tag:blogger.com,1999:blog-3172570693350036622024-03-19T21:27:56.541-07:00All About My CollegeAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-83823741746252382052015-04-09T03:43:00.000-07:002015-04-09T03:43:01.440-07:00Penelitian Meta-Analisis<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l7 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pendahuluan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada dasarnya, penelitian
merupakan sebuah rangkaian proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang,
kelompok, ataupun suatu lembaga dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Kegiatan
dalam proses penelitian meliputi pengumpulan data dan analisis data yang
dilakukan secara sistematis juga logis. Namun, penelitian bukanlah suatu hal
atau kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Butuh keahlian khusus bagi
setiap orang yang ingin melakukannya. Bukan hanya kemampuan intelektual saja
yang dibutuhkan, namun rencana atau strategi yang matang, waktu, dan biaya
merupakan beberapa hal yang harus dipenuhi bagi siapa saja yang ingin
melaksanakan sebuah penelitian. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian dapat digolongkan
atau dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu,
antara lain berdasarkan pendekatan, berdasarkan fungsi dan berdasarkan tujuan..
Salah satu jenis penelitian yang dapat dikatakan sangat efisien dalam
penerapannya dengan mempertimbangkan aspek kriteria tersebut adalah metode
penelitian meta-analisis. Penelitian Meta-Analisis merupakan sebuah penelitian
yang dilakukan dengan mempertimbangkan atau mengkaji dua atau lebih hasil
penelitian yang memiliki masalah yang sejenis. Dalam artikel ini, penulis akan
membahas lebih dalam mengenai Penelitian meta-Analisis<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l7 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pengertian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Meta-Analisis pertama kali
digunakan sebagai metode penelitian oleh Karl Pearson pada tahun 1904.
Penelitian Meta-Analisis yang dilakukannya adalah untuk kajian di bidang
kesehatan dan pengobatan. Dalam perkembangannya meta-analisis sebagai jenis dan
metode penelitian dipergunakan untuk mengkaji berbagai masalah atau topik dan
juga untuk berbagai keperluan lainnya. Namun, pengertian dari penelitian
meta-analisis juga disebutkan oleh beberapa ahli lainnya, sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Glass (1976) menyatakan
bahwa sebagai penelitian, meta-analisis merupakan kajian atas sejumlah hasil
penelitian dalam masalah yang sejenis. Meta-analisis merupakan salah satu cara
membuat rangkuman hasil penelitian secara kuantitatif<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Borg (1983) menyebutkan
bahwa, meta analisis merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong
peneliti menemukan kekonsistenan atau ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil
silang dari hasil penelitian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sugiyanto (2004)
menyebutkan bahwa meta-analisis merupakan studi dengan cara menganalisis data
yang berasal dari studi primer. Hasil analisis studi primer dipakai sebagai
dasar untuk menerima atau mendukung hipotesis, menolak/menggugurkan hipotesis
yang diajukan oleh beberapa peneliti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan kata lain, meta-analisis
sebagai suatu studi penelitian yang ditujukan untuk menganalisis kembali
hasil-hasil penelitian yang telah diolah secara statistik berdasarkan
pengumpulan data primer dari penelitian yang telah dilakukan peneliti lainnya.
Hal ini dilakukan untuk mengkaji atau menemukan sebuah kekonsistensian atau ketidakkonsistensian
hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya, penduplikasian, replikasi
atau verifikasi penelitian yang sering kali justru memperbesar terjadinya
keragaman hasil penelitian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l7 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tujuan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sama seperti ragam
penelitian lainnya, meta-analisis juga memiliki tujuan untuk penggunaannya,
yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l8 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Analisis
ulang (reanalysis) terhadap data untuk tujuan menjawab pertanyaan penelitian
dengan teknik-teknik statistik yang lebih baik atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan baru dengan data lama yang dimiliki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l8 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">2)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mengkaji
atas sejumlah hasil penelitian, riset dan evaluasi dalam masalah yang sejenis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l8 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">3)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Untuk
memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun besarnya
perbedaan antar-variabel<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l8 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">4)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Untuk
menemukan kekonsistensian atau ketidakkonsistensian dalam pengkajian hasil
silang dari hasil penelitian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l8 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">5)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Melakukan
control terhadap variabel yang bersifat sebagai perancu agar tidak mengganggu
kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l7 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">D.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jenis-Jenis<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
Eksperimental<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Seperti
namanya, jenis penelitian seperti layaknya sebuah eksperimen, yaitu menerima
atau menolak interpretasi hasil penelitian secara jelas <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">2)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
Korelasional<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
ini dilakukan untuk menentukan</span> <span style="font-family: "Arial","sans-serif";">hubungan
antara dua atau lebih variabel dan mengeksplorasi implikasi mereka untuk sebab
dan akibat. Atau bias dikatakan juga bahwa penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan menyelidiki sejauh mana variabel yang satu atau lebih memiliki
hubungan satu sama lainnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">3)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
Penyebab-Perbandingan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
ini dilakukan untuk menentukan penyebab atau konsekuensi dari perbedaan antar
kelompok. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">4)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
Survei<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sama
seperti namanya, penelitian dilakukn untuk memperoleh karakteristik yang
spesifik sebuah kelompok dengan cara melakukan survei pencarian ulang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">5)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
Etnografi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
ini dilakukan untuk mendokumentasikan atau menggambarkan pengalaman sehari-hari
individu dengan mengamati dan wawancara mereka dan orang lain yang relevan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">6)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
Sejarah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
ini bias juga dikatakan penelitian untuk mencari tahu kembali. Beberapa aspek
masa lalu dipelajari dari berbagai sumber dan kemudian akan direkonstruksi
pikiran ulang dari penelitian tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">7)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
Tindakan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penelitian
ini berbeda dari peneltian yang lain. Yang membedakan penelitian ini dari
penelitian lain adalah bahwa penelitian ini fokus pada medapatkan informasi
yang akan mampu merubah kondisi peneliti dalam situasi tertentu yang mereka
secara pribadi ikut terlibat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l7 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">E.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Metode<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Apabila dilihat dari
pengertiannya, penelitian meta-analisis merupakan penelitian yang berisi data
sekunder yang diambil dari data primer dalam beberapa penelitian lain yang
memiliki masalah sejenis.</span> D<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">engan
demikian penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post
facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian
yang telah dilakukan. Sama halnya dengan penelitian lain, penelitian
meta-analisis harus membuat sistematika penelitian yang rinci. Sistematika
penelitian meta-analisis mencakup :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pendahuluan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">a)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Latar
belakang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">b)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pertanyaan
penelitian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">c)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hipotesis
yang akan diuji<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">d)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tujuan
dan manfaat penelitian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">2)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Metodologi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">a)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kriteria
pemilihan (kriteria inklusi dan eksklusi) untuk unit penelitian yang akan
disertakan dalam meta-analisis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">b)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Metode
untuk menemukan atau menelusur penelitian, dan siapa yang akan melakukan
penelusuran pustaka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">c)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kriteria
yang jelas untuk penilaian kualitas hasil penelitian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">d)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Klasifikasi
dan kodifikasi unit penelitian untuk digabungkan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">e)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Abstraksi
kuantitatif hasil masing-masing penelitian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">f)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Rencana
penggunaan model statistika yang sesuai untuk penggabungan hasil<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">g)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Rencana
interpretasi hasil<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">h)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Rencana
pelaporan hasil<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dari rincian sistematika yang harus
dilakukan dalam penelitian meta analisis tersebut ada beberapa hal lainnya yang
juga harus dipertimbangkan lebih lanjut. Hal-hal tersebut adalah:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sampling
bias toward empirical studies<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sampling
bias di sini dimaksudkan adalah pengambilan sampel/unit penelitian yang tidak
sesuai. Karena metode meta-analisis tidak dapat diaplikasikan pada semua bentuk
studi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">2)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Garbage
In and Garbage Out<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemilihan
kriteria kualitas data atau unit penelitian pada penelitian meta-analisis
dianggap masih subyektif sehingga diperlukan instrument khusus untuk menentukan
kualitas data tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">3)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Publication
Bias<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Data
yang digunakan pada meta-analisis diambil dari data yang ada pada penelitian yang
telah dipublikasikan, sehingga terdapat beberapa detil yang tidak didapatkan,
sehingga dianggap tidak representatif. Hal ini dapat mengakibatkan keraguan
pada pengambilan keputusan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">4)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Apples
and Oranges<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Metode
ini bisa dianalogikan seperti membedakan antara buah jeruk dan apel. Dimana setiap
properti dari jeruk dan apel dibandingkan, yaitu rasa, bentuk, warna, ukuran, dan
sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">5)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Small
sample size<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Semakin
banyak hasil studi yang diikutsertakan, semakin dipercaya hasil penelitian meta-analisis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">6)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Methodological
Errors<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kesimpulan
yang salah dapat dikarenakan kesalahan yang bersifat metodologi. Peniliti sebaiknya
melakukan ekstraksi pada data dan statisitik yang terdiri dari ukuran efek, ukuran
sampel, moderator yang mungkin, tingkat kepercayaan terhadap ide yang ada, dan
index lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l7 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">F.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kekurangan
& Kelebihan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kekurangan
dari penelitian meta-analisis adalah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 56.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kemungkinan
terdapat data-data yang tidak diperlukan dari unit penelitian yang dipilih
semakin besar karena banyaknya unit penelitian yang diambil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">2)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tidak
seluruh hasil dari penelitian meta-analisis dipublikasikan, namun hanya
sebagian saja yang dianggap signifikan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">3)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Metode
bersifat meng-aggregat-kan serta merata-ratakan sesuatu. Jadi sesuatu yang
berbeda bisa jadi dipandang sama oleh metode ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">4)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Metode
ini tidak cocok diterapkan bila sampel datanya kecil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">5)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bisa
saja terjadi metodological error.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sedangkan
kelebihan yang dimiliki dari penelitian ini adalah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 56.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lebih
sedikit subjektivitas dan judgement dibanding 3 metode lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 56.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">2)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Karena
merupakan pendekatan kuantitatif, maka banyak mengambil sampel, sehingga hasil
bisa lebih representatif. Hasil akhirnya dinamakan “effect size”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 56.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">3)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Meta-analysis
memungkinkan mengkombinasikan berbagai macam hasil penelitian yang telah ada
sebelumnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 56.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">4)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Metode
ini fokus pada pengakumulasian impact dari hasil-hasil yang tidak signifikan
sehingga bisa menghasilkan suatu hasil yang signifikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 56.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">5)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Metode
ini juga dapat menjwab pertanyaan seputar kesenjangan hasil yang terjadi dari
studi yang bermacam-macam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l7 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">G.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kesimpulan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Meta-analisis adalah suatu
analisis yang dilakukan dengan merangkum data-data dari beberapa unit
penelitian yang kemudian di analisis untuk menghasilkan kesimpulan baru yang
lebih bisa digunakan atau bisa diperaya kebenarannya. Hingga saat ini belum ada
ketentuan pasti mengenai seberapa banyak unit penelitian yang dibutuhkan
sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini, namun satu hal yang pasti apabila
unit penelitian yang diambil itu berjumlah banyak, maka akan semakin bagus pula
penelitian tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Namun tingkat keberhasilan
dari penelitian meta-analisis tersebut tidak ditentukan oleh dari seberapa
banyaknya unit penelitian yang diambil, melainkan setiap metode yang harus
dilaksanakan juga berpengaruh pada keberhasilan penelitian tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l7 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">H.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="http://ariftp.blogspot.com/2013/04/serba-serbi-meta-analisis.html"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">http://ariftp.blogspot.com/2013/04/serba-serbi-meta-analisis.html</span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="http://prasgendis.blogspot.com/2013/04/meta-analisis.html"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">http://prasgendis.blogspot.com/2013/04/meta-analisis.html</span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="http://digilib.uinsby.ac.id/391/6/Bab%203.pdf"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">http://digilib.uinsby.ac.id/391/6/Bab%203.pdf</span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="http://opensource.telkomspeedy.com/repo/abba/v06/Kuliah/Seminar-MIS/2006/175/175-07-MetaAnalysis.pdf"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">http://opensource.telkomspeedy.com/repo/abba/v06/Kuliah/Seminar-MIS/2006/175/175-07-MetaAnalysis.pdf</span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/meta_analisis.pdf"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/meta_analisis.pdf</span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-68599108618518209282014-09-29T05:43:00.000-07:002014-09-29T05:43:02.007-07:00Tata Cara Penulisan Buku Pelajaran<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tentu kita tahu
bahwa keberadaan sumber belajar sangat berperan penting dalam proses belajar.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;"> Pada
hakekatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi seluruh manusia. Menurut Asosiasi Teknologi
Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa
data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas
(kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar itu meliputi pesan, orang,
bahan, peralatan, teknik dan lingkungan/latar.Ditinjau dari asal usulnya,
sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber belajar yang
dirancang (learning re sources by design) yaitu sumber belajar yang memang
sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Lalu yang kedua adalah sumber belajar
yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ( learning resources by
utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk
keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di seputar
kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar. Sebagai
orang Teknologi Pendidikan tentu harus bisa mengembangkan sumber belajar
tersebut agar bisa bermanfaat dan tepat guna sehingga dapat meningkatkan
kinerja. Dari ke-enam sumber belajar yang ada, pada artikel ini saya akan
membahas mengenai bahan, yakni berupa buku teks pelajaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Buku
teks pelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang berisi sekumpulan
informasi pengetahuan yang dapat dijadikan pedoman dalam proses belajar dan
pembelajaran. Secara definisi buku teks adalah sarana belajar yang digunakan di
sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program
pengajaran. (Buckingham, 1958 :1523). Sedangkan menurut AECT, 1977, sumber
belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik
secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar
mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan
pembelajaran.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Dengan kata
lain, buku teks pelajaran atau sering juga disebut buku wajib atau buku paket
yang sering digunakan oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Buku
ini memuat bahan pembelajaran yang
dipilih dan disusun secara teratur dari suatu mata pelajaran yang minimal harus
dikuasai oleh siswa maupun guru pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Buku
teks biasanya dibuat sebagai sumber informasi ilmiah yang digunakan baik oleh
masyarakat umumnya maupun oleh kalangan masyarakat ilmiah, yang dibuat oleh
ahli keilmuan tertentu. dosen atau
widyaiswara untuk mata kuliah, mata
diklat yang diajarkannya, bisa jadi
seorang guru , dosen dan widyaiswara
membuat buku pelajaran yang tidak
diajarkannya asal menguasai ilmunya.Buku teks pelajaran memiliki beberapa
ketentuan dalam penyusunannya, hal ini tentunya sangat diperlukan agar sebuah
buku dapat memberikan informasi yang utuh. Dalam pembuatannya dibutuhkan
teknik-teknik tertentu untuk dapat mencetak buku teks pelajaran secara benar.
Jika buku teks pelajaran dibuat tidak dengan prosedur yang ada (asal-asalan),
tentu hal ini akan berdampak buruk bagi para pembacanya. Saat ini, sudah banyak
buku teks pelajaran yang beredar dalam pasaran. Namun, tidak semua buku yang
beredar di pasaran ini mempunyai isi yang beragam dan juga menarik minat para
pembaca. Seperti yang kita tahu, tidak ada satupun hal di dunia ini yang
sempurna. Namun apabila para penulis ini dapat mengetahui ketentuan dan
teknik-teknik yang benar dalam penulisan buku cetak, bukan tidak mungkin suatu
saat nanti buku-buku yang beredar di Indonesia ini memiliki kualitas yang baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Setelah
saya membaca referensi dari beberapa artikel yang saya temui di internet,
disini saya akan mencoba untuk menjelaskan mengenai ketentuan dan teknik-teknik
yang diperlukan dalam penulisan buku pelajaran. Ada 3 prinsip yang harus di
pahami oleh setiap penulis buku cetak pelajaran, ketiga hal tersebut adalah :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Prinsip
Relevansi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Maksud dari
Relevansi ini adalah adanya sebuah keterkaitan antara materi yang ditulis
dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : Apabila
kemampuan yang kita harapkan adalah sebuah fakta, maka materi yang kita
sajikanpun harus berupa fakta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Prinsip
Konsistensi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Konsistensi
yang dimaksud adalah adanya sebuah keajegan antara kompetensi dasar yang harus
dimiliki dengan bahasan yang ada pada buku. Contoh : Apabila kompetensi dasar
yang harus dikuasai lima macam, maka bahasan yang ada pada buku tersebut juga
harus lima macam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Prinsip
Kecukupan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Maksud dari
kecukupan disini adalah setiap materi yang diajarkan harus mencukupi kebutuhan
pembaca untuk dapat menguasai kompetensi yang diajakan. Jadi setiap materi yang
diberikan tidak terlalu sedikit dan tidak juga terlalu banyak. Apabila terlalu
sedikit, pembaca kemungkinan tidak dapat menguasai kompetensi dasar yang ada.
Namun, apabila terlalu banyak itu dapat membuang-buang waktu dalam
mempelajarinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Selain
dari ketiga prinsip yang sudah disebutkan di atas tersebut, ada beberapa
ketentuan dan prasyarat yang harus dipenuhi agar tujuan dari pembuatan buku itu
tercapai. Ketentuan dan prasyarat tersebut meliputi :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l5 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Persyaratan
yang berkaitan dengan unsur-unsur isi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Memuat
sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Dengan tujuan dan
kemampuan yang akan dicapai oleh pembaca<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Sesuai dengan
ilmu pengetahuan yang bersangkutan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Sesuai dengan
jenjang dan sasararan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Isi dan bahan
mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak mengandung
muatan politis maupun hal yang berbau sara<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l5 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Persyaratan
yang berkaitan dengan unsur-unsur penyajian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Uraian teratur
sesuai dengan urutan setiap bab<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Dapat menarik
perhatian dan juga minat sasar pembaca<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Menantang dan
merangsang untuk dibaca dan dipelajari<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Mengacu pada
aspek koginitif, afektif dan psikomotor<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Penyajian menggunakan
bahasan ilmiah dan formal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l5 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Persyaratan
yang berkaitan dengan unsur-unsur Bahasa<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Penggunaan
kalimat disesuaikan kematangan dan perkembangan sasaran pembaca<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Menggunakan
istilah, kosa kata, indeks, symbol yang mempermudah pemahaman<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Menggunakan
kata kata terjemahan yang dibakukan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l5 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">D.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Persyaratan
yang berkaitan dengan unsur-unsur Ilustrasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Relevan degan
konsep, prinsip yang disajikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak
mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Merupakan
bagian terpadu dari bahan ajar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Jelas, baik
dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l5 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">E.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Persyaratan
yang berkaitan dengan unsur- unsur grafik<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Desain buku
secara keseluruhan harus menarik<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Kertas dan
ukuran buku yang harus digunakan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tipografi yang
dgunakan dalam setiap penulisan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tata letak
kulit da nisi buku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Dalam
melakukan penulisan buku teks, dibawah ini ada beberapa petunjuk praktis yang
dapat dijadikan pedoman penulisan antara lain :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Hal-hal yang
harus diperhatikan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Berilah jarak
3 spasi antara table atau gambar dengan
teks sebelum dan sesudahnya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Table atau
gambar diketik pada halaman yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan
menggunakan table atau gambar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tepi kanan
teks tidak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus
dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir,
tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tempatkan
nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman
pertama setiap bab dan halaman bagian awal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Semua nama
pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Nama awal atau
nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Hal hal yang
tidak boleh dilakukan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak boleh
ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halamamn tersebut
merupakan akhir bab<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak boleh
memotoing table atau gambar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak boleh
memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak boleh
memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak boleh
menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Rincian tidak
boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk
penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Tidak boleh
menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo10; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">8.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Daftar rujukan
tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan
hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="background: white; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Jadi, kesimpulan dari bahasan saya kali ini
adalah hingga saat ini </span><span lang="IN" style="background: white; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">buku masih menjadi </span><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">sumber belajar</span><span lang="IN" style="background: white; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"> yang </span><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">banyak </span><span lang="IN" style="background: white; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">digunakan </span><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">di dalam proses belajar
dan pembelajaran</span><span lang="IN" style="background: white; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">. Dalam proses pembuatannya, banyak aspek yang
perlu diperhatikan dalam penulisan buku teks pelajaran. </span><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Beberapa hal</span><span lang="IN" style="background: white; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"> yang penting dan harus
diperhatikan </span><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">adalah sistematika penulisan harus
sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku. Apabila setiap penulis dapat
memahami setiap kaidah tata aturan
penulisan yang benar, bukan tidak mungkin kualitas buku di Indonesia dapat
menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-60812003355043621232014-09-15T07:46:00.000-07:002014-09-15T07:46:13.022-07:00Sebuah Awalan<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 107%;">Apa itu PBAC ?<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 107%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">PBAC adalah
singkatan dari Pengembangan Bahan Ajar Cetak. Bagi saya arti dari PBAC itu
sendiri adalah sebuah mata kuliah yang mendalami ilmu mengenai pengumpulan
berbagai informasi, lalu disusun menjadi satu secara sistematis dan terstruktur
yang dimuat dalam sekumpulan kertas yang di jilid menjadi satu sehingga dapat berfungsi
untuk keperluan belajar dan pembelajaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 107%;">Apa harapan setelah mengikuti PBAC ?<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 107%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Karena bahan
ajar cetak itu adalah bahan ajar yang paling umum yang ada di dunia pendidikan,
saya berharap agar saya dapat memahami lebih dalam lagi mengenai apa saja yang
harus, dan tidak harus dilakukan dalam membuat bahan ajar cetak. Selain itu
juga agar saya bisa berlatih sedikit demi sedikit untuk membuat bahan ajar
cetak, karena seperti kata pepatah “Practice makes Perfect”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 107%;">Apa istilah-istilah yang ada di PBAC
?<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 107%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kurikulum, analisis
kebutuhan peserta didik, belajaar, pembelajaran, pembelajaran, pengembangan, penelitian,
peserta didik, modul, bahan ajar, naskah, judul, materi , ejaan, cara penulisan,
keterbacaaan,</span><span style="color: #333333; font-size: 7.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">desain, rangkuman, menilai, </span><span style="color: #333333; font-size: 7.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">evaluasi, kisi-kisi,
hand out, buku, skripsi, poster, komik, e-book</span><span style="color: #333333; font-size: 10.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, industri buku</span><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-size: 12pt;">.<br />
</span><span style="font-size: 12.0pt;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 107%;">Sebuah uraian kata<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 107%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam
menjalankan suatu system kependidikan, sudah selayaknya ada sebuah “kitab” yang
berisi aturan yang jelas mengenai system kependidikan yang dapat digunakan
sebagailandasan dalammenajalankan system tersebut. Dalam hal ini, yang dimaksud
dengan “kitab” tersebut adalah kurikulum. Kurikulum merupakan sebuah perangkat
yang digunakan oleh setiap unsur dalam dunia pendidikan yang berfungsi sebagai
pedoman dalam menyelenggarakan kebiatan belajar, yang telah dirancang
sedemikian mungkin dan disesuaikan dengan kebutuhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-24447764114099191002014-04-08T22:45:00.001-07:002014-04-08T22:45:51.238-07:00Efektifitas Group Diskusi di Facebook<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;">BAB I<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">A.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Latar Belakang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Teknologi adalah hal yang sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring dengan pertumbuhan zaman, teknologi juga semakin maju hingga dapat menunjang kehidupan manusia. Dalam usaha pemenuhan kebutuhan akan komunikasi, manusia dapat menggunakan media teknologi seperti smartphone, internet, atau social media. Banyak sekalia contoh media yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan komunikasi salah satunya adalah Facebook. Facebook adalah sebuah media social yang dapat memungkinkan individu atau sekelompok manusia berkumpul pada satu laman dan berkomunikasi. Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna facebook, hal ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi dunia pendidikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan yang dimiliki oleh jurusan Teknologi Pendidikan UNJ merupakan salah satu contoh pengguna Facebook sebagai media belajar dan juga diskusi online. Dengan adanya penggunaan sebuah laman di Facebook ini, mahasiswa dapat berdiskusi satu sama lain ataupun dengan dosen untuk membahas segala hal tentang Difusi Inovasi Pendidikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">B.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Pertanyaan Survey<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">1. Berapa jumlah keaktifan mahasiswa terhadap grup diskusi online DIP di facebook?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">2. Berapa jumlah dan tabulasi yang menjawab sesuai dengan pertanyaan YES, NO, YES dan NO?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">3. Berapa jumlah dan tabulasi mahasiswa yang menjawab dengan alasan yang sama?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">C.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Tujuan Survey<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Survey ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar partisipasi dan antusiasme para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah DIP ini dalam pembelajaran dengan menggunakan media Facebook. Dengan adanya survey ini dapat ditentukan juga apakah penggunaan media Facebook dalam proses pembelajaran merupakan inovasi atau bukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">D.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Manfaat Survey<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Survey ini dapat membantu kita untuk menganalisis baik atau tidaknya proses pembelajaran dengan menggunakan media facebook. Kita juga dapat mengetahui hal-hal yang menjadi “ Do’s and Dont’s “ dalam penggunaan media Facebook pada proses pembelajaran. Sehingga dengan ini kita dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik, efektif dan efisien dari sebelumnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">E.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Responden Survey<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Responden yang di analisis adalah mahasiswa Reguler Semester 4 angkatan 2012 Jurusan Teknologi Pendidkan Universitas Negeri Jakarta yang mengikuti mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan, yang berjumlah 41 0rang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">F.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Teknik Survey<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Teknik yang digunakan dalam survey ini adalah dengan menghitung jumlah mahasiswa yang merespon diskusi, menghitung mahasiswa yang menjawab YES, NO, YES & NO, dan menghitung alasan mahasiswa yang sama dari jawaban mahasisa YES, NO, YES & NO<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;">BAB II<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;">HASIL SURVEY<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; margin-left: 21pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt;">Tabel responden hasil analisa keaktifan mahasiswa dalam forum diskusi DIP tentang “YES”, “NO”, dan “YES dan NO”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; margin-left: 21pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTable15Grid4Accent5" style="border-collapse: collapse; border: none;"><tbody>
<tr><td style="background-color: #4472c4; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-left-color: rgb(68, 114, 196); border-left-width: 1pt; border-style: solid none none solid; border-top-color: rgb(68, 114, 196); border-top-width: 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 233.75pt;" valign="top" width="312"><div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt;">Keterangan<o:p></o:p></span></b></div>
</td><td style="background-color: #4472c4; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-right-color: rgb(68, 114, 196); border-right-width: 1pt; border-style: solid solid none none; border-top-color: rgb(68, 114, 196); border-top-width: 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 233.75pt;" valign="top" width="312"><div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt;">Jumlah<o:p></o:p></span></b></div>
</td></tr>
<tr><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 233.75pt;" valign="top" width="312"><div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Menjawab<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 233.75pt;" valign="top" width="312"><div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">32<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr><td style="border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 233.75pt;" valign="top" width="312"><div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Tidak Menjawab<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 233.75pt;" valign="top" width="312"><div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">9<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 233.75pt;" valign="top" width="312"><div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Total<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 233.75pt;" valign="top" width="312"><div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">41<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; margin-left: 3pt; text-align: justify;">
<img align="left" height="337" hspace="12" src="file:///C:/Users/Andira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.png" v:shapes="Chart_x0020_4" width="237" /><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18px; margin-left: 3pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;"><img height="334" src="file:///C:/Users/Andira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.png" v:shapes="Chart_x0020_5" width="353" /></span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21pt; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Berikut adalah klasifikasi keaktifan mahasiswa berdasarkan setiap jawabannya ataupun mahasiswa yang abstain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21pt;">
<br /></div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTable15Grid4Accent5" style="border-collapse: collapse; border: none;"><tbody>
<tr style="height: 15.6pt;"><td style="background-color: #4472c4; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; height: 15.6pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0in;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Jawaban<o:p></o:p></span></b></div>
</td><td style="background-color: #4472c4; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; height: 15.6pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0in;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Jumlah<o:p></o:p></span></b></div>
</td></tr>
<tr style="height: 15.1pt;"><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; height: 15.1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">YES<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; height: 15.1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">4<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr style="height: 15.6pt;"><td style="height: 15.6pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">NO<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="height: 15.6pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">8<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr style="height: 15.6pt;"><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; height: 15.6pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">YES dan NO<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; height: 15.6pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">20<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr style="height: 15.6pt;"><td style="height: 15.6pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">ABSTAIN<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="height: 15.6pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">9<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr style="height: 4pt;"><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; height: 4pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">TOTAL<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; height: 4pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.3pt;" valign="top" width="295"><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">41<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;"><img height="314" src="file:///C:/Users/Andira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png" v:shapes="Chart_x0020_7" width="305" /></span><img align="left" height="316" hspace="12" src="file:///C:/Users/Andira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png" v:shapes="Chart_x0020_6" width="289" /><span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21pt; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Klasifikasi jawaban mahasiswa berdasarkan alas an yang sama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21pt; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;"><br /></span></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTable15Grid4Accent5" style="border-collapse: collapse; border: none;"><tbody>
<tr><td style="background-color: #4472c4; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-left-color: rgb(68, 114, 196); border-left-width: 1pt; border-style: solid none none solid; border-top-color: rgb(68, 114, 196); border-top-width: 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 77.75pt;" valign="top" width="104"><div class="MsoNormal">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Jawaban<o:p></o:p></span></b></div>
</td><td style="background-color: #4472c4; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-style: solid none none; border-top-color: rgb(68, 114, 196); border-top-width: 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 231.95pt;" valign="top" width="309"><div class="MsoNormal">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Alasan<o:p></o:p></span></b></div>
</td><td style="background-color: #4472c4; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-right-color: rgb(68, 114, 196); border-right-width: 1pt; border-style: solid solid none none; border-top-color: rgb(68, 114, 196); border-top-width: 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.15in;" valign="top" width="206"><div class="MsoNormal">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Jumlah<o:p></o:p></span></b></div>
</td></tr>
<tr><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 77.75pt;" valign="top" width="104"><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">YES<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 231.95pt;" valign="top" width="309"><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Merupakan bagian dari inovasi karena mereka baru pertama kali belajar menggunakan metode seperti ini. Diskusi di group ini berkelanjutan karena selalu ada diskusi yang bersifat continue<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 2.15in;" valign="top" width="206"><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">4 Mahasiswa<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr><td style="border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 77.75pt;" valign="top" width="104"><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">NO<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 231.95pt;" valign="top" width="309"><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Berkebalikan dengan alas an YES, bukan inovasi karena metode seperti ini sama seperti metode e-learning lainnya. Tidak berkelanjutan karena hanya ada pada mata kuliah ini<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 2.15in;" valign="top" width="206"><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">8 Mahasiswa<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 77.75pt;" valign="top" width="104"><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">YES & NO<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 231.95pt;" valign="top" width="309"><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Bisa dibilang inovasi namun tidak berkelanjutan dan akan selesai setelah mata kuliah ini.<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: #d9e2f3; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; padding: 0in 5.4pt; width: 2.15in;" valign="top" width="206"><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">20 Mahasiswa<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;"><img height="334" src="file:///C:/Users/Andira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.png" v:shapes="Chart_x0020_9" width="334" /></span><img align="left" height="337" hspace="12" src="file:///C:/Users/Andira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.png" v:shapes="Chart_x0020_8" width="270" /><span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;"><br clear="all" /><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;">BAB III<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Berdasarkan hasil analisis dan tabulasi di atas, dapat dilihat bahwa ada 41 orang mahasiswa yang mengikuti mata kuliah DIP dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran melalui media Facebook ini. Namun apabila kita lihat presentase keaktifannya, hanya 75% dari semua mahasiswa yang aktif berpartisipasi. Dapat di simpulkan bahwa ada beberapa factor yang membuat mereka urung untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran ini. Untuk diskusi mengenai penentuan apakah proses pembelajaran melalui media facebook merupakan inovasi atau bukan terdapat beragam jawaban, namun sebagian besar menjawab itu bisa dikategorikan inovasi dengan suatu sebab, dan juga bisa tidak karena suatu sebab. Namun secara garis besar pembelajaran dengan media Facebook sudah dapat menarik atensi dari para mahasiswa dan juga membuat pembelajaran lebih atraktif dan efisien karena hal ini tidak hanya bisa dilakukan di kelas saja tapi bisa di manapun juga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;">BAB IV<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 22px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 17px;">Ada mahasiswa yang aktif, namun ada juga yang tidak. Tapi keaktifan mahasiwa yang mengikuti mata kuliah ini terjawab dengan beragamnya jawaban mereka di suatu laman diskusi di group Facebook. Bagi sebagian mahasiswa proses pembelajaran seperti ini termasuk inovasi, tapi bagi sebagian lagi bukan. Mereka menjawab itu lebih berdasar atas pengalaman mereka di SMA ataupun di SMP.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-41021279983487852072012-11-27T08:12:00.001-08:002012-11-27T09:30:34.797-08:00BELAJAR ONLINE<br />
<div class="MsoNormal">
PENDAHULUAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1.1 Latar Belakang
Masalah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Adapun latar belakang penulis dalam mengerjakan makalah ini
adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang belajar online khususnya untuk mata
kuliah Pengantar Teknologi Komunikasi dan Informasi. Selain itu makalah ini
dibuat sebagai wadah untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai belajar online
secara menyeluruh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pembelajaran elektronik atau e-Learning telah dimulai pada
tahun 1970-an (Waller and Wilson, 2001). Berbagai istilah digunakan untuk
mengemukakan pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain
adalah: on-line learning, internet-enabled learning, virtual learning, atau
web-based learning. Dalam kaitan ini, yang diperlukan adalah kejelasan tentang
kegiatan belajar yang bagaimanakah yang dapat dikatakan sebagai e-Learning?
