dan tidak juga terlalu banyak. Apabila terlalu sedikit, pembaca kemungkinan tidak dapat menguasai kompetensi dasar yang ada. Namun, apabila terlalu banyak itu dapat membuang-buang waktu dalam mempelajarinya.

Selain dari ketiga prinsip yang sudah disebutkan di atas tersebut, ada beberapa ketentuan dan prasyarat yang harus dipenuhi agar tujuan dari pembuatan buku itu tercapai. Ketentuan dan prasyarat tersebut meliputi :
A.    Persyaratan yang berkaitan dengan unsur-unsur isi
1.    Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik
2.    Dengan tujuan dan kemampuan yang akan dicapai oleh pembaca
3.    Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
4.    Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5.    Sesuai dengan jenjang dan sasararan
6.    Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori
7.    Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara

B.    Persyaratan yang berkaitan dengan unsur-unsur penyajian
1.    Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap bab
2.    Dapat menarik perhatian dan juga minat sasar pembaca
3.    Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari
4.    Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor
5.    Penyajian menggunakan bahasan ilmiah dan formal

C.   Persyaratan yang berkaitan dengan unsur-unsur Bahasa
1.    Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
2.    Penggunaan kalimat disesuaikan kematangan dan perkembangan sasaran pembaca
3.    Menggunakan istilah, kosa kata, indeks, symbol yang mempermudah pemahaman
4.    Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan

D.   Persyaratan yang berkaitan dengan unsur-unsur Ilustrasi
1.    Relevan degan konsep, prinsip yang disajikan.
2.    Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.
3.    Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
4.    Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi

E.    Persyaratan yang berkaitan dengan unsur- unsur grafik
1.    Desain buku secara keseluruhan harus menarik
2.    Kertas dan ukuran buku yang harus digunakan
3.    Tipografi yang dgunakan dalam setiap penulisan
4.    Tata letak kulit da nisi buku

Dalam melakukan penulisan buku teks, dibawah ini ada beberapa petunjuk praktis yang dapat dijadikan pedoman penulisan antara lain :
A.    Hal-hal yang harus diperhatikan :
1.    Berilah jarak 3 spasi antara  table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya
2.    Table atau gambar diketik pada halaman yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan menggunakan table atau gambar
3.    Tepi kanan teks tidak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya
4.    Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal.
5.    Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.
6.    Nama awal atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten

B.    Hal hal yang tidak boleh dilakukan :
1.    Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halamamn tersebut merupakan akhir bab
2.    Tidak boleh memotoing table atau gambar
3.    Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa
4.    Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab
5.    Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman
6.    Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.
7.    Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan
8.    Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir

Jadi, kesimpulan dari bahasan saya kali ini adalah hingga saat ini buku masih menjadi sumber belajar yang banyak digunakan di dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam proses pembuatannya, banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku teks pelajaran. Beberapa hal yang penting dan harus diperhatikan adalah sistematika penulisan harus sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku. Apabila setiap penulis dapat memahami  setiap kaidah tata aturan penulisan yang benar, bukan tidak mungkin kualitas buku di Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Monday, September 15, 2014

Sebuah Awalan

Apa itu PBAC ?

PBAC adalah singkatan dari Pengembangan Bahan Ajar Cetak. Bagi saya arti dari PBAC itu sendiri adalah sebuah mata kuliah yang mendalami ilmu mengenai pengumpulan berbagai informasi, lalu disusun menjadi satu secara sistematis dan terstruktur yang dimuat dalam sekumpulan kertas yang di jilid menjadi satu sehingga dapat berfungsi untuk keperluan belajar dan pembelajaran.


Apa harapan setelah mengikuti PBAC ?

Karena bahan ajar cetak itu adalah bahan ajar yang paling umum yang ada di dunia pendidikan, saya berharap agar saya dapat memahami lebih dalam lagi mengenai apa saja yang harus, dan tidak harus dilakukan dalam membuat bahan ajar cetak. Selain itu juga agar saya bisa berlatih sedikit demi sedikit untuk membuat bahan ajar cetak, karena seperti kata pepatah “Practice makes Perfect”


Apa istilah-istilah yang ada di PBAC ?

Kurikulum, analisis kebutuhan peserta didik, belajaar, pembelajaran, pembelajaran, pengembangan, penelitian, peserta didik, modul, bahan ajar, naskah, judul, materi , ejaan, cara penulisan, keterbacaaan,  desain, rangkuman, menilai,  evaluasi, kisi-kisi, hand out, buku, skripsi, poster, komik, e-book, industri buku.
 

Sebuah uraian kata

Dalam menjalankan suatu system kependidikan, sudah selayaknya ada sebuah “kitab” yang berisi aturan yang jelas mengenai system kependidikan yang dapat digunakan sebagailandasan dalammenajalankan system tersebut. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan “kitab” tersebut adalah kurikulum. Kurikulum merupakan sebuah perangkat yang digunakan oleh setiap unsur dalam dunia pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kebiatan belajar, yang telah dirancang sedemikian mungkin dan disesuaikan dengan kebutuhan.