Apakah seseorang yang menggunakan komputer dalam kegiatan belajarnya dan
melakukan akses berbagai informasi (materi pembelajaran) dari Internet, dapat
dikatakan telah melakukan e-Learning?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dari beberapa penyebab kemajuan ilmu pengetahuan teknologi,
informasi dan teknologi tersebut dapat diambil suatu pertanyaan, “Upaya apa
yang dilakukan oleh para pakar pendidikan untuk memajukan bidang pendidikan
tersebut ?” Realitas ini sangat penting untuk dibahas dalam makalah ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Untuk itu pembahasan makalah ini diangkat untuk mengungkap
masalah-masalah tersebut. Berdasarkan fakta yang ada, dan karya-karya ilmiah
yang telah ditulis oleh para pakar pendidikan, telah ditemukan upaya untuk
memajukan dunia pendidikan, dengan menciptakan/memperkenalkan sistem
pembelajaran yang efektif dan efisien bagi guru dan peserta didik.yang berupa
pembelajaran jarak jauh dengan mempergunakan media elektronika yang dikenal
dengan istilah Belajar Online/E-Learning.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Selanjutnya, berangkat dari latar belakang masalah tersebut
di atas, maka penulisan makalah ini kami beri judul “Belajar Online”.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
-
Lebih menghemat biaya dan waktu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
-
Standar materi terjamin dengan baik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
-
Memperkuat pembelajaran tradisional dalam kelas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
-
Kuota peserta tidak terbatas. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1.2 Maksud dan
Tujuan Penulisan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tujuan penulisan makalah ini adalah :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Melatih
mahasiswa mengembangkan bahan ajar melalui karya tulis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b. Mendidik
mahasiswa untuk mengetahui lebih banyak tentang materi yang<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dijelaskan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
c. Agar mahasiswa
mampu menjelaskan materi belajar online secara menyeluruh dengan cermat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1.3 Rumusan Masalah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Apa
pengertian/definisi belajar online ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Apa manfaat
belajar online ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Bagaimana
sejarah dan perkembangan belajar online ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Apa
keuntungan dan keterbatasan belajar online ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Apa saja
elemen belajar online ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Apa saja aspek
penting dalam belajar online ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
ISI<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2.1 Definisi Belajar Online<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pembelajaran online (juga dikenal dengan pembelajaran
elektronik, atau e-Learning) merupakan hasil dari suatu pembelajaran yang
disampaikan secara elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis
komputer. Bahannya biasa sering diakses melalui sebuah jaringan. Sumbernya bisa
berasal dari website, internet, intranet, CD-ROM, dan DVD. Selain memberikan
instruksi, e-learning juga dapat memonitor kinerja peserta didik dan melaporkan
kemajuan peserta didik. E-learning tidak hanya mengakses informasi (misalnya,
halaman web), tetapi juga membimbing
peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang spesifik (misalnya, tujuan).
SimakBaca secara fonetik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Potensi untuk aplikasi pendidikan pembelajaran online telah
berkembang. Siswa tidak hanya dapat mengakses pengetahuan dari buku pelajaran,
tetapi juga dapat mengakses materi pelajaran dari luar sekolah . Guru dan siswa
dapat memperoleh informasi yang banyak, tidak terbatas, dan dapat di akses dari
beberapa perpustakaan di seluruh dunia!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Siswa dan guru dapat meningkatkan pembelajaran di kelas
dengan mengakses informasi dari berbagai sumber (database, perpustakaan,
kelompok minat khusus), berkomunikasi melalui komputer dengan siswa lain atau
dengan para ahli di bidang studi tertentu, dan saling bertukar informasi.
Kegiatan seperti yang dilakukan oleh geografis nasional memungkinkan siswa dan
guru bersama-sama untuk menuai keuntungan dari menghubungkan jaringan nasional
siswa, guru, dan ilmuwan untuk menyelidiki berbagai topik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Guru dan para siswanya dapat mengakses dokumen elektronik
untuk memperkaya pengetahuannya. Siswa dapat berpartisipasi aktif karena
pembelajaran online menyediakan sebuah lingkungan belajar yang interaktif.
Siswa dapat menghubungkan informasi eletronik ke dokumen dan proyek mereka,
membuat dokumen elektroniknya “hidup” dengan tombol hypertext.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Karena komputer memiliki kemampuan untuk memberikan
informasi dengan berbagai media (termasuk cetakan, video, dan rekaman suara dan
musik) komputer menjadi sebuah perpustakaan yang tidak terbatas. Betapapun
siswa mampu untuk segera berkomunikasi dengan teks, gambar, suara, data, dan
video dua arah. Interaksi yang dihasilkan dapat mengubah peran siswa dan guru.
Guru dapat dipisahkan secara geografiis dari siswanya, dan siswa dapat belajar
dari siswa lain di kelas seluruh dunia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2.2 Sejarah dan Perkembangan Belajar Online<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan
oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem
instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer
bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah
sebagai berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(1) Tahun
1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan
aplikasi e-learning yang berjalan
dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk
tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(2) Tahun
1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994, CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara
massal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(3) Tahun
1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi
internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan
informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan
mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat
membuat pemikiran baru untuk
mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya
secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan
oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(4) Tahun
1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning
berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun
administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan
multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan
format data yang lebih standar dan berukuran kecil.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2.3 Manfaat Belajar Online<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
- Dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2.4 Keuntungan dan Keterbatasan Belajar Online<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2.4.1 Keuntungan Belajar Online<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Media
yang bervariasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Internet adalah sarana serbaguna yang memberikan informasi
kepada pelajar di seluruh dunia. Situs-situs internet berisi media yang
bervariasi, termasuk teks, audio, grafik, animasi, video, dan software yang
dapat didownload.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2.
Informasi yang up-to-date<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sampai saat ini, para pendidik terbatas pada sumber-sumber
yang ada di kelas atau gedung sekolahnya. Sekarang, dengan kemampuan untuk
menghubungkan ke sumber-sumber di komunitas dan di seluruh dunia, membuka
pandangan baru tentang pengajaran dan pembelajaran. Siswa dapat mengakses
perpustakaan dan database dengan baik di luar batasan local, ini memperluas
cakrawala yang lebih kecil dan sekolah pedesaan serta partisipasi individu
dalam home schooling.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3.
Navigasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Keuntungan utama dari internet adalah mampu untuk bergerak
dengan mudah dalam dan antar dokumen. Dengan menekan tombol atau mengklik dari
mouse, pengguna dapat mencari berbagai macam dokumen di berbagai lokasi tanpa
bergerak dari komputernya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4.
Bertukar ide<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Siswa dapat terlibat dalam “percakapan” dengan para ahli di
bidang studi tertentu. Selanjutnya, mereka dapat berpartisipasi dalam aktivitas
yang memungkinkan untuk bertukar ide dengan siswa lain, bahkan mereka yang
tinggal di negara-negara lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Komunikasi
yang nyaman<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
E-mail memungkinkan orang-orang diberbagai lokasi untuk
berbagi ide, sama seperti yang mereka lakukan di telepon sekarang, tanpa
memainkan “tag telepon” begitu umumnya di kalangan orang sibuk. Pengguna dapat
“bercakap” satu sama lain di waktu yang berbeda dan meresponnya sesuai
kenyamanan mereka masing-masing. Rekaman yang ditukar dapat disimpan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Biaya
rendah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Biaya hardware, software, waktu telepon, dan servis
telekomunikasi adalah nominal dan menurun.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2.4.2 Keterbatasan Belajar Online<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1.
Umur-materi yang tidak pantas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Salah satu hal yang menjadi keprihatinan beberapa topik pada
jaringan komputer, utamanya di internet, adalah tidak cocoknya materi tersebut
untuk siswa sekolah dasar. Iklan tembakau dan alkohol di internet dapat
ditampilkan bersama permainan dan musik yang bisa dinikmati anak-anak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Hak
cipta<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Karena informasi begitu mudah untuk diakses, hal itu juga
sangat sederhana untuk seorang individu untuk secepatnya mendownload sebuah
berkas dan dengan beberapa perubahan, ia dapat mengerjakan tugasnya tanpa
bersusah-susah payah lagi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3.
Pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Diperkirakan setiap harinya ribuan situs baru ditambahkan ke
internet. Pertumbuhan ini membuat penemuan informasi menjadi sangat sulit.
Untuk membantu dalam pencarian informasi, beberapa perusahaan komersial dan
universitas menyediakan mesin pencari dengan mengikuti link Web dan menampilkan
hasil yang sesuai dengan pertanyaan Anda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Pendukung<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dukungan teknis yang baik harus tersedia. Tanpa dukungan dan
manajemen yang bijaksana tersebut, sebuah jaringan komputer mungkin akan cepat
mati. Untuk itu Teknis supervisor diperlukan untuk mengatur dan memelihara
jaringan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Akses<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Baik dengan cara sistem tertanam atau nirkabel atau modem,
semua pengguna harus memiliki sebuah cara untuk menghubungkan ke jaringan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2.5 Elemen
Belajar Online<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Definisi e-learning memiliki beberapa elemen tentang apa,
bagaimana, dan mengapa dari e-learning (Clark & Mayer, 2008, p. 10):<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Apa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
E-learning
memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu
teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Bagaimana<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
E-learning didistribusikan melalui komputer dalam bentuk
kalimat dan gambar. Pendistribusiannya dapat dalam bentuk asynchronous yang
didesain untuk belajar secara individu dan dalam synchronous yang didesain
dengan bimbingan dari instruktur secara langsung.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Mengapa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
E-learning ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan
belajarnya atau melakukan pekerjaannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2.6 Aspek
Penting dalam Belajar Online<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Menciptakan Solusi Belajar Formal dan
Informal<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Salah satu kesalahan berpikir tentang belajar online adalah
belajar online hanya menciptakan sistem belajar secara formal, seperti dalam
bentuk kursus. Namun faktanya adalah saat ini 80% pembelajaran didapat secara
informal. Banyak orang saat beraktivitas sehari-hari dan menghadapi suatu
masalah membutuhkan solusi secepatnya. Dalam hal ini, belajar online haruslah
memiliki karakteristik berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Just in Time<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya untuk
menyelesaikan tugasnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b. On Demand<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tersedia setiap saat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
c. Bite Sized<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tersedia dalam ukuran yang kecil agar dapat digunakan secara cepat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Menyediakan Akses ke Berbagai Macam
Sumber Pembelajaran, baik itu Konten ataupun Manusia<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kesalahan lainnya dalam berpikir tentang belajar online
bahwa belajar online hanya membuat konten saja. Sebenarnya belajar online
sebuah aktivitas sosial. Belajar online menyediakan pengalaman belajar yang
kuat melalui komunitas online. Karena manusia adalah makhluk sosial, jadi ada
banyak kesempatan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi ilmu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Mendukung
Sekelompok Orang atau Grup untuk Belajar Bersama<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Belajar Online bukan aktivitas individu saja, tetapi juga
mendukung sekelompok orang atau grup
untuk belajar bersama, baik untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi ilmu,
dan membentuk sebuah komunitas online yang dapat dilakukan secara langsung
(synchronous) atau tidak langsung (asynchronous).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4.
E-learning Membawa Pembelajaran kepada Pelajar bukan Pelajar ke
Pembelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bentuk pembelajaran tradisional bahwa pelajar harus pergi
keluar untuk mencari pembelajaran mereka sendiri. Sedangkan Model e-learning
disebut juga Pull Model of Learning (Knight, 2005, p. 11).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
PENUTUP<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3.1 Kesimpulan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dari pembahasan tentang belajar online dapat kami simpulkan
sebagai berikut :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Definisi belajar online adalah suatu jenis belajar
mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan
menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain, atau
proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk
interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Manfaat belajar online adalah mempersingkat waktu
pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. Belajar online mempermudah
interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan
dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling
berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang, lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah melakukan
pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan
tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir, mengembangkan diri atau melakukan
penelitian guna meningkatkan wawasannya, mengontrol kegiatan belajar peserta
didik dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Sejarah dan perkembangan belajar online pertama kali
diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan
sistem instruksi berbasis komputer (Computer-Assisted Instruction) dan komputer
bernama PLATO.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Keuntungan menggunakan belajar online diantaranya
fleksibel, menghemat waktu proses belajar mengajar, mengurangi biaya
perjalanan, biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
buku-buku), menjangkau wilayah geografis yang lebih luas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Elemen belajar online yaitu apa, bagaimana dan mengapa.
Dari aspek, Apa : memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode
instruksional, yaitu teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar.
Bagaimana : didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar.
Mengapa : ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau
melakukan pekerjaannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Aspek Penting dalam belajar online yaitu menciptakan
solusi belajar formal dan informal, menyediakan akses ke berbagai macam sumber
pembelajaran baik itu konten ataupun manusia, mendukung sekelompok orang atau
grup untuk belajar bersama, membawa pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar
ke pembelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
7. Pro dan kontra terhadap belajar online, bagi yang kontra
mengatakan bahwa “Di samping daerah jangkauan kegiatan belajar online yang
terbatas (sesuai dengan ketersediaan infrastruktur), frekuensi kontak secara
langsung antar sesama siswa maupun antara siswa dengan narasumber sangat minim,
demikian juga dengan peluang siswa yang terbatas untuk bersosialisasi. Bagi
yang pro mengatakan bahwa belajar online dapat menjadi partner atau saling
melengkapi dengan pembelajaran konvensional di kelas. Belajar online bahkan
menjadi komplemen besar terhadap model pembelajaran di kelas atau sebagai alat
yang ampuh untuk program pengayaan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3.1 Saran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Hendaknya bagi pengelola dan orang-orang yang terjun dalam
dunia pendidikan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam bentuk pembelajaran elektronik (E-Learning) sebagai salah satu cara yang
efektif dalam menanggulangi kelemahan persoalan pembelajaran yang masih
bersifat konvensional. Sehingga diharapkan ada peningkatan mutu, keterampilan
berpikir, berinteraksi serta keterampilan-keterampilan ideal lainnya dari para
peserta didik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah PTKI Kelompok 6<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Cecep Kustandi, M.Pd.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-83567459964178307542012-11-27T08:10:00.000-08:002012-11-27T09:31:06.125-08:00VIRTUAL LEARNING<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pendahuluan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
I.1 Latar
Belakang<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Banyak orang diseluruh Dunia mengakui pendidikan jarak jauh
(Distance Learning) dapat digunakan sebagai salah satu cara yang efektif untuk
mengatasi permasalahan yang sulit diatasi dengan cara konvensional.
Permasalahan yang muncul misalnya banyak
anak usia sekolah tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena
tinggal di tempat yang jauh dari sekolah, banyak anak maupun orang dewasa yang
ingin <br />
<a name='more'></a>memperoleh pendidikan tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan
konvensional karena harus mencari nafkah atau pun ketika kecil tidak
mendapatkan pendidikan yang baik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Virtual Learning adalah salah satu system pendidikan jarak
jauh yang bertujuan untuk mengevisiensikan dan mengefektifikan metode
pembelajaran dengan menggunakan internet. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi
masalah dalam proses pembelajaran dalam konsep Virtual Lerning ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam system pembelajaran melalui internet isi pembelajaran
disampaikan secara online. Dalam system pembelajaran ini siswa berdiskusi,
belajar, bertanya dan mengerjakan soal soal latihan secara online. Semua proses
pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas
tertentu, tetapi mereka berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan
pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
I.2 Tujuan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Memberikan
Informasi yang berkaitan dengan Virtual Learning<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mengerjakan
tugas makalah dan presentasi kelompok mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi
dan Komunikasi yang diempu oleh Bapak Cecep Kustandi, M.Pd.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
I.3 Rumusan Masalah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Apa itu Pendidikan Jarak Jauh?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Apa saja jenis tutorial dan kelemahannya?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Bagaimana menciptakan Virtual Classrom?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Apa saja kelemahan Vitual Classrom?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Sebutkan salah satu contoh virtual classroom?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- Apa saja keutungan kelas virtual untuk pengajar dan
peserta didik?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pembahasan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A. Definisi Pendidikan Jarak Jauh (Distance Learning)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Banyak
definisi yang digunakan untuk distance learning ini. JW. Keegan melakukan
penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan definisi distance learning yang
digunakan di berbagai Negara di dunia. Menurut dia ada 6 unsur dasar pengertian
(six defining elements) yaitu:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Terpisahnya
guru dan siswa. Karakteristik inilah yang membedakan distance learning dari
pendidikan konvensional.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Adanya
lembaga yang mengelola distance learning. Hal ini yang membedakan orang yang
mengikuti distance learning dari orang yang belajar sendiri<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Digunakan
media sebagai sarana intuk menyajikan isi pelajaran. Misalnya melalui media
elektronik, media massa dan media cetak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
·
Diselenggarakanya system komunikasi dua arah antara guru dan siswa, atau
antara lembaga dan siswa sehingga siswa mendapatkan manfaat dari pembelajaran
tersebut. Dalam proses ini siswa lebih berinisiatif untuk melalukan komunikasi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Pada
dasarnya pendidikan ini bersifat individual karena tidak tergantung dengan
organisasi penyelenggaranya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
B. Jarak transaksi
dan cara menjembataninya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut Dewey dalam Moore(1903) menjelaskan bahwa transaksi pendidikan
merupakan interaksi antara individu, lingkungan , dan perilaku yang terjadi
dalam situasi tertentu. Transaksi pendidikan terjadi antara siswa dan guru
dalam distance learning bersifat khusus karena keterpisahannya satu sama lain.
Jarak transaksi ini dapat mengakibatkan perbedaan persepsi antara siswa dengan
guru. Oleh karena itu perlu dijembatani supaya perbedaan persepsi itu dapat
berkurang atau hilang. Menurut Moore (1903) jarak transaksi itu dapat di
jembatani melalui komunikasi dan percakapan (dialoge). Artinya makin mudah dan
semakin sering guru dan siswa berinteraksi semakin kecil kemungkinan terjadinya
kesalah pahaman dalam menafsirkan isi pelajaran. Jadi dalam distance learning
sangat lah penting interaksi guru dan muridnya agar proses belajar dapat
terjadi dengan baik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Moore (1983) mengatakan semakin baik media yang digunakan
semakin baik proses pembelajaran akan berlangsung. Media yang digunakan juga sangat
mempengaruhi ada tidaknya komunikasi, dialog, atau interaksi antara guru dan
siswa. Kalau yang digunakan adalah tv, radio, atau buku kesempatan siswa untuk
berinteraksi, berdialog dan berkomunikasi dengan guru sangat kecil. Audio
conference, video conference, atau internet membuka lebih besar peluang
terjadinya inteaksi antara guru dan murid sehingga kecil kemungkinan terjadinya
perbedaan penafsiran isi pelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
C. Beberapa jenis tutorial dan kelemahannya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tutorial dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
tutorial tatap muka, tutorial surat menyurat, tutorial melalui telepon,
tutorial audio dan video conference.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a.
Tutorial tatap muka<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Siswa dan guru bertemu muka secara berkala untuk memberikan
kesempatan kepada siswa menanyakan kesulitaan yang dihadapi siswa. Tutorial
seperti ini sangat bagus mengurangi jarak transaksi antaraguru dan siswa.
Denganb demikian kesalahahaman penafsiran isi pelajaran dapat diperkecil<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kekurangan yang ada dalam tutorial ini:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tutorial tidak dapat dilakukan terlalu sering. Makin sering
biayanya semakin mahal. Niassanya tutorial ini diadakan seminggu sekali,
sebulan sekali atau bahkan hanya 2 atau 3 kali dalam satu semester. Hal ini
menyebabkan siswa harus menunggu lama
untuk mengutarakan kesulitannya kepada guru. Tutorial ini biasanya bukan
merupakan keharusan. Akibatnya banyak siswa yang memilih tidak hadir<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b. Tutorial melalui telepon atau surat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
tutorial jenis ini tidak banyak dimanfaatkan siswa, padahal
biayanya relative murah dan mudah melakukannya. Kendalanya mungkin tidak semua
siswa mempunyai telepon ataupun sungkan menanyakan pelajaran kepada guru melalui telepon atau surat. Disamping itu tutorial
melalui surat jawabannya seringkali datangnya terlambat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
c. Tutorial melalui
konfrensi audio atau video<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tutorial ini jarang digunakan karena biayanya relative lebih
mahal karena kebutuhan waktu, jaringan internet, dan tenaga pengajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
D. Sistem pembelajaran melalui internet<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam
system pembelajaran melalui internet isi pembelajaran disampaikan secara
online. Dalam system pembelajaran ini siswa berdiskusi, belajar, bertanya dan
mengerjakan soal soal latihan secara online. Semua proses pembelajaran dapat
dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka
berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi
di kelas biasa. System pembelajaran ini sering kali disebut e-learning, virtual
learning, virtual classroom, atau virtual campus (Potter,1997).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Potensi utama virtual learning sendiri adalah dapat
memberikan peluang siswa untuk berinteraksi secara synchoronous dengan guru,
teman maupun bahan belajarnya. Selain guru dapat mengontrol aktivitas belajar
siswa melalui internet, dan juga virtual learning dapat menyajikan bahan ajar
lebih menarik dari pada proses yang terjadinya di kelas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
E. Menciptakan kelas VIRTUAL(virtual classroom)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pembelajaran
multidimensi yang akan membawa proses pembelajaran kearah yang lebih
kontekstual dan nyata. Sejauh ini dunia baru ini belum banyak disentuh dan
dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk membantu pembelajaran di ruang-ruang
kelas mereka.Padahal kelas/dunia virtual ini didesain sedemikian rupa sehingga
menyerupai dunia aslinya. Belajar di kelas virtual semacam ini memungkinkan
kita (guru dan siswa) mendapatkan banyak manfaat dan akan mendapati
kejutan-kejutan baru dalam belajar.Kejutan baru itu dapat kita rasakan
mengingat sesuatu yang kita pelajari/belajarkan kadang hanyalah berupah
gambaran abstrak tentang suatu fenomena,peristiwa atau hanya sebatas
rumus-rumus belaka.Di kelas virtual inilah gambaran abstrak itu kian menjadi
nyata dan memesona. Di kelas virtual ini Guru dan siswa dapat menggunakan
simulasi dan visualisasi untuk memahami suatu konsep. Dimana dunia virtual
memudahkan guru maupun siswa menyimulasikan berbagai materi pelajaran yang
mungkin sulit dilakukan di dunia fisik. Misalnya mengenai perjalanan ke bulan,
gempa bumi, tsunami, pembedahan jantung, peradaban Mesir, dll. Melalui dunia
virtual, siswa juga bisa memvisualisasikan materi belajar seperti rangkaian
DNA, tata surya, dansejenisnya. Dikelas ini juga Guru dan siswa bisa bertemu
dan berdialog dengan berbagai ahli dari belahan bumi manapun. Kesempatan ini
memungkinkan baik guru maupun siswa belajar dari sumber yang berkualitas. Kelas
ini juga memudahkan Guru dan siswa melakukan darwa wisata (fieldtrip) dan
belajar dari tempat-tempat yg dikunjungi tanpa biaya Tidak bisa kita pungkiri
bahwa belajar langsung di tempat yang berhubungan dengan topik yang sedang
diajarkan akan lebih berkesan bagi siswa. Tetapi sering kali biaya menjadi
kendala dalam melakukan kegiatan ini di dunia fisik. Di dunia virtual, banyak
sekali tempat baik itu tempat bersejarah seperti candi borobudur, tembok besar
Cina, rekator nukir, NASA dan objek lain yang tersedia dan bisa dikunjungi
kapan saja tanpa biaya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pembelajaran
virtual ini juga memudahkan Guru dan siswa melakukan kolaborasi antar sekolah
dengan lebih mudah dan hampir tanpa biaya. Kolaborasi ini bisa dilakukan dengan
jalan bertukar informasi dan pengetahuan maupun melakukan proyek pembelajaran
bersama antar sekolah. Kesempatan ini memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran yang adil bagi keragaman peserta didik. Sebagaimana diketahui
bersama bahwa sekolah-sekolah favorit dan besar lebih diuntungkan dari segi
fasilitas dan SDM dibanding dengan sekolah kecil/swasta. Kolaborasi
pembelajaran ini juga akan memperkecil kesenjangan antara sekolah yang sudah
mapan dan berkualitas dengan sekolah yang berada di bawahnya baik dari aspek
proses,ketenagaan maupun sarana dan prasarananya. Karenanya pembelajaran di
kelas virtual ini akan semakin memudahkan dan memberikan secercah harapan baru
akan hadirnya pembelajaran berkelas dunia dari ruang-ruang kelas kita,semoga
kita bisa menjadi katalisator dari dunia yang semakin sempit ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut
Potter(1997), menciptakan kelas virtual harus mempertimbangkan berbagai hal
agar pembelajaran dapat terjadi dengan efektif<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1.Dilengkapi dengan sumber belajar pada saat dibutuhkan
siswa tersedia dan mudah diakses<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Menyediakan ruang untuk percobaan dan penerapan sama
seperti halnya system konvensional yang diberi kesempatan melakukan percobaan,
menghadapi worksop, melakukan demonstrasi mengenai hasil pelaksanaan tugas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Menyatukan siswa dan guru supaya merekabersilap terbuka
dan bertukar gagasan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Memberikan harapan pada siswa untuk terjadinya proses
belajar dan menciptakan lingkungan yang konduif untuk belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Menjadi sarana sebagai pengembang kebebasan akademik.
Contoh melakukan percobaan, dalam membuat asumsi, dalam berinteraksi dengan
kelas lain tanpa harus ada rasa takut dan cemas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Harus dapat memberikan penilaian terhadap kinerja siswa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
F. Kelemahan Kelas Virtual<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kelas
virtual diciptakan dengan bantuan internet. Ada beberapa kelemahan dari virtual
class ini diantaranya:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ø Penggunaan internet
memerlukan infrastruktur yang memadai<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ø Penggunaan internet
yang mahal<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ø Komunikasi melalui
internet sering kali lamban<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ø Terjajadinya salah
penafsiran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
G. Kelas Online Gratis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Free Virtual Classroom
yang disediakan oleh WiZiQ adalah sebuah kelas online dimana pengajar
dan yang diajar terhubung secara online. Kelas virtual ini akan menggunakan
fitur audio-video conference, chatting, papan tulis, dan content sharing. Kelas
ini gratis, alias tidak dipungut bayaran dalam penggunaannya. Kelas juga akan
direkam dan akan bisa diakses lagi di WiZiQ yang nantinya bisa digunakan untuk
kajian ulang atau referensi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Peserta bisa mengikuti kelas dan bisa menikmati percakapan
secara verbal dengan peserta lain di kelas yang sama, gambar atau tulis sesuatu
di papan tulis serta berbagi file-file PowerPoint, PDF, Flash dan Gambar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Beberapa keuntungan untuk Pengajar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*Menyediakan sistem utuh manajemen pengajaran online tanpa
menginstall software apapun<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*Pengajar mendapatkan kelas virtualnya tanpa biaya apapun<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*Jadwal online bisa
diatur sesuai keinginan dan waktu dari pengajar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*Pengajar bisa berinteraksi dengan peserta ajarnya melalui
papan tulis online, apakah itu berupa tulisan atau dokumen, dan dengan two-way
audio dan fitur chatting<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*Pengajar bisa membuat account profilenya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*Kelas bisa berupa one-on-one class atau terdiri dari
beberapa orang dalam satu kelas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*Pengajar bisa dan diperkenankan meminta bayaran pada
peserta ajarnya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Beberapa keuntungan untuk Peserta Ajar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*Peserta bisa mencari pengajarnya sendiri<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*Belajar dari rumah, langsung melalui internet dengan
browser yang mudah dipahami dan digunakan, tanpa menginstall apapun<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*Bisa mengakses tutorial sesuai dengan materi ajar pilihan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kesimpulan & Saran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kesimpulan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Semakin diminatinya pendidikan jarak jauh haruslah mementingkan aspek
efektifitas dari pembelajarannya tersebut. Pendidikan jarak jauh (distance
learning) juga harus di imbangi dengan ada nya insfrastrukur yang baik. Karena
melaksanakannya juga butuh biaya yang mahal pada saat ini hanya dapat di
kembangkan untuk daerah perkotaan. Jadi agar kondisi pendidikan tidak
tertinggal, kelas virtual atau distance learning ini sangat lah membantu dan
perlu dikembangkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. E-learning virtual classroom harus terus
dikembangkanterutama oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Antara siswa
dan pengajar harus ada komitmen yang kuat agarpenyelenggaraan e-learning
virtual classroom mencapai tujuanpembelajaran yang ditargetkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah PTKI Kelompok 8<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Cecep Kustandi, M.Pd.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-53068714938577518992012-11-27T08:08:00.002-08:002012-11-27T09:31:29.053-08:00APLIKASI DAN POTENSI TIK DALAM PEMBELAJARAN DI ERA GLOBALISASI<br />
<div class="MsoNormal">
PENDAHULUAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi
maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya
hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus
diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan
pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan
belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari, bahkan <br />
<a name='more'></a>bisa juga
dikembangkan menjadi kegiatan wira usaha.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan
pengalaman agar bisa memanfaatkan TIK secara optimal dalam menghadapi tantangan
perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat.
Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan TIK akan memiliki
kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai TIK dan menggunakannya
secara efektif. Selain dampak positif, siswa mampu memahami dampak negatif, dan
keterbatasan TIK, serta mampu memanfaatkan TIK untuk mendukung proses
pembelajaran dan memanfatkannya dalam kehidupan sehari-hari.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan semakin banyaknya situs pertemanan seperti facebook,
twitter, friendster, dan myspace membuat komunikasi dan saling bertukar
informasi semakin mudah. Belum lagi semakin menjamurnya tempat membuat blog
gratis di internet seperti wordpress, blogspot, livejurnal, dan multiply.
Membuat kita dituntut bukan hanya mampu mencari dan memanfaatkan informasi
saja, tetapi juga mampu menciptakan informasi di internet melalui blog yang
kita kelola dan terupdate dengan baik. Di sanalah muncul kreativitas menulis
yang membuat orang lain mendapatkan manfaat dari tulisan yang kita buat. Namun
sayangnya, kebiasaan menulis dan membaca belum menjadi budaya masyarakat
Indonesia, termasuk guru dan siswa di sekolah. Para guru TIK dituntut agar para
peserta didiknya mampu memanfaatkan TIK untuk mengembangkan kreativitas
menulis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa
memerlukan pembahuruan-pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan
dalam pendidikan selalu berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang
berdampak meningkatnya kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada era teknologi
tinggi (high technology)perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu
cepat. Akibatnya, sistem pendidikan konvensional tidak akan mampu lagi
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan modern dalam
proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan ilmu
dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara konvensional.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
PEMBAHASAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aplikasi dan Potensi TIK dalam Pembelajaran di Sekolah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International
Commission on Education for the Twenty First Century” merekomendasikan
pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan
empat pilar proses pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk
menguasai. pengetahuan)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ),
Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live
together (belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat
pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai
agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan TIK dalam pembelajaran di
sekolah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan
TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke
penampilan, (2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke
“on line” atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
dan (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.Komunikasi sebagai media pendidikan
dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer,
internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan
media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan
langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam
lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya
dengan menggunakan komputer atau internet. Di sinilah peran guru untuk membuat
kurikulumnya sendiri yang dapat membuat peserta didik beajar secara aktif.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang
disebut “cyber teaching”atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang
dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini
ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK
khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu
penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan
luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan
dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi
materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui
komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan
pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma
pembelajaran tradisional. Sejalan dengan perkembangan TIK itu sendiri
pengertian e-learning menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya
didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, video tape, transmisi
satellite atau komputer (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model
pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI
(Computer Based Instruc-tion), Distance Learning, Distance Education, CLE
(Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated
Learning System), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT
(Web-Based Training), dan sebagainya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selain e-learning, potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah
dapat juga memanfaatkan e-laboratory dan e-library. Adanya laboratorium virtual
(virtual lab)memungkinkan guru dan siswa dapat belajar menggunakan alat-alat
laboratorium atau praktikum tidak di laboratorium secara fisik, tetapi dengan
menggunakan media komputer. Perpustakaan elektronik (e-library) sekarang ini
sudah menjangkau berbagai sumber buku yang tak terbatas untuk bisa diakses
tanpa harus membeli buku/sumber belajar tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam
dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah
pendidikan yang lebih terbuka. Globalisasi juga membawa peran yang sangat
penting dalam mengarahkan dunia pendidikan kita dengan memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran. Sebenarnya, ada empat level pemanfaatan TIK untuk pendidikan
menurut UNESCO, yaitu: Level 1:Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk
pendidikan; Level 2: Applying - baru mempelajari TIK (learning tom use ICT);
Level 3: Integrating - belajar melalui dan atau meng-gunakan TIK (using ICT to
learn); Level 4: Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas
dan efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Salah satu bentuk produk TIK yang sedang “ngetrend” saat ini
adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad
21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat
manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu
instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi
transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal
batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat
mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan
pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam
kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi
internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang
kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan
pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global.
Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola
kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau
bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan
kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah
mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional
yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di
kelas maupun di luar kelas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat
melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut
siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan
jaman. Dengan kondisi demikian, maka pendidikan khususnya proses pembelajaran
cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet
sebagai alat bantu utama.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan
disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul “Rebooting: The Mind Starts at School”.
Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan
datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam
bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak
duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan
datang disebut sebagai“cyber classroom” atau “ruang kelas maya” sebagai tempat
anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok
dengan pola belajar yang disebut “interactive learning” atau pembelajaran
interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer
dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan
internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak
akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan
individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan
pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa
dalam bentuk yang lebih kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi
lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses
pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan
materi. Dalam situasi seperti ini, guru bertindak sebagai fasilitator
pembelajaran sesuai dengan peran-peran sebagaimana dikemukakan di atas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Robin Paul Ajjelo juga mengemukakan secara ilustratif bahwa
di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis
seperti sekarang ini, akan tetapi berupa: (1) komputer notebook dengan akses
internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan
bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera
digital serta perekam suara, (2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data
pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. (3)
Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan,
musik, dan TV, (4) alat-alat musik, (5) alat olah raga, dan (6) bingkisan untuk
makan siang. Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa
itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu
belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Namun sayangnya, di negeri kita yang kaya ini, dan terdiri
dari berbagai pulau, hal di atas masih seperti mimpi karena struktur dan kultur
serta SDM guru yang profesional belum merata dengan baik. Di berbagai kota
besar seperti Jakarta misalnya, beberapa sekolah maju dan internasional telah
mengaplikasikannya, tetapi buat sekolah-sekolah di daerah, mungkin masih jauh
panggang dari api dalam mengaplikasikan TIK.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Meskipun TIK dalam bentuk komputer dan internet telah
terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan
produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi
kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu
sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Terkadang anak-anak lebih
senang bermain games ketimbang materi yang diberikan oleh guru. Karena games sangat
menarik peserta didik untuk rehat sejenak dari segala pembelajaran yang
diterimanya di sekolah. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu
bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari
aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari
internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis
terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan
internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang
bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan sebagainya.
Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan
pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik
dengan orang tua untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pergeseran pandangan tentang pembelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi
pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas.
Dalam pandangan tradisional proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu
yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses
transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5)
kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada
satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan
TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran
sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4)
proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan
kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat,
dan kultur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas,
perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hal itu telah mengubah peran guru dan siswa dalam
pembelajaran. Peran guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan,
sumber utama informasi, ahli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai
fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra
belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran,
menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap
siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran
telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi
partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali
pengetahuan menjadi menghasilkan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran
sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif
dengan siswa lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada
guru, kini telah bergeser menjadi berpusat pada siswa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aplikasi dan potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah yang
dikembangkan oleh guru dapat memberikan beberapa manfaat antara lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Pembelajaran menjadi lebih interaktif, simulatif, dan
menarik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b. Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / kompleks<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
c. Mempercepat proses yang lama<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
d. Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
e. Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau di luar
jangkauan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum TIK yang sekarang ini telah dibuat oleh pusat
kurikulum yang bekerjsama dengan Badan standar Nasional (BSNP) adalah kurikulum
standar yang terdiri dari SK (Standar Kompetensi), dan KD (Kompetensi Dasar)
yang masih harus dikembangkan oleh guru itu sendiri dalam mengaplikasikannya
sesuai dengan kondisi sekolah. Guru TIK dituntut untuk membuat kurikulumnya
sendiri sesuai dengan SK dan KD dengan berbagai ragam pengayaan yang dimiliki
oleh guru di daerahnya masing-masing. Sayangnya, banyak guru yang belum siap
membuat kurikulumnya sendiri dan masih banyak guru yang copy and paste dalam
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Padahal dlam KTSP guru
diberikan kebebasan untuk berkreativitas dalam memberikan materi pengayaan
kepada para peserta didiknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
PENUTUP DAN KESIMPULAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aplikasi dan potensi teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) telah membawa pergeseran pandangan tentang pembelajaran dan peran guru
dalam proses pembelajaran di sekolah. Penerapan TIK dalam pembelajaran
memungkinkan kegiatan belajar mengajar lebih interaktif, simulatif dan lebih
menarik. Oleh karena itu guru di era globalisasi informasi ini dituntut untuk
mampu menguasai dan mengalipkasikan TIK dalam pembelajaran. Mengajak peserta
didik untuk mampu memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mampu meciptakan
informasi dengan membangun connecting and sharing.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dari
pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang beriorientasi pada penerapan TIK
akan mempercepat peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya dapat
mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain di dunia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bagaimanapun banyaknya dampak positif dalam penerapan TIK
dalam pembelajaran di sekolah, kita mempunyai tanggungjawab bersama dalam
meminimalisasi dampak negatif yang muncul baik secara individual, maupun
sosial. Jangan iarkan anak-anak kita terlalu asyik dengan facebooknya dan
games-games online lainnya. Anak harus diajarkan untuk mampu membaca dan
menulis. Menciptakan informasi di dunia maya, walupun kita tahu dunia maya tak
secantik Luna Maya yang terkena kasus dengan tulisannya di situs sosial
Twitter.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Mulai saat ini marilah kita tidak GATEK, dan tidak ALERGI
dengan TIK. Siapa yang menguasai TIK, pasti dia akan menguasai dunia. Kita pun
merasakan bahwa masih banyak yang harus disempurnakan untuk memperbaharui
kurikulum TIK yang ada di sekolah-sekolah kita. Perlu kerjasama (kolaborasi)
antara guru di sekolah dan dosen di perguruan tinggi untuk memperbaiki kualitas
kurikulum TIK di Indonesia. Jangan sampai terjadi tumpang tindih materi dalam
mengaplikasikan TIK. Semoga struktur dan kultur berjalan seimbang di
sekolah-sekolah kita, sehingga aplikasi dan potensi TIK dalam pembelajaran di
sekolah berjalan dengan baik dan sesuai dengan kurikulum yang diharapkan oleh
pemerintah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah PTKI Kelompok 9<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Cecep Kustandi, M.Pd.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-41024580599091411052012-11-27T08:03:00.002-08:002012-11-27T09:31:54.659-08:00LANDASAN SOSIOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pengertian Landasan Sosial Budaya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah
asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam
pengembangan kurikulum. Mengapa pengembangan kurikulum harus mengacu pada
landasan sosiologis? Anak-anak berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan
baik informal, formal, maupun non formal dalam lingkungan masyarakat, dan
diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<a name='more'></a>Karena itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala
karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan
pendidikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Jika dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses
mempersiapkan individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan,
pendidikan adalah proses sosialisasi, dan berdasarkan pandangan antrofologi,
pendidikan adalah “enkulturasi” atau pembudayaan. “Dengan pendidikan, kita
tidak mengharapkan muncul manusia-manusia yang lain dan asing terhadap
masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti, dan mampu membangun
masyarakatnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus
disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat
tersebut” (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997:58). Untuk menjadikan peserta didik
agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan maka pendidikan memiliki peranan
penting, karena itu kurikulum harus mampu memfasilitasi peserta didik agar
mereka mampu bekerja sama, berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kehidupan di
masyarakat dan mampu meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai mahluk yang
berbudaya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi
insani menuju manusia yang berbudaya. Dalam konteks inilah anak didik
dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai
budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi manusia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
LANDASAN SOSIOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sosiolologi mempunyai empat perenan yang sangat penting
dalam pengembangan kurikulum. Empat peranan sosiologi tersebut adalah berperan
dalam proses penyesuaian nilai-nilai dalam masyarakat, berperan dalam
penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat, berperan dalam penyediaan proses
sosial, dan berperan dalam memahami keunikan individu, masyarakat dan daerah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam merumuskan tujuan kurikulum harus memahami tiga sumber
kurikulum yaitu siswa (student), masyarakat (society), dan konten (content).
Sumber siswa lebih menekankan pada kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan siswa
pada tingkat pendidikan tertentu yang sesuai dengan perkembangan jiwa atau
usianya. Sumber masyarakat lebih melihat kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat
dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, sedangkan sumber konten adalah
berhubungan dengan konten kurikulum yang akan dikembangkan pada tingkat
pendidikan yang sesuai. Dengan kata lain landasan sosiologi digunakan dalam
pengembangan kurikulum dalam merumuskan tujuan pembelajaran dengan
memperhatikan sumber masyarakat (society source) agar kurikulum yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tidak bertentangan dengan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki berbagai
gejala sosial hubungan antar individu, antar golongan, antar lembaga sosial
atau masyarakat. Di dalam kehidupan kita tidak hidup sendiri, namun hidup dalam
suatu masyarakat. Dalam lingkungan itulah kita memiliki tugas yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sebagai bakti kepada masyarakat yang
telah memberikan jasanya kepada kita.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tiap masyarakat memiliki norma dan adat kebiasaan yang harus
dipatuhi. Norma dan adat kebiasaan tersebut memiliki corak nilai yang
berbeda-beda, selain itu masing-masing dari kita juga memiliki latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Hal inilah yang menjadi pertimbangan dalam
pengembangan sebuah kurikulum, termasuk perubahan tatanan masyarakat akibat
perkembangan IPTEK. Sehingga masyarakat dijadikan salah satu asas dalam
pengembangan kurikulum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Faktor pengembangan kurikulum dalam masyrakat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap
pengembangan kurikulum dalam masyrakat, antara lain ;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kebutuhan masyarakat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kebutuhan masyarakat tak pernah tak terbatas dan beraneka
ragam. Oleh karena itu lembaga pendidikan berusaha menyiapkan tenaga-tenaga
terdidik yang terampil yang dapat dijadikan sebagai penggali kebutuhan
masyarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Perubahan dan perkembangan masyarakat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Masayarakat adalah suatu lembaga yang hidup, selalu
berkembang dan berubah. Perubahan dan perkembangan nilai yang ada dalam
masyarakat sering menimbulkan konflik antar generasi. Dengan diadakannya
pendidikan diharapkan konflik yang terjadi antar generasi dapat teratasi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tri pusat pendidikan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Yang dimaksud dengan tri pusat pendidikan adalah bahwa pusat
pendidikan dapat bertempat di rumah, sekolah , dan di masyarakat. Selain itu
mass media, lembaga pendidikan agama, serta lingkungan fisik juga dapat
berperan sebagai pusat pendidikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ruang lingkup pengembangan kurikulum dalam masyrakat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Lingkungan atau dunia sekitar manusia pada dasarnya terdiri
dari tiga bagian besar, yaitu :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dunia alam kodrat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dunia alam kodrat merupakan segala sesuatu di luar diri kita
yang berpengaruh sangat kuat dalam kehidupan kita, misalnya : penampakan alam
(gunung,laut,dll). Untuk mengubah dan mengatasi pengaruh tersebut maka kita
harus dapat menggunakan IPTEK dengan benar. Dengan demikian dalam mengembangkan
kurikulum hendaknya kita berusaha untuk memasukkan masalah-masalah yang berupa
gejala-gejala dalam alam kodrat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dunia sekitar benda-benda buatan manusia<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dunia sekitar benda-benda buatan manusia merupakan
benda-benda yang diciptakan manusia sebagai alat pemuas kubutuhannya. Untuk itu
keterampilan fisik dan psikis harus dikembangkan dalam pembelajaran, sehuingga
dapat menghasilkan segala sesuatu yang menjadi sarana dan prasarana yang
dibutuhkan masyarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dunia sekitar manusia<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Merupakan dunia yang paling kompleks, sebab selalu berubah
dan dinamis. Interaksi antar individu berjalan sangat aktif. Untuk itu
diperlukannya norma dalam pergaulan masyarakat agar interaksi dalat berjalan
dengan baik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Fungsi sistem dan lembaga pendidikan dari segi sosiologis
bagi kepentingan masyarakat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dari segi sosiologis sistem dan lembaga pendidikan di
dalamnya dapat dipandang sebagai badan yang mempunyai berbagai fungsi bagi kepentingan
masyarakat, antara lain:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mengadakan perbaikan, bahkan perombakan sosial<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mempertahankan kebebasan akademis dan kebebasan mengadkan
penelitian ilmiah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mendukung dan turut memberi sumbangan kepada pembangunan
nasional<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Menyampaikan kebudayaan dan nilai-nilai tradisional<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mengeksploitasi orang banyak demi kesejahteraan dolongan
elite<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mewujudkan revolusi sosial untuk melenyakan pengaruh
pemerintahan terdahulu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mendukung golongan tertentu seperti golongan militer,
industri atau politik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mengarahkan dan mendisiplinkan jalan pikiran generasi muda<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mendorong dan mempercepat laju kemajuan IPTEK<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mendidik generasi mudamenjadi arga negara nasional dan
warga dunia<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mengajar keterampilan pokok seperti membaca, menulis, dan
berhitung<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Memberi keterampilan dasar berkaitan dengan mata
pencaharian.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sosiologi Sebagai Landasan Kurikulum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum mutlak diperlukan dalam proses pendidikan karena
tujuan dalam kurikulum itulah yang akan menghasilkan lulusan dengan
kompetensinya. Oleh karena itu diperlukan kurikulum yang benar-benar menggali
nilai sosial budaya serta mampu menyiapkan peserta didik untuk menghadapi
perubahan zaman.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut undang-undang SISDIKNAS no. 21 tahun 2003 tujuan
pendidikan di Indonesia adalah melahirkan generasi yang bertaqwa, cerdas dan
memiliki keterampilan hidup. Ketaqwaan dibangun dari nilai-nilai agama serta
budaya yang santun. Kecerdasan dan keterampilan hidup ditumbuhkan dengan
berbagai bacaan, eksperimen dan pelatihan. Jika dirunut kualitas atau
keunggulan suatu generasi ternyata terletak pada karakter yang kokoh dan baik.