Tuesday, April 8, 2014

Efektifitas Group Diskusi di Facebook

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Teknologi adalah hal yang sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring dengan pertumbuhan zaman, teknologi juga semakin maju hingga dapat menunjang kehidupan manusia. Dalam usaha pemenuhan kebutuhan akan komunikasi, manusia dapat menggunakan media teknologi seperti smartphone, internet, atau social media. Banyak sekalia contoh media yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan komunikasi salah satunya adalah Facebook. Facebook adalah sebuah media social yang dapat memungkinkan individu atau sekelompok manusia berkumpul pada satu laman dan berkomunikasi. Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna facebook, hal ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi dunia pendidikan.
Mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan yang dimiliki oleh jurusan Teknologi Pendidikan UNJ merupakan salah satu contoh pengguna Facebook sebagai media belajar dan juga diskusi online. Dengan adanya penggunaan sebuah laman di Facebook ini, mahasiswa dapat berdiskusi satu sama lain ataupun dengan dosen untuk membahas segala hal tentang Difusi Inovasi Pendidikan.

B.      Pertanyaan Survey

1. Berapa jumlah keaktifan mahasiswa terhadap grup diskusi online DIP di facebook?
2. Berapa jumlah dan tabulasi yang menjawab sesuai dengan pertanyaan YES, NO, YES dan NO?
3. Berapa jumlah dan tabulasi mahasiswa yang menjawab dengan alasan yang sama?

C.      Tujuan Survey

Survey ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar partisipasi dan antusiasme para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah DIP ini dalam pembelajaran dengan menggunakan media Facebook. Dengan adanya survey ini dapat ditentukan juga apakah penggunaan media Facebook dalam proses pembelajaran merupakan inovasi atau bukan.

D.     Manfaat Survey

Survey ini dapat membantu kita untuk menganalisis baik atau tidaknya proses pembelajaran dengan menggunakan media facebook. Kita juga dapat mengetahui hal-hal yang menjadi “ Do’s and Dont’s “ dalam penggunaan media Facebook pada proses pembelajaran. Sehingga dengan ini kita dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik, efektif dan efisien dari sebelumnya.

E.      Responden Survey

Responden yang di analisis adalah mahasiswa Reguler Semester 4 angkatan 2012 Jurusan Teknologi Pendidkan Universitas Negeri Jakarta yang mengikuti mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan, yang berjumlah 41 0rang.

F.       Teknik Survey

Teknik yang digunakan dalam survey ini adalah dengan menghitung jumlah mahasiswa yang merespon diskusi, menghitung mahasiswa yang menjawab YES, NO, YES & NO, dan menghitung alasan mahasiswa yang sama  dari jawaban mahasisa YES, NO, YES & NO

BAB II
HASIL SURVEY

1.      Tabel responden hasil analisa keaktifan mahasiswa dalam forum diskusi DIP tentang “YES”, “NO”, dan “YES dan NO”.

Keterangan
Jumlah
Menjawab
32
Tidak Menjawab
9
Total
41






2.      Berikut adalah klasifikasi keaktifan mahasiswa berdasarkan setiap jawabannya ataupun mahasiswa yang abstain.

Jawaban
Jumlah
YES
4
NO
8
YES dan NO
20
ABSTAIN
9
TOTAL
41


3.      Klasifikasi jawaban mahasiswa berdasarkan alas an yang sama.

Jawaban
Alasan
Jumlah
YES
Merupakan bagian dari inovasi karena mereka baru pertama kali belajar menggunakan metode seperti ini. Diskusi di group ini berkelanjutan karena selalu ada diskusi yang bersifat continue
4 Mahasiswa
NO
Berkebalikan dengan alas an YES, bukan inovasi karena metode seperti ini sama seperti metode e-learning lainnya. Tidak berkelanjutan karena hanya ada pada mata kuliah ini
8 Mahasiswa
YES & NO
Bisa dibilang inovasi namun tidak berkelanjutan dan akan selesai setelah mata kuliah ini.
20 Mahasiswa



BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis dan tabulasi di atas, dapat dilihat bahwa ada 41 orang mahasiswa yang mengikuti mata kuliah DIP dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran melalui media Facebook ini. Namun apabila kita lihat presentase keaktifannya, hanya 75% dari semua mahasiswa yang aktif berpartisipasi. Dapat di simpulkan bahwa ada beberapa factor yang membuat mereka urung untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran ini. Untuk diskusi mengenai penentuan apakah proses pembelajaran melalui media facebook merupakan inovasi atau bukan terdapat beragam jawaban, namun sebagian besar menjawab itu bisa dikategorikan inovasi dengan suatu sebab, dan juga bisa tidak karena suatu sebab. Namun secara garis besar pembelajaran dengan media Facebook sudah dapat menarik atensi dari para mahasiswa dan juga membuat pembelajaran lebih atraktif dan efisien karena hal ini tidak hanya bisa dilakukan di kelas saja tapi bisa di manapun juga.

BAB IV
KESIMPULAN

Ada mahasiswa yang aktif, namun ada juga yang tidak. Tapi keaktifan mahasiwa yang mengikuti mata kuliah ini terjawab dengan beragamnya jawaban mereka di suatu laman diskusi di group Facebook. Bagi sebagian mahasiswa proses pembelajaran seperti ini termasuk inovasi, tapi bagi sebagian lagi bukan. Mereka menjawab itu lebih berdasar atas pengalaman mereka di SMA ataupun di SMP.