Disinilah pentingnya memasukkan kurikulum untuk membangun karakter tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum karakter bersumber pada nilai agama dan nilai
sosial budaya yang terpuji. Bangsa kita yang mayoritas muslim dan secara turun
temurun hidup dalam budaya yang harmonis serta gotong royong hendaknya menjadi
acuan dalam penyusunan kurikulum sehingga kurikulum kita semestinya berisi
tentang pengamalan agama yang benar, membudayakan kebiasaan gotong royong dan
santun pada setiap jenjang pendidikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan
pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil
pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta
didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk
pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta
nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di
masyarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan
pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan
diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala
karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi
pendidikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia –
manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru
melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun
kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan
harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan
perkembangan yang ada di masyakarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki
sistem-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan
antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya
adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para
warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya,
politik atau segi-segi kehidupan lainnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga
masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan
perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997)
mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu,
turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan
datang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah
seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan
sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional
maupun global.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kearifan lokal<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Setiap bangsa memiliki kearifan lokal sesuai kondisi alam
dan sosial budayanya. Kearifan lokal ini bersifat unik karena menjadi ciri khas
dari bangsa tersebut. Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki
semangat juang yang tinggi (Bushido) karena ditempa oleh alam yang rawan gempa
dan minim kekayaan alam, demikian pula yang terjadi pada bangsa Korea.
Indonesia sebagai bangsa yang besar, beragam suku, bahasa, budaya dan hidup di
alam yang subur dan kaya memiliki berbagai keunikan pada setiap daerahnya.
Keunikan inilah yang semestinya dijadikan sebagai pendekatan dalam pendidikan.
Mendidik siswa dengan potensi kearifan lokal disebut In Situ Development.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Guru sebagai Role Model<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru.
Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan
melainkan juga sebagai sosok yang mengajarkan karakter yang baik. Setiap tutur
kata, sikap dan perilaku guru akan menjadi inspirasi dan contoh bagi siswanya.
Guru menjadi role model atau teladan bagi para siswa. Oleh karena itu guru
hendaknya memiliki bekal ilmu yang mumpuni dan memiliki sikap serta perilaku
terpuji. Diperlukan proses pendidikan guru yang benar-benar mampu melahirkan
guru dengan karakteristik tersebut. Pada kenyataannya sekarang ini guru tidak
banyak yang memiliki kualitas sebagai role model. Berbagai faktor yang
mendasarinya seperti tuntutan ekonomi, budaya gelar dan gengsi serta potensi
yang tidak sesuai (relevansi). Banyak orang ingin menjadi guru karena konon
profesi guru menghasilkan income yang besar. Budaya gelar dan mengejar gengsi
telah mendorong para siswa untuk kuliah dengan tujuan sekedar mendapat gelar
kesarjanaan meskipun selama proses pendidikannya melakukan plagiatisme dan pada
saat lulus memilki kompetensi dan kemandirian yang rendah. Banyak guru yang
‘menjadi guru’ karena terpaksa atau ikut-ikutan karena potensi dasar sebagai
seorang guru yaitu senang dan semangat untuk mengajar memang tidak dimilikinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Guru yang mampu menjadi role model akan efektif mengajar
nilai-nilai sosial budaya bagi para siswanya. Dengan demikian para siswa akan
menjadi lulusan yang mampu mengarahkan kehidupan sosial dan budaya yang baik di
masyarakat karena mereka menjadi role model di masyarakat. Pelajar saat ini
adalah iron stocks(sumber daya manusia) yang akan mewarnai kehidupan sosial
budaya di masa mendatang. Apapun profesinya, mereka akan memimpin dan mewarnai
lingkungannya dengan karakter yang diperoleh semasa pendidikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bahan bacaan atau referensi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bahan bacaan atau buku adalah gerbang ilmu sekaligus
rujukan. Buku-buku yang berkualitas mutlak diperlukan agar proses pemelajaran
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Saat ini kita masih
sangat kekurangan bahan bacaan yang berkualitas terlebih lagi bahan bacaan yang
memuat nilai sosial budaya sebagai landasan pendidikan. Buku-buku yang ada saat
ini dominan berupa buku motivasi, kisah pesohor, kiat-kiat praktis dan
komik-komik yang jauh dari nilai kebaikan. Buku-buku yang membahas tentang
kehidupan sosial yang baik, kekayaan bahasa, budaya dan potensi unik setiap
daerah masih sangat minim. Sehingga wajar jika nilai sosial budaya belum
dimasukkan dalam proses pemelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kesimpulan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam membuat suatu kurikulum diperlukan kajian yang
mendalam tentang budaya & kebiasaan masyarakat setempat. Kurikulum tidak
boleh melanggar adat istiadat & tata karma masyarakat setempat. Apabila
kurikulum melanggar adat istiadat dikhawatirkan menyebabkan masalah-masalah
social baru seperti cultural lag bahkan konflik horizontal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Untuk mengetahui adat istiadat masyarakat setempat
diperlukan penelitian berupa observasi atau wawancara langsung terhadap
masyarakat setempat. Observasi dipilih sebagai metode penelitian yang tepat
dikarenakan hukum adat bersifat abstrakdan tidak tertulis (konvensi). Biasanya
hukum ini terlahir setelah adanya kesepakatan nonformal masyarakat setempat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
setempat. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut dalam bentuk skill/keahlian
khusus yang bermanfaat bagi lingkungannya. Diutamakan sebuah kurikulum dapat
membimbing masyarakat menjadi sumberdaya yang produktif dalam mengolah potensi
alam & social secara efisien.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kondisi sosial budaya mempengaruhi proses pemelajaran dan
lulusannya.Pendidikan akan melahirkan lulusan yang akan menjadi insan yang
mempengaruhi kondisi sosial budaya di masa mendatang. Diperlukan kurikulum yang
memuat nilai-nilai sosial budaya termasuk kearifan lokal. Pendidikan berbasis
sosial budaya mutlak membutuhkan guru sebagai role model dan bahan bacaan yang
berkualitas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah Pengantar Kurikulum Kelompok 3<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Dr. Khaerudin, M.Pd.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-53118513120883201552012-11-27T08:01:00.000-08:002012-11-27T09:32:18.810-08:00LANDASAN ORGANISATORIS PENGEMBANGAN KURIKULUM<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam organisatoris
kurikulum yaitu :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
a. Ruang lingkup
(Scope), mencakup materi dan pengalaman belajar. Menyangkut jawaban atas
pertanyaan : “materi dan pengalaman belajar apa yang harus diajarkan? Berapa
jauh ruang lingkup dan organisasi materi itu harus ditetapkan untuk mencapai
tujuan?”.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
b. Integrasi atau
keterpaduan, menyangkut mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang
lain yang terkait. Bertujuan untuk membantu peserta didik melihat kesatuan yang
ada antara semua materi pelajaran yang terkait. Yang berhubungan dengan bagaimana
pengetahuan dan pengalaman yang diterima siswa dapt memberikan bekal dalam
menjawab tantangan hidupnya setelah siswa menyelesaikan program pendidikan
disekolah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
c. Urutan Bahan
(Sequence) menyangkut usaha untuk menghasilkan belajar kumulatif dan berkelanjutan
secara vertikal. Berhubungan dengan berhubungan dengan urutan penyusunan bahan
pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar dapat berjalan
dengan lancar. Urutan bahan meliputi dua hal: pertama, urutan isi bahan
pelajaran dan kedua, urutan pengalaman belajar yang memerlukan pengetahuan
tentang perkembangan anak dalam menghadapi pelajaran tertentu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
d. kontinuitas,
menyangkut hubungan vertikal materi/kegiatan belajar. Contoh: untuk
mengembangkan kemampuan menulis, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
latihan terus-menerus dan berulang-ulang. berhubungan dengan kesinambungan
bahan pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap jenjang sekolah dan materi
pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Kontinuitas ini
dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif .<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
e. Kriteria
keseimbangan, memperhatikan agar ada tekanan yang seimbang pada semua aspek
yang ada. Keseimbangan dicapai kalau semua peserta didik berkesempatan memahami
materi, baik pada aspek personal, sosial maupun intelektual. faktor yang berhubungan dengan bagaimana
semua mata pelajaran itu mendapat perhatian yang layak dalam komposisi
kurikulum yang akan diprogramkan pada siswa. Keseimbangan dalam kurikulum dapat
ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa yang dipelajari, dan
keseimbangan cara atau proses belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Berdasarkan struktur
dan materi mata pelajaran yang diajarkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hal ini berkaitan
erat dengan tujuan pendidikan, isi pelajaran, dan strategi pembelajarannya):<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(1) subject-curriculum,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Saparated
Curriculum,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
b. correlated
curriculum,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(2) integrated-curriculum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
* catatan yang harus diingat, bahwa pembedaan tersebut lebih
bersifat teoretis, karena pada kenyataannya tidak ada kurikulum yang secara
mutlak dikembangkan dengan hanya salah satu bentuk saja dengan tanpa
mengaitkannya dengan yang lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. Subject Curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
A. saparated
Curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Konsep dasar separate subject curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum
ini menekankan penyajian bahan pelajaran dalam bentuk bidang studi atau mata
pelajaran. Masing-masing mata pelajaran ditetapkan berdasarkan disiplin
keilmuan. Isinya ialah pengetahuan yang telah tersusun secara logis dan
sistematis dari masing-masing bidang keilmuan. Antarmata merupakan unsur yang
terpisah-pisah. Tak ada pengaitan antarsatu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
*Penetapan materi pelajaran Bahasa Indonesia, misalnya,
dilakukan untuk<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
mencapai empat keterampilan berbahasa saja (menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis). Mengenai apa yang disimak, yang dibicarakan,
yang dibaca, dan yang ditulis bebas saja, bisa mengenai energi, masyarakat,
dll., tanpa dikaitkan dengan isi mata pelajaran lain, yang terkait sekalipun
(fisika dan sosiologi). Yang penting, apa yang tersajikan dalam mata pelajaran
itu sistematis secara internal mata pelajaran itu sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jumlah mata
pelajaran dan alokasi waktu yang diberikan bervariasi, sesuai dengan tingkat
dan jenis sekolah.Tingkat-tingkat sekolah sebagaimana kita ketahui adalah
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Sementara jenis sekolah biasanya mengacu pada
sekolah umum dan sekolah kejuruan. Masing-masing tingkat dan jenis sekolah
memerlukan cakupan dan spesifikasi bahan pelajaran yang berbeda-beda. Bahan
pelajaran itu selanjutnya dipilah-pilah berdasarkan satuan kelas dan
semesternya. Dengan demikian, pengorganisasian separate-subject curriculum
benar-benar disusun dengan berorientasi pada mata pelajaran (subject centered).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pengorganisasian kurikulum ini dilatarbelakangi oleh pandangan ilmu jiwa
asosiasi, yang mengharapkan terbangunnya kepribadian yang utuh berdasarkan
potongan-potonganpengetahuan. Kurikulum bentuk terpisah ini sangat menekankan
pada pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan pembentukan kepribadian
anak secara keseluruhan. penyusunan separate-subject curriculum biasanya
dilakukan tim pengembang yang telah ditunjuk di tingkat nasional. Tim ini
menentukan seluruh pengalaman edukatif, luas bahan pelajaran (scope) yang harus
disajikan dan dipelajari siswa, serta waktu penyajian bahan pelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Hal lain
yang penting dalam pengorganisasian kurikulum ialah pengurutan (sequence) bahan pelajaran. Pengurutan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga benar-benar terjaga kesinambungan bahan.
Harus dihindari keterulangan bahan pelajaran yang sudah pernah dipelajari siswa
di kelas sebelumnya, dan keterlewatan bahan pelajaran. Sebelumnya telah dibahas
bahwa penyusunan kurikulum jenis ini dilakukan oleh tim. Tim ini terdiri atas
para tokoh dan ahli pendidikan serta para ahli dalam disiplin keilmuan
tertentu. Mereka inilah yang menetapkan apakah yang diperlukan siswa kelak
dalam kehidupannya di masyarakat. Jadi, dalam kurikulum ini memang sudah
ditetapkan pengalaman-pengalaman apa saja yang akan ditempuh siswa dalam
belajar. Oleh karena itu, biasanya bahan pelajaran dan bahkan buku pelajarannya,
telah disiapkan sebelumnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
*Terdapat sejumlah persoalan yang muncul sebagai akibat
pengorganisasian kurikulum seperti ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pertama, karena
dibangun oleh tim khusus, apalagi tingkat nasional, maka bisa dibayangkan
adanya keseragaman yang terjadi. Untuk negara Indonesia yang begitu luas, dari
Sabang hingga Merauke, menggunakan kurikulum yang sama. Padahal, daerah-daerah
di wilayah Indonesia ini sangat berbeda kondisinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kedua, keberadaan buku pelajaran (paket) kerap menimbulkan
salah penyikapan bahwa kurikulum itu buku pelajaran. Pada kasus ini terjadilah
penyempitan substansi. Keadaan ini biasanya menimpa guru yang tidak
profesional. Apa pun yang terjadi, yang diajarkan dan disajikan kepada para
siswa hanya buku paket itu saja. Sebaliknya, bagi guru yang profesional, ia tidak akan menggunakan
buku (paket) saja. Dia tentu akan menambah referensi lain untuk memperkaya,
memperdalam, dan menyesuaikan bahan pelajaran yang diajarkan selaras dengan
kebutuhan siswa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Kelebihan separated-subject curriculum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
a. Bahan pelajaran tersajikan secara logis dan sistematis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam
kurikulum ini, bahan telah disiapkan dan disusun secara sistematis, logis, dan
berkesinambungan. Penyusunan bahan telah menggunakan urutan yang tepat, dari
yang mudah menuju yang sukar, dari yang sederhana menuju yang kompleks. Ilmu
pengetahuan yang akan disampaikan kepada anak sudah dalam urutan logis
sebagaimana yang telah ditata dan dipikirkan oleh para ahli. Dengan demikian,
penggunaan kurikulum ini akan memudahkan guru dalam menyajikan materi, dan
dipandang lebih efektif dan efisien, karena pihak sekolah dan guru tinggal
menyampaikan saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
b. Organisasi kurikulum sederhana serta mudah direncanakan
dan dilaksanakan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Karena tiap
mata pelajaran disikapi sebagai suatu satuan yang otonom, maka perhatian dan
penyusunan bahan hanya sebatas mata pelajaran itu sendiri. Keseder-hanaan
inilah yang menjadikan kurikulum mudah disusun dan dilaksanakan oleh para
pengembang maupun guru. Kurikulum ini juga mudah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
untuk direorganisasi, ditambah, atau dikurangi. Penentuan
jumlah, cakupan, dan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
urutan mata pelajaran tidak seberapa menimbulkan banyak
masalah Dalam pelaksanaan kurikulum, guru umumnya dapat berpegang pada buku
pelajaran yang telah ditentukan, dan mengajarkannya bab demi bab. Apa yang
diajarkan sudah ditentukan lebih dahulu, sehingga guru dapat menyesuaikan
jumlah waktu yang ditentukan dengan bahan pelajaran yang tersedia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
c. Kurikulum mudah dinilai<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum
ini utamanya bertujuan menyampaikan sejumlah pengetahuan, pengertian, dan
kecakapan-kecakapan tertentu yang mudah dinilai dengan tes.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bahan pelajaran pun bisa ditentukan dengan menetapkan
buku-buku pelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
yang harus digunakan oleh suatu daerah, atau bahkan satu
negara. Hal ini akan memudahkan dilakukannya ujian umum yang sama dalam satu
wilayah negara. Dengan mudahnya pelaksanaan ujian, maka mudah pula mendapatkan
data<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
seandainya diperlukan perubahan-perubahan. Misalnya bila
materi sudah tidak<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
sesuai dengan tuntutan zaman, baik menyangkut keseluruhan
komponen bahan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
ataupun sebagian, maka dengan segera dapat dilakukan
perubahan atau penyesuai-an isi kurikulum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
d. Memudahkan guru sebagai pelaksana kurikulum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Umumnya
pendidikan guru mempersiapkan calon guru/guru (tingkat sekolah lanjutan) untuk
mengajarkan mata pelajaran tertentu. Dengan kurikulum ini, apa yang akan
diajarkan guru sejalan betul dengan pengetahuan dan pengalaman yang
diperolehnya saat kuliah. Lebih-lebih bila mereka telah memiliki pengalaman
mengajar bertahun-tahun. Mereka menjadi sangat menguasai bahan pelajaran dan
lebih merasa aman dengan menggunakan kurikulum subject-centered ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
e. Kurikulum ini juga dipakai di perguruan tinggi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Manajemen kurikulum di terguruan
tinggi pada umumnya menerapkan speparated subject curculum. Mahasiswa
mempelajari bidang keilmuan secara terkonsentrasi. Karena saat di sekolah
menengah mereka juga diajar dengan menggunakan model kurikulum yang sama, maka
para siswa lulusan sekolah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
menengah yang melanjutkan ke perguruan tinggi telah terbiasa
dengan belajar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dalam situasi kurikulum seperti ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
f. Kurikulum ini mudah diubah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Perubahan
kurikulum yang terjadi umumnya didasarkan pada organisasi mata pelajaran.
Penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan zaman biasanya dilakukan dengan menambah
mata pelajaran, bisa juga meluaskan atau menyempitkan materi pelajaran. Hal
seperti ini tentu akan mudah dilaksanakan pada kurikulum yang diorganisasikan
dengan cara separated subject curiculum, karena masing-masing mata pelajaran
bersifat terpisah. Dengan demikian penambahan, pengurangan, ataupun cakupan
materi pun tidak akan mengganggu pelajaran lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
3. Kelemahan Separate-Subject Curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
a. Mata pelajaran terpisah-pisah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Mata
pelajaran dalam kurikulum ini diberikan secara terpisah-pisah. Tidak ada upaya
menghubungkan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini
menjadikan peserta didik akan menerima pengetahuan secara terpisah-pisah, dalam
konsentrasi masing-masing mata pelajaran. Padahal, berbagai persoalan kehidupan
yang riil umumnya perlu dihadapi dengan pengetahuan yang menyeluruh atau
terpadu. Dengan demikian, anak masih sering mengalami kegagapan pada saat
menghadapi persoalan sehari-hari dengan berbagai konteksnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
b. Kurang memperhatikan masalah kehidupan sehari-hari<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penyampaian
kurikulum ini semata-mata menggunakan pendekatan ilmu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
pengetahuan. Bahkan kadang-kadang materi yang dipelajari
siswa tidak ada<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
relevansinya dengan kebutuhan hidup. Bila anak sudah bisa
memecahkan permasalahan-permasalahan di sekolah dianggap dengan sendirinya akan
mampu mentransformasikannya dalam menghadapi persoalan kehidupan sehari-hari.
Padahal, kenyataan hidup di luar sekolah berbeda sekali dengan apa yang biasa
terjadi di sekolah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
c. Cenderung statis dan ketinggalan zaman<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Karena
pengetahuan dianggap sebagai hal yang telah ditemukan orang masa lalu, maka
kegiatan belajar siswa di sekolah hanya mempelajari apa yang sudah ada dan
disiapkan. Akibatnya, buku pelajaran yang digunakan pun bisa berlaku
bertahun-tahun, tanpa pernah melakukan revisi. Bila ini yang terjadi, maka
semuanya akan menjadi statis. Buku pegangan guru tetap itu-itu saja. Padahal,
kehidupan manusia terus berkembang secara dinamis. Apa yang dianggap benar pada
masa lalu, belum tentu dianggap benar pada masa sekarang. Apalagi bila ada guru
“tertutup” yang fanatik pada satu buku, karena buku itulah yang dulu
dipelajarinya, maka dianggaplah apa yang ada dalam buku itu yang paling benar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
d. Tujuan kurikulum sangat terbatas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Separated
subject curriculum hanya menekankan pada aspek intelektual, dan mengabaikan
aspek emosional dan sosial. Padahal, ketiga aspek itu sama<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
pentingnya bagi tumbuh-kembang siswa secara utuh. Karena
hanya menekankan aspek intelektual, maka anak akan mengalamai persoalan pada
saat harus terjun ke masyarakat untuk menjalani kehidupannya sehari-hari.
Materi pelajaran pun disamaratakan untuk semua peserta didik, tanpa
memperhatikan perbedaan individu. Karena itu pula, kurikulum separated subject
curriculum dipandang tidak demokratis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
B. Correlated-Subject Curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. Konsep Dasar Correlated Subject Curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Correlated
subject curriculum dikembangkan dengan semangat menata/<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
mengelola keterhubungan antarberbagai mata pelajaran. Hal
ini dilatarbelakangi oleh kenyataan kehidupan bahwa tak ada satu fenomena pun
yang terlepas dari fenomena lainnya. Tidak mungkin kita membicarakan suatu mata
pelajaran tanpa menyinggung sama sekali mata pelajaran yang lain. Untuk itulah
diperlukan kurikulum yang dapat memberikan pengalaman belajar yang dapat
menghubungkan satu pelajaran dengan pelajaran lain. Kurikulum ini diharapkan
dapat membangun keterpaduan pengetahuan dan pengalaman belajar yang
diperolehnya. Dalam mata pelajaran fisika, misalnya, terdapat bahasan mengenai
listrik. Persoalan listrik tentu terkait dengan lingkungan alam, ekonomi, dan
juga sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu pula, ketika berbicara tentang
listrik dalam pelajaran Fisika, dapat pula dikaitkan dengan listrik sebagai
sesuatu yang bernilai materi dalam pelajaran Ekonomi, dan listrik sebagai
sumber energi yang dapat mempermudah kehidupan manusia dalam mata pelajaran
Sosiologi. Namun demikian, pengaitan antarmata pelajaran itu tidak
menghilangkan eksistensi dari masing-masing mata pelajaran yang dihubungkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Adanya upaya
menata keterhubungan antara berbagai mata pelajaran inilah yang kemudian
melahirkan bentuk kurikulum yang dikenal dengan correlated subject.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*yang harus dicatat, bahwa dalam correlated subject ini
tidak berarti kita memaksakan adanya hubungan antarsejumlah mata pelajaran.
Kita harus tetap sadar dan mempertahankan adanya batas-batas yang ada.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Upaya menghubungkan antarmata pelajaran dapat dilakukan
dengan berbagai<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
cara berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Menghubungkan secara insidental<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengaitan
antarmata pelajaran terjadi karena kasus kebetulan. Misalnya, saat dua atau
lebih guru bidang studi saling mengamati kurikulum atau bahan pelajaran yang
ada, para guru tersebut melihat adanya bahan pelajaran yang satu sama lain
dapat dihubungkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
b. Menghubungkan secara lebih erat dan terencana<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengaitan
antarmata pelajaran disebabkan oleh adanya suatu pokok bahasan atau
permasalahan yang dapat dibahas dari berbagai macam mata pelajaran Misalnya, masalah etika, moral, dan
kependudukan dibicarakan dalam mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, IPS, dan
Agama. Pengaitan antarbahan pelajaran itu dilakukan secara terencana, bukan
kebetulan. Satu topik yang sama disoroti dari sudut pandang masing-masing mata
pelajaran. Namur demikian, setiap mata pelajaran tetap diberikan secara
sendiri-sendiri dalam jam yang berbeda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
c. Menghubungkan beberapa mata pelajaran dengan
menghilangkan batas yang ada<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengaitan
antarpelajaran dilakukan dengan menggabungkan beberapa mata pelajaran sehingga
menghilangkan batas yang ada antarmata pelajaran. Beberapa pelajaran yang sama
dipadukan menjadi satu dengan satu nama mata pelajaran. Misalnya pada kurikulum
2006 kita kenal ada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yang pada
dasarnya di dalamnya terdiri atas beberapa bahan/materi pelajaran ekonomi,
geografi, dan sejarah. Contoh lain bisa kita sebut mata pelajaran Matematika,
yang merupakan penggabungan dari mata pelajaran berhitung, aljabar, dan ilmu
ukur. Penggabungan beberapa mata pelajaran ini lazim disebut broad-fields, yang
sebenarnya berarti suatu kesatuan yang tidak terbagi dalam bagian-bagian. Akan
tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penggabungan itu masih sebatas
pada kumpulan bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang
bahan/materi pelajarannya dikurangi. Oleh karenanya, broad-fields ini sebenanya
masih bersifat subject centered (berorientasi pada mata pelajaran), hanya saja
telah dimodifikasi dari bentuknya yang tradisional.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Kelebihan Correlated Curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Mendukung keutuhan pengetahuan dan pengalaman belajar
murid<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Siswa tidak
menerima pelajaran dalam satuan/bahasan yang terpisah-pisah. Mereka mempelajari
suatu permasalahan yang disoroti dari berbagai sudut yang saling berhubungan,
yaitu melalui berbagai mata pelajaran. Dengan demikian, pengetahuan dan
pengalaman anak didik diharapkan dapat lebih luas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
b. Memungkinkan penerapan hasil belajar yang lebih
fungsional<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Adanya
keterkaitan antarmata pelajaran menjadikan pengetahuan dan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
pengalaman belajar siswa dapat diterapkan lebih fungsional.
Pengaitan antarmateri pelajaran lebih mengutamakan prinsip-prinsip daripada
penguasaan fakta-fakta. Dengan prinsip-prinsip yang diolah dari berbagai mata
pejaran inilah anak didik dapat lebih terbuka untuk memecahkan persoalan yang
dihadapinya secara lebih komprehensif.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
c. Meningkatkan minat belajar siswa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pemahaman
tentang adanya keterkaitan antarmata pelajaran dapat menjadi modal bagi
tumbuhnya minat belajar siswa. Mereka akan merasa apa yang dipelajari pada mata
pelajaran tertentu memiliki manfaat dalam mata pelajaran yang lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
3. Kelemahan Correlated Subject Curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Kurikulum masih bersifat subject centered<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sifat
kurikulum yang subject centered (berpusat pada subjek/mata pelajaran)
menjadikan bahan pelajaran disusun berdasarkan pada struktur ilmu pengetahuan.
Artinya, bahan mata pelajaran dalam kurikulum belum memiliki orientasi pada
minat-bakat dan kebutuhan sehari-hari siswa (child centered).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
b. Kurang memberikan pengetahuan yang sistematis dan
mendalam<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penggabungan
beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan lingkup yang lebih luas tidak
memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bagaimana-pun, pembicaraan mengenai suatu pokok masalah
dalam sejumlah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
berbagai mata pelajaran tetap tidak padu, karena pada
dasarnya masing-masing<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
memang merupakan subject (mata pelajaran) yang berbeda.
Dengan dikuranginya bahan/materi (juga jam) pelajaran, maka pengetahuan yang
dikuasai anak didik menjadi dangkal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
c. Menuntut pendekatan interdisipliner<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Para guru,
khususnya untuk sekolah lanjutan, umumnya disiapkan untuk<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
mengajar satu mata pelajaran tertentu. Sulit bagi mereka
untuk menerapkan pendekatan interdisipliner, yang menuntut kesanggupan guru
untuk dapat berpandangan dan berpikir secara lintas disiplin.Guru pun masih
sangat fanatik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
terhadap disiplin atau mata pelajaran pokok yang diasuhnya.
Kalaupun menggunakan mata pelajaran lain, hal itu kerap disikapi sebagai
pelajaran pembantu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Integrated Curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. Konsep Dasar Integrated Curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ciri pokok
dari integrated curriculum ini adalah tiadanya batas atau sekat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
antarmata pelajaran. Semua mata pelajaran dilebur menjadi
satu dalam bentuk unit. Oleh karena itu, kurikulum ini disebut juga sebagai
kurikulum unit. Kalau dalam correlated subject curriculum masing-masing mata
pelajaran masih menampakkan eksistensinya, maka dalam integrated curriculum
ciri-ciri setiap mata pelajaran hilang sama sekali. Namun, jangan
disalahpahami. Integrated curriculum tidak sekedar berupa keterpaduan bentuk
yang melebur berbagai mata pelajaran, melainkan juga aspek tujuan yang akan
dicapai dalam belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Melalui keterpaduan diharapkan dapat terbentuk pula keutuhan
kepribadian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
anak didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya. Oleh
karena itu, apa yang diajarkan di sekolah harus benar-benar disesuaikan dengan
situasi, masalah, dan kebutuhan kehidupan di masyarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
*Sebagai ilustrasi, kita bisa mengangkat persoalan listrik
dalam masyarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Persoalan listrik ini selanjutnya dibahas/dikupas dari
berbagai perspektif secara<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
komprehensif: dari segi lingkungan alam, ekonomi, sosial,
mekanika, dsb. Di sini mata pelajaran dilebur menjadi satu kesatuan unit
bahasan yang tidak terpisah-pisah sebagaimana halnya dalam separated subject
curriculum maupun corelated subject curriculum. Yang ada hanya perspektif dari
ilmu alam, ekonomi, dan sosial, dsb. Di dalam unit pembelajaran harus terdapat
hubungan antarberbagai kegiatan belajar siswa, dalam perspektif berbagai mata
pelajaran. Hal itu dapat dicapai jika tujuan pembelajaran mengarahkan siswa
untuk dapat memecahkan persoalan dengan menggunakan metode berpikir limiah
(method of intelegence).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Adapun
mengenai pemilihan masalah, terdapat dua pendapat yang saling bertentangan.
Yang pertama mengedepankan kebutuhan masyarakat (social-centered) dan yang
kedua mengedepankan minat dan kebutuhan anak didik (child-centered). Namun
demikian, pada dasarnya masih bisa diambil jalan tengah, yaitu dengan memilih
masalah-masalah yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak didik dengan tetap
memperhatikan kebutuhan sosialnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
*karakteristik/ ciri-ciri dari integrated curriculum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Merupakan kesatuan utuh bahan pelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Faktor yang
menyatukan antarbahan pelajaran itu ialah masalah-masalah yang harus diselidiki
dan dipecahkan anak didik. Seluruh bahan pelajaran digunakan untuk memecahkan
masalah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
b. Unit disusun berdasarkan kebutuhan anak didik, yang
bersifat pribadi maupun sosial, baik yang menyangkut kejasmanian maupun
kerohanian. Dengan sistem unit ini sengaja ditingkatkan perkembangan sosial
anak dengan cara berkerja sama melalui kerja kelompok.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
c. Dalam unit, anak dihadapkan pada berbagai situasi yang
mengandung permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari (life
centered) yangdikaitkan dengan pelajaran di sekolah. Dengan demikian, anak
dilatih untuk memecahkan masalah dengan metode berpikir ilmiah, yang dilakukan
dengan langkah-langkah:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(1) merumuskan masalah,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(2) mencari jawaban dengan mencari dan mengumpulkan
keterangan-keterangan dari buku ataupun sumber lain,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(3) menganalisis, mengamati dan melakukan percobaan,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(4) mengambil kesimpulan, dan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(5) melakukan tindakan sesuai dengan hasil yang diperoleh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
d. Unit mempergunakan dorongan-dorongan sewajarnya pada diri
anak dengan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
melandaskan diri pada teori-teori belajar. Anak diberi
kesempatan melakukan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
kegiatan sesuai dengan minatnya. Anak pun harus
diikutsertakan dalam menetapkan pokok-pokok masalah yang akan dipelajarinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
e. Pelaksanaan unit biasanya memerlukan waktu yang lebih
lama dari pada modelpelajaran biasa. Untuk memecahkan satu masalah bisa jadi
diperlukan waktu berjam-jam.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Kelebihan Integrated Curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Segala hal yang dipelajari dalam unit berkaitan erat satu
sama lain. Bukan sekedar fakta-fakta terpisah, sehingga lebih fungsional bagi
kehidupan anak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
b. Sesuai dengan teori baru mengenai belajar yang
mendasarkan pada pengalaman,kematangan, dan minat anak. Anak terlibat secara
aktif, berbuat, serta belajar bertanggung jawab.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
c. Memungkinkan hubungan yang lebih erat antara sekolah dan
masyarakat, karena masyarakat dapat menjadi laboratorium kegiatan belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
3. Kelemahan Integrated Curriculum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
a. Tidak mempunyai organisasi yang logis dan sistematis.
Bahan pelajaran tidak dapat ditentukan terlebih dahulu secara sepihak oleh guru
atau lembaga, melainkan harus dirancang secara bersama-sama dengan murid.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
b. Para guru umumnya tidak disiapkan untuk menjalankan
kurikulum dalam bentuk unit.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
c. Pelaksanaan kurikulum unit sangat memerlukan waktu, serta
dukungan peralatan dan sarana dan prasarana yang cukup.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
d. Tidak memiliki standar hasil belajar yang jelas, sehingga
sulit mengukur kemampuan anak secara nasional.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah Pengantar Kurikulum Kelompok 4<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Dr. Khaerudin, M.Pd.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-87401715083800170452012-11-27T07:59:00.002-08:002012-11-27T09:32:42.296-08:00LANDASAN FILOSOFIS PENGEMBANGAN KURIKULUM<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
PENDAHULUAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum sebagai rancangan suatu pendidikan mempunyai peran
dan kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan,
mengingat pentingnya peranan penting kurikulum di dalam pendidikan dan
perkembangan kehidupan manusia, maka dalam pembuatan kurikulum harus
menggunakan landasan – landasan yang kuat dan terlebih dahulu harus di identifikasi
, dikaji, dianalisis, secara selektif, <br />
<a name='more'></a>akurat, mendalam , dan menyeluruh
landasan apa saja yang harus dijadikan patokan dalam merancang, mengembangkan,
mengimplementasikan kurikulum agar kegiatan pendidikan berjalan sebagaimana
mestinya dan sesuai dengan yang di harapkan, Sanjaya (2008) menyatakan bahwa
landasan pengembangan kurikulum ada tiga yaitu landasan filosofis, psikologis,
dan landasan sosiologis-teknologis. Pada kesempatan ini, kelompok kami akan
mambahas salah satu landasan kurikulum, yaitu Landasan Filosofis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
PEMBAHASAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Landasan Filosofis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “philos” dan
“sophia”. Philos, artinya cinta yang mendalam, dan Sophia adalah kearifan atau
kebijaksanaan. Dari arti harfiah ini, Filsafat diartikan sebagai cinta yang
mendalam akan kearifan. Secara popular filsafat sering diartikan sebagai
pandangan hidup suatu masyarakat atau pendirian hidup bagi individu. Henderson
(1959) mengemukakan “popularly philosophy means one’s general view of live of
men, of ideals, and of values, in the sense everyone has a philosophy of life”.
Dengan demikian maka jelas setiap individu atau setiap kelompok masyarakat
secara filosofis memiliki pandangan hidup yang mungkin berbeda sesuai dengan
nilai-nilai yang dianggapnya baik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Filsafat sebagai sebuah sistem nilai menjadi dasar yang
menentukan tujuan pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa pandangan hidup
atau sistem nilai yang dianggap baik dan dijadikan pedoman bagi masyarakat akan
tercermin dalam tujuan pendidikan yang harus dicapai, karena kurikulum pada
hakikatnya berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat
mempertahankan, mengembangkan diri dan dapat hidup dalam sistem nilai
masyarakatnya sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam pengembangan kurikulum, filsafat menjawab hal-hal
mendasar bagi pengembangan kurikulum, antara lain: Ke mana anak didik akan
dibawa? Masyarakat yang bagaimana yang akan dibentuk melalui pendidikan
tersebut? Apa hakikat pengetahuan yang akan diajarkan kepada anak didik? Norma
atau sistem yang bagaimana yang harus diwariskan kepada anak didik sebagai
generasi penerus? Bagaimana proses pendidikan harus dijalankan?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Demikian mendasarnya pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab oleh filsafat. Dengan kedudukannya yang begitu mendasar, filsafat
memiliki paling tidak empat fungsi, yaitu:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Filsafat
dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harusdiberikan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Filsafat
dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Filsafat
dapat menentukan tolak ukur keberhasilan proses pendidikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Filsafat juga merupakan proses berpikir. Filsafat sering
diartikan sebagai cara berpikir. Berfikir filosofis adalah berfikir yang
memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut menurut Sidi Gazalba (Uyoh
Sadulloh: 2004), antara lain:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Berpikir
Radikal, yaitu berpikir sampai ke akar-akarnya, sampai pada konsekuensi
terakhir.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Berpikir Sistematis,
adalah berpikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah, dengan penuh
kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling berhubungan yang
teratur.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Berpikir
Universal, adalah tidak berpikir secaa khusus, yang hanya terbatas kepada
bagian-bagian tertentu, melainkan mencakup keseluruhan secara sistematis dan
logis sampai ke akar-akarnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Orang yang berfilsafat selalu berpikir secara mendalam
tentang masalah secara menyeluruh sebagai upaya mencari dan menemukan
kebenaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Filsafat memegang peranan penting dalam penyusunan &
pengembangan kurikulum. Sama halnya dalam Filsafat Pendidikan, dikenal ada
beberapa aliran filsafat, diantaranya perenialisme, essensialisme,
eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Perenialisme<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Perenial berarti “abadi” , aliran ini beranggapan bahwa
beberapa gagasan telah bertahan selama berabad – abad dan masih relevan saat
ini seperti pada saat gagasan tersebut baru ditemukan. Perenialisme lebih
menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan
budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan
kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini
menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada
tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Essensialisme<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Aliran filsafat essensialisme adalah suatu paham yang
menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan yang lama , merujuk kepada
pendidikan bersifat “tradisional” atau “back to basics” aliran ini dinamakan
demikian karena filsafat ini berupaya menanamkan pada anak didik hal – hal
“essensial” dari pengetahuan akademik dan perkembangan karakterEssensialisme
menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan
keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
berguna. Matematika, sains, dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai
dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama
halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa
lalu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Eksistensialisme<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Eksistensialisme merupakan paham yang berpusat pada manusia
individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas/kreatif , seseorang
eksistensialis sadar bahwa kebenaran itu bersifat relative, dan karenanya itu
masing – masing individu bebas menetukan mana yang benar atau salah .
Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang
hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.
Aliran ini mempertanyakan: Bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Progresivisme<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan
individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses.
Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Rekonstruktivisme<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran
progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat
ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada
progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan
masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk
apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran
ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme,
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan
Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan
dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat
rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum
Interaksional.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran
filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan
mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Saat ini,
pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi
pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih
menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah Pengantar Kurikulum Kelompok 1<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Dr. Khaerudin, M.Pd.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-60603478715494886742012-11-27T07:58:00.003-08:002012-11-27T09:32:57.329-08:00ISTILAH TERKAIT KURIKULUM<br />
<div class="MsoNormal">
Istilah-istilah terkait dengan kurikulum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Kurikulum
inti, persyaratan pendidikan umum yang ditetapkan sebagai rangkaian
didefinisikan program interdisipliner yang harus diambil oleh semua mahasiswa
yang terdaftar dalam program gelar di sebuah institusi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Kurikulum
institusi, kurikulum di suatu sekolah, pada tingkat Institusi (biasanya dikenal
dengan sebutan Buku I).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Kurikulum
utuh, kombinasi antara kurikulum inti dan kurikulum institusional.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Kurikulum
muatan lokal, pedoman penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang
ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah yang
bersangkutan, yang berisikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan dalam penyajian bahan itu dalam
PBM.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Hiden
Kurikulum, hasil (sampingan) dari pendidikan dalam latar sekolah atau luar
sekolah, khususnya hasil yang dipelajari tetapi tidak secara tersurat
dicantumkan sebagai tujuan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Intra
kurikuler, kegiatan siswa di sekolah atau mahasiswa di kampus yang sesuai atau
sejalan dengan komponen kurikulum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Ko
kurikuler, rangkaian kegiatan kesiswaan yg berlangsung di sekolah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Ekstra
kurikuler, kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam
belajar kurikulum standar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan),
kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh
setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· KKNI
(Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di
berbagai sektor.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tugas Individu Pengantar Kurikulum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Dr. Khaerudin, M.Pd.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-63705936249482438532012-11-27T07:57:00.000-08:002012-11-27T09:33:18.215-08:00PRINSIP KURIKULUM<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum
menjadi delapan macam, antara lain:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip Berorientasi Pada Tujuan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengembngan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum
merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang
pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengadung aspek-aspek pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan nilai. <br />
<a name='more'></a>Yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah
laku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan bertalian dengan
aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip Relevansi (Kesesuaian)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
pengembanga kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system
penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat,
tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip Efisiensi dan Efektifitas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien
dan pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar
dapat mencapai hasil yang optimal. Dana yang terbat harus digunakan sedemikina
rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi
siswa belajar disekolah juga terbatas sehingga harus dimanfaatkan secara tepat
sesuai dengan tata ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan. Tenaga
disekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya,
hendaknya didaya gunakan secara efisien untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Demikian juga keterbatasan fasilitas ruangan, peralatan, dan sumber
kerterbacaan, harus digunakan secara tepat oleh sswa dalam rangka pembelajaran,
yang semuanya demi meningkatkan efektifitas atau keberhasilan siswa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip Fleksibilitas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi
atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan
setempat, jadi tidak statis atau kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum
disediakan program pendidikan ketrampilan industri dan pertanian. Pelaksanaaan
di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang dialaksanakan
program ketrampilan pendidikn industri. Sebaliknya, pelaksanaan di desa
ditekankan pada program ketrampilan pertanian. Dalam hal ini lingkungan
sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan peralatan menjadi
faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip Kontiunitas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya
bagian-bagian, aspek-spek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan,
tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memilik hubungan fungsional yang
bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikn,
tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan
keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa
dalam melaksanakan proses pembelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip Keseimbangan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara
proposional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara
semau mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan.
Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, antara unsur-unsur
keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku. Dengan keseimbangan
tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu
sama lainnya saling memberikan sumbangan terhadap pengembangan pribadi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip Keterpaduan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keterpaduan, perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan
konsistensi antara unsur-unsusrnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua
pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan
keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh. Diamping itu
juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik dalam interaksi
antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip Mutu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu,
yang berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh
derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan,/media yang bermutu.
Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan
nasional yang diaharapkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tugas Individu Pengantar Kurikulum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Dr. Khaerudin, M.Pd.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-20524445867259217032012-11-27T07:56:00.001-08:002012-11-27T09:33:36.230-08:00DEFINISI KURIKULUM<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
5 Pengertian
Kurikulum Menurut Beberapa Sumber<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· J. Galen
Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better
Teaching on Learning (1956): Kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk
mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas dihalaman sekolah atau
diluar sekolah. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra
kurikuler.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Robert Gagne
(1967): Kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang disusun
sedemikian rupa, sehingga anak didik dapat mempelajarinya berdasarkan kemampuan
awal yang dimiliki atau dikuasai sebelumnya. Di kutip oleh Ahmad, dkk (1988 :
hal 14)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Grayson
(1978): Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran
(out-comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut
disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan
pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Romine:
Kurikulum mencakup semua temu pembelajaran, aktivitas dan pengalaman yang
diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam maupun di luar
kelas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
·
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
1 ayat (19) yang berbununyi: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pembahasan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Fungsi utama kurikulum adalah sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara menyeluruh. Untuk mencapai
tujuan tersebut, kurikulum memiliki beberapa komponen yang saling berkaitan
atau tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Karena jika hal itu terjadi, maka
proses untuk mencapai tujuan tersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Berikut adalah komponen-komponen kurikulum,
diantaranya:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
A. Tujuan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
B. Materi
pembelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
C. Strategi
pembelajaran / Interaksi belajar mengajar di sekolah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
D. Evaluasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A. Tujuan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pada masa sekarang, dalam rangka menghadapi perkembangan
dunia yang semakin maju, hampir disetiap negara mewajibkan para warganya untuk
menuntut ilmu, yang dalam penyelenggaraannya disesuaikan dengan peraturan –
peraturan yang ada dalam Negara tersebut, oleh karena itu dalam kurikulum harus
ada suatu tujuan yang jelas, seperti definisi tujuan pendidikan dalam sistem
pendidikan di Indonesia:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
B. Materi
Pembelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam suatu
kurikulum, agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik tentunya harus ada
suatu materi yang disajikan, berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pendidik memiliki wewenang penuh
untuk menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. Dalam
prakteknya untuk menentukan materi pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal
berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. Sahih
(valid); dalam arti materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah
teruji kebenaran dan kesahihannya. Di samping itu, juga materi yang diberikan
merupakan materi yang aktual, tidak ketinggalan zaman, dan memberikan kontribusi
untuk pemahaman ke depan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Tingkat
kepentingan; materi yang dipilih benar-benar diperlukan peserta didik. Mengapa
dan sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
3.
Kebermaknaan; materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis
maupun non akademis. Manfaat akademis yaitu memberikan dasar-dasar pengetahuan
dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan
lebih lanjut. Sedangkan manfaat non akademis dapat mengembangkan kecakapan
hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
4. Layak
dipelajari; materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat
kesulitannya (tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit) maupun aspek
kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondisi setempat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
5. Menarik
minat; materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi peserta
didik untuk mempelajari lebih lanjut, menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga
memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
C. Strategi
pembelajaran / Interaksi belajar mengajar di sekolah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam sistem pembelajaran, penggunaan strategi pembelajaran
merupakan hal yang penting, karena dari penggunaan strategi pembelajaran, dapat
di tentukan hasil output dari sistem pembelajaran tersebut, apakah berjalan
dengan baik atau tidak. Apabila yang menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah
penguasaan informasi-intelektual,–sebagaimana yang banyak dikembangkan oleh
kalangan pendukung filsafat klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme)
dalam rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi pembelajaran
yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru. Guru merupakan tokoh sentral
di dalam proses pembelajaran dan dipandang sebagai pusat informasi dan
pengetahuan. Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai obyek yang secara
pasif menerima sejumlah informasi dari guru. Metode dan teknik pembelajaran
yang digunakan pada umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara massal,
seperti ceramah atau seminar. Selain itu, pembelajaran cenderung lebih bersifat
tekstual.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Lain dengan suatu sistem pembelajaran kontekstual, metode
dan teknik pembelajaran ini lebih bersifat individual, langsung, dan
memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif), seperti: pembelajaran moduler,
obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya. Dalam hal ini,
guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya sebagai fasilitator,
motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai
motivator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar
dapat melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan
pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
D. Evaluasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Evaluasi adalah bagian dari komponen kurikulum. Evaluasi ini
dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian suatu sistem pendidikan yang
ingin diwujudkan,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk
penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan
dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan
oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam
memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan
pengembangan model kurikulum yang digunakan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kesimpulan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kurikulum adalah suatu rangkaian / struktur perencanaan
dalam sistem pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa oleh lembaga
pendidikan sesuai dengan keadaan, kemampuan, dan kebutuhan jenjang pendidikan,
yang dimaksudkan untuk melancarkan dan mengefektifkan proses pembelajaran,
serta sebagai pedoman untuk mengarahkan pendidikan mencapai tujuan yang
diinginkan dalam kegiatan pembelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah Pengantar Kurikulum Kelompok 1<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Dr. Khaerudin, M.Pd.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-24645170562235349472012-11-27T07:53:00.001-08:002012-11-27T07:53:11.654-08:00MODEL KOMUNIKASI LASSWELL DALAM PEMBELAJARAN<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Model Komunikasi Lasswell dalam Pembelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Model komunikasi Lasswell, dapat menjelaskan bagaimana
komunikasi terjadi dalam proses pembelajaran, sesuai yang diungkapkan dalam
model ini, yaitu “who says what in which channel to whom with what effect”,
yang artinya “siapa mengatakan apa dengan medium apa kepada siapa dengan
pengaruh apa?”.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Lalu hubungan antara model komunikasi ini dengan
pembelajaran adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Who<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Siapa di sini adalah guru.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Says What<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Maksudnya
adalah materi yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· In Which
Channel<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Yaitu media yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan
materi kepada peserta didik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· To Whom<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Siapa di sini adalah peserta didik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· With What
Effect<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Yaitu pengaruh yang ditimbulkan oleh guru kepada peserta
didik setelah menyampaikan materi tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Contohnya adalah, tugas diskusi virtual mata kuliah Dasar
Komunikasi yang diberikan minggu lalu. Ibu Murti (Who) memberikan materi
didiskusikan, yaitu Komunikasi dan
Pembelajaran (Says What) melalui Web Bali (In Which Channel) kepada
mahasiswa TP 2012 (To Whom) sehingga mahasiswa TP 2012 dapat mengerjakan
assignment yang diberikan berdasarkan hasil diskusi tersebut (With What
Effect).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Jika dikaitkan dengan komponen ABCD dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A. To Whom<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Peserta didik adalah Audience.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
B. In Which
Channel<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dapat dikategorikan sebagai Behavior, yang berperan dalam
menyampaikan materi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
C. Who Says What<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dikategorikan sebagai Condition, dimana peserta didik mampu
memahami materi apa yang disampaikan oleh guru.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
D. With What
Effect<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengaruh yang ditimbulkan adalah sebagai Degree, atau tolak
ukur tercapainya tujuan pembelajaran tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Contohnya, “Siswa SMK kelas XII semester V (Audience),
diharapkan mampu untuk membuat animasi 3D dengan software 3DsMax (Behavior)
berdasarkan pelatihan yang telah diberikan oleh pembimbing masing-masing
(Condition) dengan komponen teknik pembuatan karakter animasi dan action script
(Degree)”.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kesimpulannya adalah guru memberikan materi kepada peserta didik melalui
media yang disesuaikan untuk mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan peserta
didik yang kompeten.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tugas Individu Dasar-dasar Komunikasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Ibu Murti Kusuma Wirasty<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-37664417759228066232012-11-27T07:51:00.000-08:002012-11-27T07:51:07.636-08:00MODEL KOMUNIKASI SHANNON WEAVER<br />
<div class="MsoNormal">
Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya
informasi (source information) yang menciptakan sebuah pesan (message) dan
mengirimnya dengan suatu saluran (channel)kepada penerima (receiver) yang
kemudian membuat ulang (recreate)pesan tersebut. Dengan kata lain, model ini
mengasumsikan bahwa sumberdaya informasi menciptakan pesan dari seperangkat
pesan yang tersedia. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang
sesuai dengan saluran yang dipakai. Saluran adalah media yang mengirim tanda
dari pemancar kepada penerima. Di dalam percakapan, sumber informasi adalah
otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda yang dipancarkan oleh udara.
Penerima adalah mekanisme pendengaran yang kemudian merekonstruksi pesan dari
tanda itu. Tujuannya adalah otak si penerima. Dan konsep penting dalam model
ini adalah gangguan.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mengenal Teori Shannon-Weaver<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sebagai peneliti untuk perusahaan telekomunikasi, Shannon
tentu saja tertarik terhadap efisiensi mengirim infomasi melalui saluran
telegram dan telepon yang waktu itu belum berkembang seperti saat ini. Untuk
itu, Shannon perlu memandang informasi sebagai simbol-simbol yang dipertukarkan
dalam komunikasi antar manusia. Secara khusus, dia harus menjelaskan bagaimana
alat dan saluran komunikasi mengirim simbol-simbol itu dari satu titik di suatu
tempat ke titik lain di tempat lainnya. Ini dikenal sebagai transmisi
informasi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bagi laboratorium Bell tempat Shannon bekerja, kapasitas,
efisisiensi, dan efektivitas transmisi ini menjadi amat penting untuk
pengembangan jaringan telepon. Shannon lalu menggunakan pendekatan matematik
yang memudahkan manusia mereduksi gejala rumit agar mudah dipahami, dan
kemudian menghitung atau mengukur gejala tersebut untuk mencapai efisiensi
teknologi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Setahun setelah Shannon mengajukan pemikiran matematisnya di
jurnal perusahaan Bell, teori ini dikembangkan lebih jauh bersama seorang
rekannya, Warren Weaver, untuk menjadi buku. Di dalam buku inilah mereka
menegaskan bahwa untuk memahami informasi, kita perlu berasumsi bahwa semua
tujuan komunikasi adalah mengatasi ketidakpastian (uncertainty). Teori yang
dikembangkan Shannon dan Weaver menyederhanakan persoalan komunikasi ini dengan
memakai pemikiran-pemikiran probabilitas (kemungkinan).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Jika kita melakukan undian dengan melempar sebuah uang
logam, hasil undian itu dianggap bernilai satu bit informasi karena mengandung
dua kemungkinan dan setiap kemungkinan mengandung nilai 0,5 alias sama besar
dari segi kesempatan undian. Dari pemikiran dasar yang sederhana ini, Shannon
dan Weaver menyatakan bahwa semua sumber informasi bersifat stochastic alias
probabilistik (bersifat kemungkinan). Jika kemungkinan tersebut bersifat tidak
mudah diduga, maka derajat ketidakmudahan ini disebut sebagai entropy.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Melalui pernyataan-pernyataan matematis, Shannon (dan lalu
juga Weaver) menunjukkan hubungan antara elemen sistem teknologi komunikasi,
yaitu sumber, saluran, dan sasaran. Setiap sumber dalam gambaran Shannon
memiliki tenaga atau daya untuk menghasilkan sinyal. Dengan kata lain, pesan
apa pun yang ingin disampaikan melalui komunikasi, perlu diubah menjadi sinyal,
dalam sebuah proses kerja yang disebut encoding atau pengkodean. Sinyal yang
sudah berupa kode ini kemudian dipancarkan melalui saluran yang memiliki
kapasistas tertentu. Saluran ini dianggap selalu mengalami gangguan (noise)
yang mempengaruhi kualitas sinyal. Memakai hitung-hitungan probabilitas, teori
informasi mengembangkan cara menghitung kapasitas saluran dan kemungkinan
pengurangan kualitas sinyal. Sesampainya di sasaran, sinyal ini mengalami
proses pengubahan dari kode menjadi pesan, atau disebut juga sebagai proses
decoding.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Teori informasi Shannon juga menganggap bahwa informasi
dapat dihitung jumlahnya, dan bahwa informasi bersumber atau bermula dari suatu
kejadian. Jumlah informasi yang dapat dikaitkan, atau dihasilkan oleh, sebuah
keadaan atau kejadian merupakan tingkat pengurangan (reduksi) ketidakpastian,
atau pilihan kemungkinan, yang dapat muncul dari keadaan atau kejadian
tersebut. Dengan kata yang lebih sederhana, teori ini berasumsi bahwa kita
memperoleh informasi jika kita memperoleh kepastian tentang suatu kejadian atau
suatu hal tertentu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Keunggulan teori Shannon-Weaver terletak pada kemampuannya
membuat persoalan komunikasi informasi menjadi persoalan kuantitas, sehingga
sangat cocok untuk mengembangkan teknologi informasi. Kritik terhadap teori
mereka datang dari kaum yang mencoba mengaitkan informasi dengan makna dan
kandungan nilai sosial-budaya di dalam informasi. Sampai sekarang, perdebatan
tentang apakah informasi adalah sesuatu yang kuantitatif atau kualitatif masih
terus berlangsung. Ada yang mencoba mengambil kebaikan dari kedua pihak dengan
mengatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang berwujud dan sekaligus bersifat
abstrak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Jasa Shannon-Weaver terletak pada kepioniran mereka
memperkenalkan diskusi dan aplikasi informasi ke dalam kehidupan manusia. Apa
yang sekarang kita alami dan nikmati, adalah hasil perkembangan dari pemikiran
mereka juga.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mathematical Theory of Shannon & Weaver<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Claude Shannon<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Karya Shannon dan Weaver, Mathematical Theory of
Communication (1949), adalah salah satu pelopor teori komunikasi, dan juga
dianggap sebagai salah satu teori komunikasi yang tertua. Teori ini juga salah
satu contoh yang paling jelas dari Mahzab Proses, yaitu aliran yang melihat
komunikasi sebagai transmisi pesan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Fokus utama teori ini adalah untuk menentukan cara di mana
saluran (channel) komunikasi dapat digunakan secara efisien. Bagi mereka,
saluran utamanya adalah kabel telepon dan gelombang radio. Mereka mencetuskan
teori yang memungkinkan mereka mendekati masalah bagaimana mengirim sejumlah
informasi yang maksimum melalui saluran yang ada, dan bagaimana mengukur
kapasitas dari suatu saluran yang ada untuk membawa informasi. Mereka
menggunakan asumsi bahwa komunikasi antar manusia (human communication) itu
ibarat hubungan melalui telepon dan gelombang radio.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbVhKY8PwxCqfz78d5GcLkisVcfpWnLHg9PPyJ9x4nJIqPpWC1bmxZZNtRqX20CVRIZxVqONnTILeHKEP_vOSyfgD05ix5JFE7-NRUGOY3UOh0zDkUCO0XFrh377cTm0lIl_3QED00Qz0o/s1600/unduhan2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbVhKY8PwxCqfz78d5GcLkisVcfpWnLHg9PPyJ9x4nJIqPpWC1bmxZZNtRqX20CVRIZxVqONnTILeHKEP_vOSyfgD05ix5JFE7-NRUGOY3UOh0zDkUCO0XFrh377cTm0lIl_3QED00Qz0o/s1600/unduhan2.jpg" height="142" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sumber (source) dipandang sebagai pembuat keputusan
(decision maker), yaitu sumber yang memutuskan pesan mana yang akan dikirim.
Pesan yang sudah diputuskan untuk dikirim kemudian diubah oleh transmiter
menjadi sebuah sinyal yang dikirim melalui saluran kepada penerima (receiver).
Diumpamakan telepon, salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus listrik di
dalamnya, dan transmiter dan penerimanya adalah pesawat telepon.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Shannon dan Weaver mengidentifikasi tiga level masalah
(noise) dalam studi komunikasi. Ketiga hal tersebut adalah:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Level A (masalah teknis)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bagaimana simbol-simbol komunikasi dapat ditransmisikan
secara akurat?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Level B (masalah semantik)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bagaimana simbol-simbol yang ditransmisikan secara persis
menyampaikan makna yang diharapkan?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Level C (masalah keefektifan)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bagaimana makna yang diterima secara efektif mempengaruhi
tingkah laku dengan cara yang diharapkan?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Warren Weaver<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ibarat sedang berkomunikasi lewat telepon, gangguan teknis
adalah tentang apakah telepon kita berfungsi baik atau tidak. Jika telepon yang
kita gunakan sinyalnya tidak jelas atau putus-putus, sehingga suara kita tidak
terdengar dengan jelas oleh lawan bicara kita, maka hal ini termasuk ke dalam
gangguan (noise) teknis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pada noise yang kedua, gangguan level semantik, adalah sejauh
mana kata-kata atau komunikasi yang kita lakukan melalui telepon tadi dapat
dipahami atau ditangkap sesuai apa yang kita maksudkan. Mungkin secara teknis,
suara kita sudah dapat didengar dengan cukup jelas oleh lawan bicara kita, tapi
belum tentu apa maksud dari pembicaraan atau dari kata-kata kita dipahami atau
ditangkap secara baik oleh lawan bicara kita itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sedangkan pada level yang ketiga, gangguan masalah
keefektifan adalah persoalan tentang sejauh mana kata-kata atau komunikasi yang
kita lakukan terhadap lawan bicara kita mampu mempengaruhi tingkah laku orang
tersebut agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak kita. Gangguan pada
level ini adalah persoalan behavioral. Pada level ini pula, komunikasi dilihat
oleh Shannon dan Weaver sebagai alat propaganda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Jika ternyata komunikasi yang dilakukan tidak berhasil
mengubah perilaku lawan bicara kita agar mau mengikuti apa-apa yang dimaksudkan
oleh komunikator, maka komunikasi yang dilakukan dianggap mengalami gangguan
atau noise. Lebih dari itu komunikasi yang dilakukan dilihat juga sebagai
komunikasi yang tidak efektif, atau komunikasi yang gagal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam sudut pandang ini, teori Shannon dan Weaver
selanjutnya dianggap mamandang persoalan komunikasi sekedar sebagai
hitung-hitungan yang matematis. Lebih jauh lagi, komunikasi pada nantinya
dibuat sedemikian rupa agar mampu memanipulasikan pesan dan saluran guna
mencapai level keefektifan komunikasi yang optimal, yaitu mampu mengubah orang
lain mengikuti apa-apa yang diinginkan oleh seorang komunikator.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah Dasar-dasar Komunikasi Kelompok 2<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Ibu Murti Kusuma Wirasty<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-54478023229533100412012-11-27T07:48:00.000-08:002012-11-27T07:48:04.120-08:00MODEL KOMUNIKASI BERLO<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Model-model
Komunikasi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="background: #230000; color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Model Komunikasi Berlo<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam model komunikasi
David K. Berlo, terdapat unsur-unsur utama komunikasi yang dikenal dengan SCMR,
yaitu Source (sumber), Channel (saluran), Message (pesan), dan Receiver
(penerima). Di samping itu, terdapat juga tiga unsur lain, yaitu Feedback
(tanggapan balik), Efek , dan Lingkungan. Setiap unsur ini akan saling
bergantung satu sama lain dan memiliki peranan penting dalam membangun proses
komunikasi.<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><a href="" name="more"></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Sumber<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semua peristiwa
komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pengirim informasi. Sumber terdiri
dari satu orang atau kelompok. Misalnya partai, organisasi atau lembaga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Pesan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pesan adalah sesuatu
(pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda) yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
melalui media.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Saluran<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Saluran komunikasi
adalah media yang membawa pesan. Saluran komunikasi ini terdiri dari komunikasi
lisan, tertulis, dan elektronik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Penerima<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penerima adalah pihak
yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. UmpanBalik<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Umpan balik merupakan
respons atau reaksi yang diberikan oleh penerima.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Efek<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Efek atau pengaruh
merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7. Lingkungan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lingkungan atau
situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya
komunikasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhamad (1995)
menjelaskan bahwa model Berlo menekankan komunikasi sebagai suatu proses dan
menekankan “meaning are in the people”, atau arti pesan yang dikirimkan pada
orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri. Dengan kata
lain, bahwa interpretasi pesan terutama tergantung kepada kata atau pesan yang
ditafsirkan oleh si pengirim atau si penerima.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berlo menggambarkan
kebutuhan penyandi (encoder) dan penyandi balik (decoder) dalam proses
komunikasi. Enkoder bertanggung jawab mengekspresikan maksud sumber dalam
bentuk suatu pesan. Menurut Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut, seperti keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan,
sistem sosial, dan budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, struktur,
isi, perlakuan, dan kode. Saluran berhubungan dengan panca indera, yaitu:
melihat, mencicipi, mendengar, menyentuh, dan membaui.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="color: #990000; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype
id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t"
path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_7" o:spid="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75"
alt="Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCewZtSa8Ayf4XAzamaVbNs5q9RQ6fiPD7VFurbj3VzuZ4C3dYkAdxJB4Tw-hj-18K2rYY27nRkrDxTncu9G1lhj9s66HC2kpSKSVXeQmF5-niVe3hJlMPM2a5avnSHqfVZuwGTj-anlnc/s320/berlos-model-of-communication.gif"
href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCewZtSa8Ayf4XAzamaVbNs5q9RQ6fiPD7VFurbj3VzuZ4C3dYkAdxJB4Tw-hj-18K2rYY27nRkrDxTncu9G1lhj9s66HC2kpSKSVXeQmF5-niVe3hJlMPM2a5avnSHqfVZuwGTj-anlnc/s1600/berlos-model-of-communication.gif"
style='width:240pt;height:136.5pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'
o:button="t">
<v:imagedata src="file:///C:\Users\Andira\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.png"
o:title="berlos-model-of-communication"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--></span></b><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJRfHgf95w8wj5ZgGKKDCUuxRIEaJo2vixAYsMiVMjfsK0IZFmJxmu87ydf5EToc-xeIpmLx29Kq-RSdEg9Xo0qeC2ruSzeFe2GEPgLsBfoJ5WhS3b5VZCAe6T8zUPw8xpRHD2XnjSaMRj/s1600/berlos-model-of-communication.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJRfHgf95w8wj5ZgGKKDCUuxRIEaJo2vixAYsMiVMjfsK0IZFmJxmu87ydf5EToc-xeIpmLx29Kq-RSdEg9Xo0qeC2ruSzeFe2GEPgLsBfoJ5WhS3b5VZCAe6T8zUPw8xpRHD2XnjSaMRj/s1600/berlos-model-of-communication.gif" height="183" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penelaahan terhadap
Model Komunikasi Berlo:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Sumber<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seorang baik sebagai
sumber maupun penerima harus memperhatikan hal-hal berikut dalam berkomunikasi,
yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Ketrampilan
berkomunikasi (communication skills) yang terdiri atas:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Kemampuan sumber
dalam menyusun tujuan komunikasi;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Kemampuan sumber
dalam menterjemahkan pesan ke dalam bentuk signal atau ekspresi tertentu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Sikap, terdiri
atas:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Sikap terhadap diri
sendiri;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Sikap terhadap
pesan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Sikap terhadap
penerima pesan (receiver) maupun sikap sebaliknya, receiver terhadap sumber.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c. Pengetahuan,
meliputi:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Pengetahuan sumber
tentang receiver, media komunikasi yang sesuai, metode pendekatan yang sesuai,
serta pengetahuan tentang pesan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Pengetahuan receiver
tentang sumber, media, maupun pesan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d. Sistem sosial
budaya, baik sumber maupun penerima harus memperhatikan sistem sosial budaya
yang ada, meliputi:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Norma yang dianut;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Sistem pengambilan
keputusan. Misalnya, terkait dengan inovasi bidang pertanian;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Budaya yang
berkembang dan dianut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Pesan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pesan dikembangkan
berdasarkan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Kode pesan
(penggunaan bahasa, gambar yang disepakati)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Isi (disajikan utuh
atau terpotong?)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Perlakuan (pesan
dapat dicerna oleh kelima indera manusia?)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Saluran komunikasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Saluran komunikasi
yang digunakan hendaknya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Baik menurut
sasaran;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Dapat diterima oleh
banyak sasaran;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Mudah digunakan oleh
banyak sumber maupun penerima;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Lebih ekonomis;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Cocok dengan pesan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mulyana (2003)
mengidentifikasi kelebihan dan keterbatasan dalam model Berlo ini. Salah satu
kelebihan model Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi
publik atau komunikasi massa, namun komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk
komunikasi tertulis. Model Berlo juga bersifat heuristik (merangsang
penelitian) karena memperinci unsur-unsur yang penting dalam proses komunikasi.
Model ini misalnya dapat memandu anda meneliti efek keterampilan komunikasi
penerima atas penerimaan pesan yang dikirimkan. Atau jika sebagai pembicara
mungkin mulai menyadari bahwa latar belakang pembicara akan mempengaruhi
penerima pesan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sedangkan keterbatasan
model Berlo ini adalah Berlo mengganggap bahwa komunikasi merupakan sebuah
fenomena yang statis. Disamping itu, umpan balik yang diterima pembicara dari
khalayak tidak dimasukkan dalam model grafiknya dan komunikasi non verbal tidak
dianggap penting dalam mempengaruhi orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Makalah Dasar-dasar
Komunikasi Kelompok 4<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dosen: Ibu Murti
Kusuma Wirasty<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-39239902537861557292012-11-27T07:43:00.001-08:002012-11-27T07:43:26.163-08:00MODEL KOMUNIKASI SCHRAMM<br />
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari bentuknya, model
komunikasi dasar terbagi menjadi 2,yaitu :</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Model komunikasi
linear satu arah</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">· Model komunikasi
sirkuler</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MODEL-MODEL KOMUNIKASI
LINEAR : SATU ARAH</span></b><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Model ini didasari
paradigma stimulus-respon.Komunikan adalah makhluk pasif, menerima apapun yang
disampaikan komunikator kepadanya. Komunikator aktif menyampaikan pesan,
komunikan pasif menerima pesan, pesan berlangsung searah dan relatif tanpa
umpan balik, karena itu disebut linear. (Model Aristoteles,Model Laswell, Model
Braddock,Model Shannon-Weaver)</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><a href="" name="more"></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MODEL-MODEL KOMUNIKASI
SIRKULER : DUA ARAH</span></b><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kedudukan komunikator
dan komunikan relative setara. Munculnya paradigma baru ini merupakan pemisahan
dari paradigma yang lama tentang komunikasi yang linear. Model sirkuler
dikritik karena adanya kesamaan tingkat (equality)antara komunikator dan
komunikan.(Model Schramm,Model De Fleur,Model Helical Dance)</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Model Komunikasi
Menurut Schramm;</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Schramm membuat
serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang
sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman
dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang
dianggap interaksi dua individu.</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Model yang pertama
mirip dengan model Shannon dan Weaver. Schramm menggunakan unsur source dan
destination tapi tidak memunculkan transmitter dan receiver, yang ada adalah
encoder (alat penyandi) dan decoder (alat penyandi balik). Menurut model ini,
source boleh menjadi seorang individu atau organisasi, sinyalnya adalah bahasa
dan destination-nya adalah pihak lain kepada siapa sinyal itu ditujukan.Dalam
komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder adalah
earphone. Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah satu orang
sementara decoder dan destination pada sisi yang lainnya.</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdPlsdsZtPHFQG-kk6NNKjRMNgXOnMCETx7jrzZNJ6VFInYEqAh9_VQkLhNHMFEupirJCIWpoQrG6ccmPACY4CYHNS9exOPUlAr-v7wTCeRhDIKdY818ywwnSHkhtfKF47YBg67V5eDmUq/s1600/fig4.gif"><b><span style="color: #990000; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75"
coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe"
filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_6" o:spid="_x0000_i1027" type="#_x0000_t75"
alt="Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdPlsdsZtPHFQG-kk6NNKjRMNgXOnMCETx7jrzZNJ6VFInYEqAh9_VQkLhNHMFEupirJCIWpoQrG6ccmPACY4CYHNS9exOPUlAr-v7wTCeRhDIKdY818ywwnSHkhtfKF47YBg67V5eDmUq/s320/fig4.gif"
href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdPlsdsZtPHFQG-kk6NNKjRMNgXOnMCETx7jrzZNJ6VFInYEqAh9_VQkLhNHMFEupirJCIWpoQrG6ccmPACY4CYHNS9exOPUlAr-v7wTCeRhDIKdY818ywwnSHkhtfKF47YBg67V5eDmUq/s1600/fig4.gif"
style='width:240pt;height:85.5pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'
o:button="t">
<v:imagedata src="file:///C:\Users\Andira\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.png"
o:title="fig4"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--></span></b></a><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghGprp7HRI5ftoYT6Oc07fvqX6Rr9tCFt4CmML3pFnZdmCu2Y0s-jpfIyNJyDEh-hZBd_QRQbijspka0F4H9qvLjywooMlk75fIbx-7CqBEfpFj_mFVIHRpTeeljfzcXheLdwfjbkl__zO/s1600/fig4.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghGprp7HRI5ftoYT6Oc07fvqX6Rr9tCFt4CmML3pFnZdmCu2Y0s-jpfIyNJyDEh-hZBd_QRQbijspka0F4H9qvLjywooMlk75fIbx-7CqBEfpFj_mFVIHRpTeeljfzcXheLdwfjbkl__zO/s1600/fig4.gif" height="114" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Dalam modelnya yang
kedua, Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman
sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal
itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Itulah sebabnya pada modelnya
yang kedua ia mulai menyatukan source (sumber) dengan encoder(alat penyandi)
yang semula terpisah. Demikian pula halnya dengan decoder (alat penyandi balik)
yang ditempelkan dengan destination (tujuan/sasaran). Selain itu, ia menambah
unsur field of experience (bidang pengalaman) yang dimiliki kedua pelaku
komunikasi. Source menyandi (encode) dan destination menyandi balik (decode)
pesan berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing. Semakin besar luas
bidang pengalaman source yang berhimpitan dengan bidang pengalaman destination,
semakin mudah komunikasi dilakukan. Bila kedua bidang itu tidak bertautan atau
sangat sedikit pertautannya artinya </span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="color: #990000; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_5" o:spid="_x0000_i1026"
type="#_x0000_t75" alt="Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidGRqF1avXBgww6sQVF3z7GtcERoZ3GoYJwegERvSlzNm4toQAoWg6ro0S3XWIYBRW9OxIA5mnf23Up50LaMED-1cgEapySSbojtBpj8rk5wk7aZPhkpebmwOAX2jel0pfOTjga0bgRBmR/s320/fieldofexperience.gif"
href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidGRqF1avXBgww6sQVF3z7GtcERoZ3GoYJwegERvSlzNm4toQAoWg6ro0S3XWIYBRW9OxIA5mnf23Up50LaMED-1cgEapySSbojtBpj8rk5wk7aZPhkpebmwOAX2jel0pfOTjga0bgRBmR/s1600/fieldofexperience.gif"
style='width:240pt;height:81pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'
o:button="t">
<v:imagedata src="file:///C:\Users\Andira\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.png"
o:title="fieldofexperience"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--></span></b><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWCFSw_G2A2eRtsN9pQsJWpqkX97IpjlqppDE4ySDCygxUEEoCUQk_Fb1AOSztQNNZ1N-oa8UlQHGRDhnjW0WC4FwqBDh-1iRkhmZOQ1EnErTCDcV8EdD_-0HkPOt3kl8VEnvPIWhowsmI/s1600/fieldofexperience.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWCFSw_G2A2eRtsN9pQsJWpqkX97IpjlqppDE4ySDCygxUEEoCUQk_Fb1AOSztQNNZ1N-oa8UlQHGRDhnjW0WC4FwqBDh-1iRkhmZOQ1EnErTCDcV8EdD_-0HkPOt3kl8VEnvPIWhowsmI/s1600/fieldofexperience.gif" height="106" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Di Model ketiga,
Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang
melakukan fungsi encoder/encoding(menyandi), interpreter/interpreting
(menafsirkan), decoder/ decoding (menyandi-balik), mentransmisikan dan menerima
sinyal., Di sini kita melihat umpan balik(message) dan ”lingkaran” yang
berkelanjutan untuk berbagi informasi.</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="color: #990000; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_4" o:spid="_x0000_i1025"
type="#_x0000_t75" alt="Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8vYIA-v8pusEfYnDWns1LMYBP13GyjIEYiykK06smrcAiTWGDLrrJmCwXWBCmGdZjf-RUAi0cHL8ntiBrIresYGZK7eNwhMRQQYh1k7GMn5PvQJz9g3uBkz4UUeiSlisEW761Xu3XKJNt/s320/fig6.gif"
href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8vYIA-v8pusEfYnDWns1LMYBP13GyjIEYiykK06smrcAiTWGDLrrJmCwXWBCmGdZjf-RUAi0cHL8ntiBrIresYGZK7eNwhMRQQYh1k7GMn5PvQJz9g3uBkz4UUeiSlisEW761Xu3XKJNt/s1600/fig6.gif"
style='width:240pt;height:156pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'
o:button="t">
<v:imagedata src="file:///C:\Users\Andira\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.png"
o:title="fig6"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--></span></b><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZC87qmeRCyvzkhy2H-drFwS6MkYFINo3TSKbxBfNqFa8KyX_hDgtsPcLHMRdLQmpEGcT_mhIImGf8Ke2Qslc75gw1QIy2UzWeq7-FKA_RuExGaWfVAp12_GxKL5rdfgtwqnYRm1nWCcCD/s1600/fig6.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZC87qmeRCyvzkhy2H-drFwS6MkYFINo3TSKbxBfNqFa8KyX_hDgtsPcLHMRdLQmpEGcT_mhIImGf8Ke2Qslc75gw1QIy2UzWeq7-FKA_RuExGaWfVAp12_GxKL5rdfgtwqnYRm1nWCcCD/s1600/fig6.gif" height="207" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada model ketiga ini,
Schramm bekerjasama dengan Osgood sehingga dikenal sebagai model sirkular
Osgood dan Schramm (The Osgood and Schramm Circular Model) Menurut Schramm
seperti ditunjukan pada model ini, jelas bahwa setiap orang dalam proses
komunikasi dapat sekaligus sebagai encoder dan decoder yang secara konstan
menyandi balik tanda-tanda disekitar kita. Memberikan kode bisa juga disebut
chanel, sedangkan proses kembali pesan tersebut disebut feedback atau umpan balik
yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi. Karena itu memberi tahu
kita bagaimana pesan yang kita tafsirkan baik dalam bentuk kata-kata sebagai
jawaban, anggukan kepala, gelengan kepala, salah satu alis yang dinaikan dan
sebagainya. Begitu juga dalam surat pembaca di media cetak seperti surat kabar.
Surat pembaca ditujukan kepada redaksi sebagai protes atas editorial yang
ditulis pada surat kabar tersebut ataupun tepuk tangan pendengar ceramah.</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Makalah Dasar-dasar
Komunikasi Kelompok 3</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dosen: Ibu Murti
Kusuma Wirasty</span><span style="color: #333333; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 8.5pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-36135976486127761212012-11-27T07:30:00.002-08:002012-11-27T07:30:31.131-08:00CONTOH PERILAKU KOMUNIKASI<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Komunikasi dapat terjadi secara tatapmuka (konvensional)
maupun bermedia (digital). Berikut adalah satu contoh masing-masing dari 9
perilaku komunikasi dalam konteks pembelajaran:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· 1A. Perilaku
simtomatik yang tidak dipersepsi – Ketika presentasi di depan kelas, badan kita
gemetaran karena gugup, namun tidak ada seorang pun yang melihatnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· 1B. Simtom
yang dipersepsi secara insidental – Ketika presentasi di depan kelas, badan
kita gemetar. Kemudian teman-teman menyadari bahwa badan kita gemetar karena
gugup, walaupun sebelumnya mereka tidak memperhatikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· 1C. Simtom
yang diperhatikan – Ketika presentasi di depan kelas, badan kita gemetar.
Kemudian seorang teman yang berada paling dekat dengan kita bertanya, “kamu
sepertinya gugup sekali ya.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· 2A. Pesan
nonverbal yang tidak diterima – Ketika kita ingin mengajukan pertanyaan kepada
dosen, kita pasti terlebih dahulu mengacungkan tangan. Namun, tidak hanya kita
yang mengacungkan tangan, </div>
<div class="MsoNormal">
banyak teman-teman yang lain yang mengacungkan tangan
karena sama-sama ingin bertanya. Lalu dosen tidak menunjuk ke arah kita,
melainkan ke arah salah satu teman kita yang mengacungkan tangan juga.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· 2B. Pesan
nonverbal insidental – Ketika dosen sedang menjelaskan apa yang sedang
dipelajari, lalu kita memiliki kesibukan sendiri. Namun, ketika dosen bertanya
kepada kita, kita dapat menjawab apa yang dijelaskan tadi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· 2C. Pesan
nonverbal yang diperhatikan – Ketika kita ingin mengajukan pertanyaan kepada
dosen, kita pasti terlebih dahulu mengacungkan tangan. Lalu dosen langsung
menunjuk ke arah kita dan mempersilakan kita untuk bertanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· 3A. Pesan
verbal yang tidak diterima – Ketika kita hendak mengirim tugas melalui email,
dan pesan itu tidak terkirim karena adanya masalah dalam koneksi internet.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· 3B. Pesan
verbal insidental – Ketika proses belajar sedang berlangsung di dalam kelas,
ada salah satu di antara kita yang ‘nyeletuk’, namun seisi ruangan kelas tidak
terlalu memperhatikannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· 3C. Pesan
verbal yang diperhatikan – Ketika kita sedang presentasi di depan kelas bersama
kelompok, lalu kelompok yang lain beserta dosen memperhatikan apa yang sedang
kita presentasikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tugas Individu Dasar-dasar Komunikasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Ibu Murti Kusuma Wirasty<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-33399474381566686892012-11-27T07:25:00.003-08:002012-11-27T07:25:51.643-08:005 PENGERTIAN KOMUNIKASI<br />
<div class="MsoNormal">
1. Colin Cherry<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling
menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi
merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan
pembangkitan balasannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Carl I.
Hovland<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau
komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal
maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
3. William Albig<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan
pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua
proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
4. Karfried
Knapp<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang
menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata)
dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka
atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
5. William
J.Seller<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal
dikirimkan, diterima dan diberi arti.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tugas Individu Dasar-dasar Komunikasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Ibu Murti Kusuma Wirasty<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-24779802201426845832012-11-27T06:54:00.002-08:002012-11-27T06:54:45.203-08:00BELAJAR DAN PEMBELAJARAN<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
PENDAHULUAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A. Latar Belakang<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pada
dasarnya, belajar adalah perubahan yang relatif menetap dan dapat berlangsung
kapan saja, kompleks dan terjadi pada semua orang dan semua usia. Sementara,
dalam proses belajar terjadi pembelajaran, di mana adanya interaksi antara
pendidik, media dan pelajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Belajar
dan pembelajaran juga merupakan salah satu masalah dalam dunia pendidikan. Acap
kali masalah ini di lupakan begitu saja, padahal cara dan sistem dalam proses
pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan penyampaian materi dari pendidik
kepada pelajar. Pada zaman ini, mulai banyak pengembangan-pengembangan sistem
dan cara-cara belajar seperti belajar On-Line/Hybird Learning.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Oleh
karena itu, dalam karya ilmiah ini kami mengangkat masalah belajar da
pembelajaran. Tim penulis mencoba menyusun suatu karya tulis mengenai definisi
belajar dan pembelajaran, tujuan dan manfaat, jenis-jenis belajar, gaya belajar
dan pembahasan mengenai belajar dan pembelajaran dalam Teknologi Pendidikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
B. Rumusan Masalah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Masalah yang
akan di bahasa dalam makalah ini adalah :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Apa definisi
Belajar dan Pembelajaran ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Apa Tujuan
dari belajar dan Pembelajaran ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Konsep dari
belajar dan pembelajaran ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Apa itu teori
belajar ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Apa manfaat
dan tujuan teknologi pendidikan dalam belajar dan pembelajaran ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Ada berapa dan
apa itu dimensi pengetahuan ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
PEMBAHASAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A. Belajar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Belajar
adalah perubahan yang relatif menetap dan dapat berlangsung kapan saja, dimana
saja, da dari siapa/apa saja. Belajar dapat merupakan :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Penambahan
(hal yang baru)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Pengurangan
(kebiasaan salah)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Modifikasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Belajar pada dasarnya adalah usaha yang di sengaja, namun dapat pula
berlangsung tanpa disadari. Belajar adalah suatu proses yang kompleks dan
terjadi pada semua orang serta berlangsung seuur hidup. Karena kompleksnya
masalah belajar ini, banyak teori yang berusaha menjelaskan bagaimana proses
belajar itu terjadi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Para penganut aliran psikologi:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Behavioristik
(Prilaku) berpendapat bahwa belajar itu terjadi sebagai akibat adanya
pengkondisian lingkungan yang diikuti dengan adanya penguatan (reinforcement).
Ini berdasarkan perubahan perilaku yang dapat di amati. Oleh karena itu tujuan
belajar perlu dirumuskan dalam empat atribut siapa (audience), perilaku
(behavior), kondisi (condition) dan peringkat pencapaian (degree of
achievement). Dikenal dengan rumusan ABCD.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Kognitif atau
Gestalt berpandpat bahwa belajar terjadi karena usaha yang bertujuan,
eksploratif, imajinatif dan kreatif. Tujuan belajar cukup di rumuskan
menggunakan kata kerja atau kata benda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Humanistik
berpendapat bahwa belajar itu berlangsung berdasarkan kondisi internal seseorang
dan interaksinya dengan lingkungan. Setiap orang akan mengembangkan dirinya
sesuai jati dirinya yang selaras dengan lingkungan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Konstruktivis
berpendapat bahwa tiap orang akan mampu belajar dengan membangun apa yang di
alami dan diketahui, sesuai dengan potensi dan kondisi yang ada pada dirinya.
Tiap orang akan membangun potensi dirinya dengan mengolah, mencernakan dan
memeberi makna atas rangsangan dan pengalaman yang di perolehnya. Teori ini
menekankan pada keragaman belajar dan tujuannya adalah menguasai kompetensi
yang diperlukan dalam kehidupan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Perubahan atau kemampuan baru dalam belajar oleh APA (American
Psychological Association) diklasifikasikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor (oleh editor utama Benyamin S. Bloom dan 4 pendamping
editor salah satunya adalah David r. Krathwohl dan 34 anggota tim lainnya pada
tahun 1956) Masing-masing ranah dikembangkan lagi dalam sejumlah indikator dan
disebut taksonomi tujuan belajar. Taksonomi ini direvisi pada tahun 2001 oleh
satu tim dengan editor utama Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ki Hajar Dewantara (1889-1959) merumuskan tujuan belajar dalam tiga kategori, yaitu “tri-nga” (‘nga’
merupakan huruf terakhir dalam abjad Jawa Ajisaka) = ngerti, ngrasa dan
ngalkoni atau merasakan dan mengerjakan. Dalam literatur bahasa inggris dikenal
dengan 3H (Head, Heart & Hands).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Belajar mengandung ciri :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Bertambahnya
jumlah pengetahuan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Kemampuan
mengingat dan reproduksi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Menerapkan
pengetahuan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Menyimpulkan
makna<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Menafsirkan
dan mengaitkan dengan realitas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Berubah
sebagai pribadi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Seorang Belajar :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. 10 % dari yang
di baca<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. 20% dari yang
di dengar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. 30% dari yang dilihat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. 50% dari yang
dilihat dan di dengar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. 70% dari yang
dikatakan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. 90% dari yang
dikatakan dan dilakukan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
B. Metode, Gaya Dan Pendapat Para Ahli Dalam Belajar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Metode belajar itu seperti :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Belajar Aktif,
terjadi apabila pemelajar (leraners) dipacu untuk mengeksplorasi pengetahuan
dan pengalaman sendiri, termasuk sikap, nilai, kepercayaan dan motivasi diri
sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Belajar
madniri, terjadi bilamana pemalajar secara swakarsa menginternalisasi
pengetahan, sikap, dan keterampilan yang dtetapkan secara normatif, tanpa
tergantung bimbingan langsung dari pengajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Belajar
afektif, berlangsung bilamana pemelajar mengolah rangsangan dengan mengungkap
kembali pelajaran atau hal-hal yang telah dimiliki telebih dahulu, termasuk
pengalaman, sehingga menghasilkan sintesa baru.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Belajar
koorperatif, berlangsung bilamana beberapa pemelajar bekerjasama melakukan
kegiatan ke arah yang di sepakati bersama.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Belajar
Kolaboratif berlangsung bilamana beberapa pemelajar bekerjasama dengan
memberikan konstribusi sesuai dengan peran masing-masing untuk tercapai tujuan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Gaya belajar juga sangat mempengaruhi prestasi pelajar di dalam/di luar
kelas/sekolah. Ada 3 gaya belajar dan setiap orang pasti berbeda-beda, jadi
kita tidak bisa memaksakan kehendak kepada pelajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari
menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar
berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Gaya Belajar :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada
ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih
dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau
melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar
seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap
informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita
bisa mengingat dan memahami informasi itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan
individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu
agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar
seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sebelumnya para ahli atau tokoh banyak
berpendapat mengenai belajar, seperti :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Kong Hu Chu
(Confucius) berpendapat:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Apa yang saya dengar, saya lupa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Apa yang saya lihat, saya ingat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Apa yang saya kerjakan, saya pahami<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Silberman
berpendapat :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
What I hear I Forget<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
What I hear and see, I remember a little<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
What I hear, see and discuss with someone else, i begin to
understand<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
What I hear, see, discuss and do, I acquire knowledge and
skill<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
What I teach to another, I master<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Komensky (Commenius,
1659) berpendapat bahwa :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- belajar harus merupakan kegiatan yang menggembirakan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- konsep&prinsip abstrak harus di bangun dengan fondasi
pengalaman langsung.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Harlow (1959)
berpendapat :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- belajar lebih merupakan usaha meniadakan strategi yang
salah, dari pada memperkuat respons<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- awal belajar berlangsung lambat, makin lama makin cepat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. DePorter
(1992) berpendapat bahwa kurikulum yang harmonis disusun berdasarkan falsafah,
bahwa :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- belajar harus berlangsung dalam lignkungan yang
menyenangkan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
- seluruh aspek kepribadian dikembangkan melalui berbagai
pendekatan yang menantang<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
-kehormatan diri merupakan hal penting dalam membentuk
pribadi yang sehat dan bahagia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Harris (1967)
berpendapat bahwa perubahan perilaku yang efektif berlangsung dalam suasana
saling peduli (asertif) : I’m OK ßàYou’re OK<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Belajar dangkal hanya untuk mengingat/menghafal fakta/indformasi, dan
belajar mendalam bersifat permanen dan siap diaplikasikan ke dalam hidup.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Belajar akan di perkuat apabila si pelajar di tugaskan untuk :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Menjelaskan
sesuatu dengan bahasa sendiri<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mengenali
sesuatu itu dalam berbagai keadaan dan kesempatan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Memberikan
contoh mengenai sesuatu itu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Melihat
hubungan antara sesuatu itu dengan fakta atau informasi lain<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
·
Memperkirakan konsekuensinya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Menyatakan
hal yang bertentangan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Intelegensi menurut Gardner meliputi :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Kebahasaan (lingustik)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2.
Matematika/logika<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Visual/spasial<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Musikal<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Kinestetikal<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Interpersonal<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
7. Intrapersonal<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
8. Naturalis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
9. Spiritual<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
10. Eksistential<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sementara itu, Roger Sperry tahun 1964 (Dryden & Vos, 1999)
menemukan bahwa ke dua belahan otak besar mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Belahan Kiri :
Verbal, Logika, Rational, Objektif, Konseptual, Akademik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Belahan Kanan : Visual, Sintetik/Kinestetik, Emosional,
Subjektif, Fisikal/Spasial, Kreatif.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kedua belahan otak tersebut harus dirangsang agar berfungsi
dengan optimum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
C. Pembelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam konteks pendidikan , guru mengajar supaya peserta didik dapat
belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan ( aspek kognitif ), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap ( aspek
afektif ), serta keterampilan ( aspek psikomotor ) seseorang peserta didik.
Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan
guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru
dengan peserta didik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata
dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
( diturut ) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”,
yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak
didik mau belajar. ( KBBI )Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau
“pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (
Purwadinata, 1967, hal 22 ). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan
perbuatan belajar ( oleh siswa ) dan Mengajar ( oleh guru ).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang
searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah
kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari
guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan
kegiatan yang melibatkan beberapa komponen :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Siswa, Seorang
yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Guru,
Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Tujuan,
Pernyataan tentang perubahan perilaku ( kognitif, psikomotorik, afektif ) yang
diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Materi
Pelajaran, Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Metode, Cara
yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi
yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Media, Bahan
pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada siswa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
7. Evaluasi, Cara
tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ciri - ciri Pembelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut Eggen & amp, Kauchak ( 1998 ) Menjelaskan bahwa
ada beberapa ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Siswa
menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,
membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan - perbedaan serta
membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Guru
menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
aktivitas - aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Guru secara
aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam
menganalisis informasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Orientasi
pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Guru menggunakan teknik mengajar yang
bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
D. Tujuan Belajar dan Pembelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Setiap program pembelajaran bertujuan untuk terjadinya tndak belajar.
Belajar dapat berlangsung sendiri tanpa adanya kegiatan pembelajaran. Tujuan
belajar ranah kognitif hasil revisi membedakan : Proses Kognitif dan Dimensi
Pengetahuan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tujuan belajar ranah kognitif seharusnya dirumuskan dengan menggunakan
tabel taksonomi yang menunjukan dimensi pengetahuan apa yang perlu dikuasai
(kata benda) dan pada jenjang mana tindakan untuk penguasaan tersebut (kata
kerja).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sementara itu, tujuan belajar ranah
psikomotor dikembangkan oleh beberapa ahli yang berbeda-beda secara
sendiri-sendiri. Sebenarnya taksonomi ranah kognitif juga dapat digunakan dalam
bidang keterampilan perbuatan, namun banyak ahli yang berpendapat bahwa ranah
psikomotor ini lebih diutamakan kemampuan fisik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Proses
kognitif disusun dalam enam jenjang meliputi :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Mengingat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Mengerti<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Memakai<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Menganalisis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Menilai<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Mencipta<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dimensi pengetahuan dibedakan menjadi empat, yaitu :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Pengetahuan
faktual <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Pengetahuan
konseptual<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Pengetahuan
Prosedural<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Pengetahuan
Metakognitif<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut Dave, keterampilan psikomotorik meliputi :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Peniruan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Penggunaan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Ketepatan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Perangkaian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Naturalisasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut Harrow, tujuan belajar ranah psikomotorik tersusun
dalam peringkat :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Gerak Refleks<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Gerak dasar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Kemampuan
perseptif<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Kemampuan
fisik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Gerak terampil<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Gerak komunikatif<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dimensi Pengetahuan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Pengetahuan
Fakta<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Terminologi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Rincian dan
unsur-unsur<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Pengetahuan
Konseptual<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Klasifikasi
dan kategori<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Prinsip dan
generalisasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Teori, model
dan struktur<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Pengetahuan
Prosedural<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Ketrampilan
khusus dan algoritma<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Teknik dan
metode khusus<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Kriteria
penggunaa cara yang tepat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Pengetahuan
Metakognitif<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Pengetahuan
startegik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Pengetahuan
tentang tugas kognitif<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Pengetahuan
diri<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Teknologi Pendidikan bertujuan memfasilitasi belajar yang
mendalam dan siap diterapkan dalam kehidupan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
KESIMPULAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A. KESIMPULAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. Belajar adalah
proses kompleks dan terjadi pada semua orang, berlangsung kapan saja, dimana
saja, dari siapa/apa saja dan berlangsung seumur hidup. Sedangan pembelajaran
adalah proses adanya interaksi antara pendidik dan pelajar dengan sumber
belajar (media) untuk membantu proses belajar dan dapat berlangsung sepanjang
hayat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Teori belajar ada 4; Behavior (Prilaku),
Kognitif (Gestalt), Humanistik dan Konstruktivis yang mempunyai tujuan dan
anggapan berbeda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Dari banyaknya
pendapat para ahli dan tokoh dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang akan
lebih banyak belajar dari pengalaman, apa yang dilihat, di rasa dan di dengar
secara bersamaan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Tujuan Belajar
adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan
tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,keterampilan dan sikap-sikap
yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Yang menjadi
kunci dalam rangka menentukan tujuaqn pembelajaran adalah kebutuhan siswa,mata
ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa
yan hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran
yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang
diinginkan. guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia
harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat
diukur.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Peran
Teknologi Pendidikan dalam belajar dan pembelajaran seperti memudahkan proses
belajar, membantu pendidik dengan media-media dan memfasilitasi proses belajar
sehingga menjadi mudah dan menyenangkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah PTP Kelompok Cabe Rawit<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-61788975046788974502012-11-27T06:53:00.001-08:002012-11-27T06:53:52.385-08:00SISTEM BELAJAR MANDIRI<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
PEMBAHASAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A. Pengertian Konsep
Dasar Pengembangan Sistem Belajar Mandiri<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Secara ringkas dapat disebutkan bahwa teknologi pendidikan
sebagai suatu konsep, mengandung sejumlah gagasan dan rujukan. Gagasan yang
ingin diwujudkan adalah agar setiap pribadi dapat berkembang semaksimal mungkin
dengan jalan memanfaatkan teknologi sedemikian rupa sehingga selaras dengan
perkembangan masyarakat dan lingkungan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem adalah perpaduan antara sejumlah komponen yang
masing-masing mempunyai fungsi sendiri, namun saling berkaitan untuk mencapai
suatu tujuan bersama, dalam suatu lingkungan yang kompleks.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Kesalahpengertian tersebut terjadi karena
pada umumnya mereka yang kuliah di UT cenderung belajar sendiri tanpa tutor
atau teman kuliah. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif , dengan
ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam pelaksanaannya, konsep dasar itu dikembangkan dengan
menggunakan rambu-rambu sebagai berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Adanya pilihan materi ajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta dalam beraneka bentuk<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengaturan waktu belajar yang luwes, sesuai dengan kondisi
masing-masing peserta didik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kemajuan belajar yang dipantau oleh berbagai pihak yang dapat
dilakukan kapan saja peserta didik telah siap<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Lokasi belajar yang dipilih/ditentukan sendiri oleh peserta
didik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dilakukannya diagnosis kemampuan awal dan kebutuhan serta
remediasi bila kemampuan itu kurang atau pengecualian bila kemampuannya sudah
dikuasai.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Evaluasi hasil belajar, dengan berbagai cara dan bentuk
seperti tes penguasaan, pembuatan portofolio, dsb<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pilihan berbagai bentuk kegiatan belajar dan pembelajaran
yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik maupun pelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem belajar mandiri (SBM) sebagai suatu sistem dapat
dipandang sebagi suatu struktur,proses, maupun produk.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Sebagai suatu
struktur: adanya suatu susunan dengan hierarki(tingkatan) tertentu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Sebagai proses:
adanya tata cara atau prosedur yang runtut<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Sebagai produk:
adanya hasil atau wujud yang bermanfaat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
B. Komponen Sistem
Belajar Mandiri<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Semua komponen ini saling berkaitan dan terintegrasi dalam
suatu kesatuan. Secara operasional pengertian SBM dengan segala komponennya ini
lebih merupakan suatu pola konseptual dan tindakan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Falsafah dan Teori<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Setiap tindakan yang sengaja dan sadar tentu mempunyai
dasar. Tindakan untuk menyelenggarakan SBM karena itu tentu mempunyai dasar
falsafat dan teori.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Falsafah/teori adalah suatu pemikiran dasar yang mempengaruhi
tindakan-tindakan kita. setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang
merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang didukungnya yaitu : *apa
hakikat gejala tersebut (landasan otologi),<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*bagaimana (asal, cara, struktur dan lain lain) cara penggarapan
gejala tersebut (landasan epsitimologi),<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*dan apa manfaat pembahasan gejala tersebut (landasan
aksiologi)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pertimbangan Antologi : ada sejumlah postulat (pernyataan
sosiayang diterima tanpa perlu pembuktian) yang dapat dijadikan pegangan dalam
mengembangkan konsep belajar mandiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Manusia
dilahirkan dalam keadaan berbeda<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Manusia
mempunyai kemampuan untuk belajar dan mengembangkan diri sesuai potensi yang
ada padanya, dan lingkungan yang mempengaruhinya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Manusia
mempunyai keluwesan utuk mengubah dan membentuk kepribadiannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Orang indonesia, mempunyai dasar Ontologi formal dalam
perundangan seperti UUSPN(UU Sistem Pend. Nasional), yang menegaskan tujuan
pendidikan adalah membentuk manusia indonesia seutuhnya yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan serta kepribadian yang mantap dan mandiri. Mandiri itu berarti
mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri dan ikut serta dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. Bahwa salah satu hakikat diselenggarakannya SBM adalah untuk
mengatasi masalah belajar dan kinerja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pertimbangan Epistelomogi :secara legal keberadaan SBM
tentunya didasarkan pada ketentuan hukum atau perundangan yang ada. Sedangkan
secara konseptual keberadaanya didasarkan pada anggapan bahwa semua manusia
dapat belajar apa saja, melalui apa saja, dari apa dan siapa saja,kapan saja,
dengan cara yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi masing-masing. Karena
SBM pada dasarnya merupakan satu penerapan konsep TP, maka berlaku pula prinsip
TP,yaitu:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Memadukan
berbagai macam pedekatan dari bidang psikologi,komunikasi, manajemen,rekayasa,
dll<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Memecahkan
masalah secara menyeluruh dan bersistem. Menyeluruh berarti tidak bersifat
tambal sulam dan memperhatikan semua aspek. Bersistem berarti dilakukannya
prosedur yang teratur dan berurutan, dengan senantiasa melakukan perbaikan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Mengkaji semua
kondisi dan saling terkait diantararanya, dan menggunakan teknologi sbagai
proses dan produk untuk memecahkan masalah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Mengusahakan
adanya efek sinergi, dimana penggabungan unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari
sekedar penjumlahan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pertimbangan aksiologi :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
* manfaat SBM bagi
pelajar/PD adalah agar dapat dimungkinkan mengikuti pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan kondisi mereka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*manfaat SBM bagi penyelenggara maupun masyarakat:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Dapat
dipercepatnya usaha peningkatan mutu karyawan,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Tidak
diperlukannya biaya yang besar untuk penyelenggaraannya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Tidak
terganggunya kegiatan organisasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Harapan akan
meningkatnya mutu pelayanan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kerangka teori<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
SBM juga dilandasai oleh sejumlah teori dan konsepsi
tertentu. Salah satunya adalah Teori instruksional yang bersifat preskriptif,
artinya teori yang memberikan “resep” untuk mengatasi masalah. Mengandung 3
variabel.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Kondisi instruksional :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Karakteristik siswa meliputi : pola kehidupan
sehari-hari, keadaan sosial ekonomi, kemampuan membaca, dsb.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Karakteristik pelajaran meliputi : tujuan apa yang ingin
dicapai dalam pelajaran tersebut, dan apa
hambatan untuk pencapaian itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Perlakuan instruksional<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Pengorganisasian bahan pelajaran, meliputi: bagaimana
merancang bahan untuk keperluan belajar mandiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Strategi penyampaian meliputi : pertimbangan penggunaan
media apa untuk menyajikan apa, bagaimana cara menyampaikannya, siapa dan atau
apa yang akan menyajikan,dsb.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Pengelolaan kegiatan : keputusan untuk mengembangkan dan
mengelola serta kapan dan bagaimana digunakannya bahan pelajaran dan strategi
penyajiannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dan hasil instruksional<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Model Instruksional J.B Carrol (Wager, 1977 ).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Gambar 1<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Variabel waktu yang digunakan dapat dirinci lebih lanjut
menjadi waktu yang diberikan dan kegigihan. Variabel waktu yang digunakan
terdiri atas kemampuan, kualitas instruksional, dan kemauan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Gambar 2<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Meningkatnya nilai pembilang (waktu yang diberikan dan kegigihan)
akan meningkatkan waktu yang diperlukan, dan mengakibatkan meningkatnya
keberhasilan belajar. Meningkatnya nilai pada sebutan (kemampuan, kualitas
instruksional dan kemauan) akan menurunkan waktu yang digunakan dan karena itu
akan meningkatkan keberhasilan belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kebutuhan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Yang pertama perlu diidentifikasikan adalah kebutuhan
belajar dan berkarya bagi para calon peserta, yang mungkin berupa kebutuhan
yang dirasakan(seperti halnya merasa kurang mampu), atau kebutuhan yang
dinyatakannya, yaitu bilamana seseorang bersedia mengeluarkan dana dan tenaga
untuk memperoleh sesuatu (mungkin yang bermanfaat untuk pekerjaan, ataupun
hanya mengejar status maupun gengsi). Kebutuhan ini dapat diketahui dengan
mengadakan pengkajian lapangan(training/learning needs assessment) seperti
kuesioner,observasi,dan wawancara<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
serta dengan pengkajian konseptual dengan melakukan studi
perbandingan(kajian empirik) atau pembahasan oleh para ahli.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Peserta<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Peserta SBM tidak dapat dikontrol kegiatan belajar
kesehariannya. Pengawasan, yang pada sistem konvensional dilakukan oleh penatar
dalam SBM harus dilakukan oleh peserta sendiri. Maka sebelum suatu program SBM
dimulai perlu dilakukan pengkajian konteks, dan karakteristik para peserta.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengkajian konteks meliputi : *kondisi fisik, *intelektual,
*kondisi sosial-ekonomi, serta pola kegiatan sehari-hari calon peserta yang
bersangkutan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengkajian karakteristik meliputi :
*minat,*kebiasaan,*aspirasi, *latar belakang pendidikan, *kemampuan membaca,
dsb<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengkajian itu dapat dilakukan dengan pendekatan
pragmatis(data lunak/soft data) berupa persepsi, nilai, dan keinginan yang
diamati oleh sekelompok perencana tentang apa yang diperlukan, dan
mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan. Dan yang terbaik adalah menggunakan
data mantap/hard data melalui penelitian khusus/ dengan menganalisis hasil
penelitian serasi yang sudah ada.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Program<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
SBM ditentukan pula oleh tujuan program, pola instruksional,
format bahan belajar, urutan pelajaran,sumber bahan pelajaran, deskripsi isi,
dan kriteria penggarapannya. Rencana yang tlah disusun ini kemudian
dikembangkan dengan menentukan materi ke dalam sejumlah topik, dan kemudian
dijabarkan lagi dalam bentuk naskah untuk diproduksi. Perencanaan program
mempunyai arti yang sangat penting, karena dari rencana inilah digerakkan
seluruh kegiatan lain, misalnya program apa yang harus diproduksi, kapan harus
siap, berapa besar dana yang perlu disediakan, sarana apa yang perlu ada, siapa
yang perlu mengerjakan, dsb.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Namun harus juga memperhitungkan faktor lain yaitu perkembangan
TIK, karena mlalui teknologi ini orang dapat menerima gagasan,informasi, sikap
atau nilai tanpa sengaja dan terencana.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Strategi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Strategi adalah
pendekatan menyeluruh dalam pembelajaran, dan yang berupa pedoman umum
dan kerangka kegiatan yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan teori
tertentu. Strategi ditetapkan untuk mencapai tujuan umum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penentuan strategi pada umumnya meliputi :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Tujuan belajar,
jenis dan jenjangnya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Cara penyajian
bahan pelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Media yang
digunakan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Biaya yang di
perlukan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Waktu yang di
berikan dan jadwalnya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Prosedur kegiatan
belajar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Instrumen dan
prosedur penelitian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penentuan strategi ini memberikan masukan kepada pengembang
materi, distribusi dan kegiatan belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dari model Carroll, maka variabel yang dapat dikontrol
adalah waktu yang diberikan dan kualitas instruksioan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Materi pelajaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Secara teoritik dalam SBM para peserta dapat memilih dan
menentukan materi pelajaran yang di perlukannya, namun dalam praktiknya paling
tidak akan ditentukan tentang yang memenuhi syarat untuk di pilih. Bahkan dalam
kenyataannya, materi telah disiapkan oleh penyelenggara, dengan alasan untuk
mengendalikan mutu dan meningkatkan efisiensi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam pengembangan materi ini harus benar benar diperhatikan
kondisi dan karakteristik peserta.masyarakat kita pada umumnya masih dikenal
sebagai masyarakat yang masih berbudaya mendengar lebih efektif lagi bila
ditambahkan dengan membaca, namun belum berbudaya hanya membaca saja, apalagi
membaca secara mandiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
*penggunaan
ilustrasi,*kalimat-kalimat pendek, *kosakata yang terbatas,*serta tata
letak/layout menarik pada naham cetak akan sangat menolong keadaan ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Produksi dan Pengadaan Bahan ajar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Yang dimaksud dengan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Produksi :
pembuatan paket bahan pelajaran sendiri,
berdasarkan naskah yang telah dirancang sesuai dengan kriteria
pengolahan.kegiatan produksi ini harus dilakukan oleh orang suatu tim yang
kompeten. Hal ini berkaitan dengan komponen tenaga.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengadaan
bahan belajar: pembelian bahan belajar yang sudah jadi, misalnya modul yang
sudah dibuat oleh Puslitbangjari UNS atau Universitas Terbuka<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Distribusi/ penyebaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Distribusi bahan pelajaran kepada para peserta perlu
memperhatikan strategi, kesiapan produk, sarana, dan prasarana.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam suatu SBM yang waktunya tertentu dan terbatas, masalah
distribusi ini dapat menjadi faktor penentu, karena keterlambatan distribusi
menyebabkan keterlambatan bahan belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kegiatan belajar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Puncak kegiatan SBM adalah terjadinya kegiatan belajar oleh
peserta. Peserta diharapkan dapat belajar di tempat yang ditentukan sendiri,
pada waktu yang dipilihnya sendiri dan dengan cara belajar sendiri tanpa
bimbingan tatap muka dari orang lain. Namun hal ini tergantung kondisi dan karakteristik peserta, serta kualitas bahan
pelajaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kepada para siswapun disarankan agar mereka membentuk
kelompok belajar pada lokasi yang berdekatan. Kelompok ini tidak harus
setingkat, atau dengan mata pelajaran yang sama.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pada sistem SBM yang ideal, kegiatan belajar ini tidak
dibatasi waktu, jadi lebih ditekankan pada pendekatan penguasaan(mastery
concept). Penguasaan atas tujuan belajar dapat dibuktikan(dievaluasi) dengan
berbagai macam cara, yaitu dengan self-test(tes sendiri), tes baku yang dapat
diambil kapan saja, tes kolokium, dan pembuatan portofolio.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Organisasi penyelenggara<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penyelenggaraan SBM merupakan suatu usaha pembaruan yang
penuh dengan tantangan. Karena itu idealnya dituntut organisasi penyelenggaraan
khusus tersendiri yang lincah, berpandangan jauh kedepan, serta mampu menjalin
kerjasama yang luas dengan berbagai pihak yang berkaitan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penyelenggara pendidikan (termasuk SBM) dapat dibedakan
dalam 3 dimensi,yaitu:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. persyaratan, dengan rentangan ketat dan longgar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. kewenangan, dengan rentangan memusat dan menyebar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. sumber belajar, dengan rentangan yang terbatas dan
leluasa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Organisasi penyelenggaraan perlu dibentuk sejak awal
timbulnya gagasan. Dalam organisasi ini perlu dihimpun tenaga, sarana, dan
prasarana yang diperlukan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tenaga<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
SDM dapat dikatakan merupakan kunci keberhasilan
penyelenggaraan SBM. Tenaga yang diperlukan dalam menyelenggarakan SBM meliputi
berbagai bidang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Manajerial : mereka yang mengelola kegiatan organisasi, dan
personel dipusat maupun daerah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Akademik : mereka yang mempunyai potensi dan keahlian dalam
isi/bidang studi yang diajarkan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Fungsional : mereka yang mempunyai kempetensi/keahlian dalam
perencanaan dan pengembangan kurikulum,teknologi instruksional, pengujian, PLS,
BK serta tenaga Peneliti yang merupakan yang mempunyai posisi penting,karena ia
harus dapat memberikan masukan kepada semua komponen sistem, dan sebaikanya
tenaga peneliti ini merupakan suatu tugas tersendiri, dan tidak dibebankan bagi
tenaga yang ada.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Teknis : yang
melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari, termasuk didalamnya tenaga
administrasi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sarana dan Prasarana<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Sarana: segala
bentuk peralatan dan fasilits fisik.dapat berupa peralatan yang diperlukam
untuk produksi, distribusi, kegiatan belajar maupun untuk pemberian bantuan dan
penilaian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Prasarana/
infrastruktur: segala sesuatu yang memungkinkan terselenggaranya fungsi sarana,
seperti dana, sumber daya listrik,transportasi, termaksud pula tatanan atau
aturan yang terkait didalamnya. Tatanan atau peraturan perlu mendapatkan
perhatian dari awal, karena meliputi ketentuan prasyarat dan seleksi peserta,
ketentuan prasyarat dan status akademik,ketentuan yang berhubungan dengan karir
PD dsb. Dana seringkali merupakan faktor yang paling menentukan.
Penyelenggaraan SBM sering kali lebih ditekankan pada tidak tersedianya dana untuk
melaksanankan diklat tatap muka. *bahan belajar berupa modul tertulis saja
(apalagi kalau dibuat dengan pertimbangan seekonomis mungkin) tidak akan
mungkin menyamai efektivitas belajar tatap muka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bantuan dan pengawasan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Untuk menunjang kelancaran kegiatan belajar, dalam SBM juga
diperlukan sejumlah bantuan dan pengawasan yang antara lain meliputi :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Informasi tentang
program dan persyaratan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Tata cara
pendaftaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Pengadministrasian
kegiatan akademik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Pemberian umpan
balik atas pertanyaan atau saran dan tanggapan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Untuk menangani pemberian bantuan inidiperlukan unit kerja
tersendiri, sebab kalau tidak,para PD akan merasa ditinggalkan atau dibiarkan
dengan persoalannya sendiri. Melalui kegiatan pemberian bantuan ini dapat
dijaga adanya hunungan insani antara pelajar(yang tidak dikenal karena dari
jarak jauh) dengan PD.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penelitian dan penilaian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penelitian
yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan SBM dapat dibedakan dalam beberapa
peringkat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Pada peringkat
kebijakan penelitian diperlukan untuk pengembangan masa depan. Seperti misalnya
penjajagan kelayakan, kebutuhan normatif dan masa depan, pengelolaan kegiatan,
dsb.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Pada peringkat
strategis penelitian diperlukan untuk mengetahui kecendrungan karekteristik
calon peserta, kompetensi dan pendidikan yang ada dan yang diperlukan,
efektifitas program, analisis biaya dan lain lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Pada peringkat operasional penelitian diperlukan untuk
mengetahui masalah produksi, distribusi, kesulitan belajar, hasil belajar dan
sebagainya. Penelitian tentang efektivitas dan efisiensi masih sangat terbatas
sekali di lakukan di indonesia. Kebanyakan digunakan dari hasil penelitian luar
negeri.memang ada baiknya penelitian luar negeri, meskipun dari latar belakang
budaya yang berbedadijadikan referensi guna menghasilkan program yangbermakna
dan bermutu. Namun sebaiknya dilakukan penelitian sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
c. Pengimplikasian Sistem Belajar Mandiri dalam manajemen<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3 kategori dalam manajemen SBM:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Manajemen Kegiatan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Merupakan
usaha yang bertujuan untuk menentukan dan menyelenggarakan pembaruan demi
tercapainya falsafah dan kebijakan kelembagaan, kegiatan dapat dikategorikan
dalam 3 peringkat, yaitu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. peringkat kebijakan,meliputi: penjabaran kebijakan,
penilaian kebutuhan,penentuan kriteria peserta, penilaian proses kegiatan,
pembentukan organisasi, rekturmen dan seleksi tenaga, serta sertifikasi dan
pengakuan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. peringkat strategik, meliputi : perancangan program,
penentuan strategi, pengembangan bahan belajar(termaksud didalamnya evaluasi
formatif untuk menyempurnakan bahan belajar tersebut), pproduksi bahan belajar,
serta penyimpanan dan distribusi bahan belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. peringkat operasional, meliputi: publikasi, pendaftaran
calon PD, penerimaan peserta, pemberian orientasi kepada para PD,
penyediaan(logistik) bahan belajar, pengelolaan kegiatan belajar setempat,
penilaian kemajuan belajar, dan pemberi bantuan belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Manajemen personel<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
apa,
bagaimana, siapa yang Berwenang dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ò Manajemen
organisasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
memfungsikannya kegiatan dengan jalan membentuk unit kerja, menentukan,
status organisasi, menyusun struktur organisasi, dsb.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Fungsi manajemen secara umum adalah :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Perencanaan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengorganisasian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penyusunan pekerja<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengarahan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengoordinasian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengendalian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Permasalahan manajemen SBM tidak mungkin diatasi dengan ad
hoc(sambil lalu). Agar SBM dapat terselenggara dengan baik, maka sebaiknya
dikelola tersendiri dengan memerhatikan seluruh komponen sistem serta kategori
dan fungsi manajemen.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
KESIMPULAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kesimpulan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Fenomena
Sistem Belajar Mandiri atau Proses belajar mandiri, memberi kesempatan para
peserta didik untuk mencerna materi ajar dengan sedikit bantuan guru. Mereka
mengikuti kegiatan belajar dengan materi ajar yang sudah dirancang khusus
sehingga masalah atau kesulitan sudah diantisipasi sebelumnya. Model belajar
mandiri ini sangat bermanfaat, karena dianggap luwes, tidak mengikat, serta
melatih kemandirian siswa agar tidak tergantung atas kehadiran atau uraian
materi ajar dari guru. Berdasarkan gagasan keluwesan dan kemandirian
inilah,belajar mandiri telah bermetamorfosis sedemikian rupa, diantaranya
menjadi sistem belajar terbuka, belajar jarak jauh,(e-learning,dsb)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dari proses belajar mandiri tersebut diperoleh peran guru
atau instruktur diubah menjadi fasilisator, atau perancang proses belajar.
Sebagai fasilisator, seorang guru atau instruktur membantu peserta didik
mengatasi kesulitan belajar, atau ia dapat menjadi mitra belajar untuk materi
tertentu pada program tutorial. Tugas perancangan proses belajar mengharuskan
guru untuk mengubah materi ke dalam format sesuai dengan pola belajar mandiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tiap Komponen dalam sistem belajar mandiri saling terkait
satu sama lain, agar SBM dapat terselenggara dengan baik, maka sepatutnya
dikelola tersendiri dengan memerhatikan seluruh komponen sistem serta kategori
dan fungsi manajemen. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah PTP Kelompok Beats<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-22658150262433497812012-11-27T06:51:00.003-08:002012-11-27T06:51:36.387-08:00SISTEM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH<br />
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Pendahuluan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kondisi negara Indonesia yang unik, serta perubahan yang
terjadi di era global seperti ini mengharuskan kita mengembangkan sistem
pendidikan yang lebih terbuka, lebih luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja
yang memerlukan tanpa memandang usia, jender, lokasi, kondisi sosial ekonomi,
maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Sistem pendidikan tersebut adalah
sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh yang merupakan subsistem dari
pendidikan nasional. Penekanan akan peran penting sistem pendidikan jarak jauh
dan terbuka dalam pendidikan nasional telah dirumuskan dalam undang-undang
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan perubahan visi, misi, dan
strategi pendidikan nasional dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pengaruh gabungan kondisi geografis, pertumbuhan, dan
sebaran penduduk telah mendorong para pengambil kebijakan di bidang pendidikan
untuk menjadikan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh sebagai alternatif
untuk mengatasi pemerataan kesempatan, peningkatan mutu dan relevansi serta
efisiensi penyelenggaraan pendidikan antarwilayah, antarpulau, dan
antarkelompok penduduk usia sekolah maupun penduduk usia diluar sekolah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Salah satu indikator yang kurang menggembirakan tentang mutu
SDM di Indonesia dapat dilihat dari UNDP (2000) tentang peringkat Indeks
Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari tingkat
penencapaian pendidikan, kesehatan, dan pendapatan per kepala yang cenderung
menurun antar waktu. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan
ke-102 pada tahun 1996, ke-99 pada tahun 1997, ke-105 pada tahun 1998, ke-109
pada tahun 1999. Data yang dilaporkan pada The World Economic Forum (2000)
mengaindikasikan bahwa indonesia memiliki daya saing yang rendah yaitu urutan
ke-37 dari 57 negara yang di survey dunia. Rendahnya indeks daya saing tersebut
mengisyaratkan terobosan pendidikan dalam pemerataan kesempatan dan peningkatan
mutu pendidikan. Salah satu kebijakan nasional adalah peningkatan intensitas
pemanfaatan sistem pendidikan jarak jauh pada semua jalur, jenjang dan jenis
pendidikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Banyak orang diseluruh penjuru dunia mengakui bahwa sistem
pendidikan terbuka dan jarak jauh dapat digunakan sebagai salah satu cara yang
efektif untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang sulit diatasi dengan cara
konvensional. Permasalahan itu misalnya banyak anak usia sekolah yang tidak
dapat mengikuti pendidikan konvensional karena tinggal di tempat yang jauh dari
sekolah, banyak anak maupun orang dewasa yang ingin memperoleh pendidikan
tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena harus bekerja
mencari nafkah pada jam sekolah, banyaknya orang pada waktu mudanya mendapatkan
kesempatan memperoleh pendidikan dan sekarang ingin mendapatkan kesempatan
kedua tetapi tidak meninggalkan pekerjaannya, banyaknya orang yang ingin
mendapatkan pendidikan tetapi tidak dapat karena cacat badan, sakit, tinggal di
penjara, tidak dapat meninggalkan rumah karena banyaknya urusan dan tanggung
jawab keluarga, dan sebagainya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Teknologi komunikasi dan informasi sebagai suatu produk dan
proses telah berkembang sedemikian rupa sehingga telah merubah kehidupan kita,
dalam berbagai bentuk aplikasi. Pengertian teknologi termasuk teknologi
komunikasi dan informasi, hendaknya tidak di pandang sebagai hardware atau hanya
sebagai fasilitas belaka. Semua teknologi pada hakikatnya adalah proses untuk
mendapatkan nilai tambah. Proses itu memang menghasilkan produk yang
bermanfaat. Sedangkan pemanfaatan produk itu tidak terlepas dari budaya lain
atau sistem yang telah ada.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Teknologi yang tepat guna adalah teknologi yang sesuai
dengan budaya masyarakat yang bersangkutan. Bagi masyarakat yang belum terjamah
dengan teknologi komunikasi dan informasi berbasis elektronik, maka teknologi
cetak mungkin adalah pilihan yang tepat. Kondisi masyarakat Indonesia yang
beragam memerlukan berbagai macam teknologi untuk keperluan penyediaan jasa
pendidikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Teknologi sebagai suatu proses meliputi hal-hal sebagai
berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Proses harus
rasional dan efisien;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Harus
menyistem, karena dalam pengertian sistem segala sesuatu akan mempunyai dampak
dan dipengaruhi oleh hal lain dalam lingkungannya;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Harus
bersistem, yaitu mempertimbangkan segala variabel yang mungkin berpengaruh dalam menentukan prosedur
tindakan agar proses itu efektif, efisien, dan serasi;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Melibatkan
berbagai pihak yang berkepentingan;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Mengarah pada
pemecahan masalah bersama;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Memadukan
berbagai prinsip, konsep, dan gagasan;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
7.
Mempertimbangkan kondisi lingkungan untuk mencapai tujuan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pembahasan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1. Definisi
Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
JW.keegan melakukan penelitian mengenai praktek
penyelenggaraan dan definisi pendidikan terbuka dan jarak jauh yang digunakan
di berbagai Negara di dunia. Dia melakukan analisis dan menelaah di berbagai
definisi yang hampir sama, mulai dari definisi Doamen (1967), Meckenzie,
Christense; dart Rigby (1968); Undang-Undang Pendidikan Perancis (1971); Peters
(1973), Holmberg (1977) dan membuat sintese mengenai definisi-definisi
tersebut. Menurut dia ada enam unsur dasar pengertian pendidikan terbuka dan
jarak jauh, yaitu:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Terpisahnya guru dan siswa. Karakteristik inilah yang
membedakan pendidikan terbuka dan jarak jauh dari pendidikan konvensional;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Adanya lembaga yang mengelola pendidikan terbuka dan jarak
jauh. Hal ini yang membedakan orang yang mengikuti pendidikan terbuka dan jarak
jauh dari orang yang belajar sendiri;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Digunakannya media sebagai sarana untuk menyajikan isi
pelajaran;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Diselenggarakannya sistem komunikasi dua arah antara guru
dan siswa atau antara lembaga dan siswa sehingga siswa mendapatkan manfaat
dirinya. Dalam hal ini siswa dapat berinisiatif untuk terjadinya komunikasi
itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pada dasarnya pendidikan terbuka dan jarak jauh itu bersifat
pendidikan individual. Pertemuan tatap muka untuk melengkapi proses
pembelajaran berkelompok maupun untuk sosialisasi dapat bersifat keharusan
(compulsory), pilihan (optional), ataupun tidak ada sama sekali tergantung
kepada organisasi penyelenggaranya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Definisi tersebut berlaku bagi berbagai sistem atau model
pendidikan terbuka dan jarak jauh yang menggunakan nama yang berbeda-beda
seperti Correspondence School, Distance Learning, Home Study, Independent
Learning, dan masih banyak lagi istilah lain. Definisi itu bahkan juga masih
berlaku bila diterapkan pada sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh baru yang
sekarang sedang banyak diminati orang yaitu, Online Learning, Virtual Learning
atau e-Learning.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Hakikat
Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pada hakikatnya pendidikan terbuka dan jarak jauh mengandung
konsep dasar yang sama, yaitu pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat yang
berorientasikan pada kepentingan, kondisi,dan karakteristik peserta didik
dengan berbagai pola belajar dengan menggunakan aneka sumber belajar.
Pendidikan terbuka merupakan istilah umum, sedangkan pendidikan jarak jauh
bersifat lebih spesifik. Semua pendidikan jarak jauh merupakan pendidikan
terbuka dengan program belajar terstruktur relatif ketat dan pola pembelajaran
yang berlangsung tanpa tatap muka atau keterpisahan antara peserta didik dengan
pendidik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
A.
Pendidikan Sepanjang Hayat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan sepanjang hayat merupakan bentuk dari hak asasi
manusia, yaitu bahwa manusia sejak dari kandungan hingga ke liang lahat berhak
memperoleh apa yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya
sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan bersifat terbuka secara konseptual memberikan
kesempatan kepada siapa saja, pada usia
berapa saja, untuk memperoleh pendidikan apa saja, dari apa dan siapa saja,
kapan saja diperlukan, dimana saja, dengan cara apa saja yang diinginkan,
dengan berbagai pola yang saling melengkapi. Peserta didik dapat memperoleh
pendidikan di rumah, dibawah binaan orang tua atau dalam kelompok bermain, ini
merupakan sesuatu yang nonformal, pendidikan yang formal dapat diperoleh di
sekolah. Pilihan untuk memperoleh pendidikan ini dilaksanakan secara fleksibel,
baik dalam kesempatan atau memperolehnya, maupun dalam penyesuaian dalam waktu penyelesaian
program pendidikan, peserta didik dewasa dapat belajar sambil bekerja atau
mengambil beberapa program pendidikan sekaligus pada jenis dan jalur pendidikan
yang berbeda secara terpadu dan berkelanjutan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pengakuan atas hasil pendidikan sepanjang hayat ini tidak
didasarkan pada adanya ijazah, diploma atau sertifikat, tapi diukur oleh
masyarakat, oleh masyarakat atas kinerja peserta didik di masyarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
B.
Pemberdayaan Peserta Didik<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh berusaha memberdayakan
peserta didik dengan berorientasikan kepada kepentingan, kondisi dan
karakteristik mereka dengan berbagai pola belajar dengan menggunakan aneka
sumber belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kepentingan peserta didik adalah hal-hal yang sesuai dengan
kebutuhan pendidikan yang bersifat normatif, komparatif, dan prospektif.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kebutuhan normatif adalah kebutuhan yang didasarkan atas
standar minimal tertentu untuk setiap
jenjang pendidikan. Kemampuan membaca, menulis, berhitung merupakan norma
minimal untuk melek-aksara. Kebutuhan secara komparatif adalah kebutuhan untuk
memenuhi perbedaan antara peserta didik baik untuk skala lokal, nasional,
maupun global. Sedangkan kebutuhan prospektif adalah adalah kebutuhan untuk
mengantisipasi adanya peubahan di masa depan yang serba tidak menentu. Untuk
itu peserta didik perluu dibekali kemampuan untuk cara belajar, dan belajar
memecahkan masalah yang di hadapinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kondisi dan karakteristik peserta didik adalah keadaan
pribadi dan lingkungan yang menunjukan kemampuan hambatan, dan peluuang yang
berbeda-beda kondisi yang berbeda ini tidak seharusnya menjadi alasan untuk
mendapatkan kesempatan belajar. Pendidikan harus memungkinkan untuk
pengembangan potensi peserta didik dengan optimal sesuai dengan kondisi mereka
masing-masing. Bagi peserta didik yang tinggal di daerah terpencil dengan
kondisi sosial-ekonomis yang terbatas, harus pula mendapat perhatian sehingga
mereka dapat memperoleh pendidikan yang yang diperlukan untuk kehidupan mereka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
C.
Prinsip Pendidikan Terbuka & Jarak Jauh<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan terbuka dan jarak jauh diselenggarakan atas dasar
kebebasan, kemandirian, keluwesan, keterkinian, kesesuaian, mobilitas, dan
efisiensi. Pendidikan terbuka dan jarak jauh dirancang sebagai suatu sistem
pendidikan yang bebas diikuti oleh siapa saja sehingga peserta didik menjadi
sangat heterogen baik dalam kondisi, karakteristiknya meliputi motivasi,
kecerdasan, latar belakang pendidikan, kesempatan maupun waktu yang di sediakan
untuk belajar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip kemandirian dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh
diwujudkan dengan adanya kurikulum atau program pendidikan yang memungkinkan
untuk dipelajari secara mandiri, beajar perorangan maupun dalam kelompok
sebaya, dengan sesedikit mungkin bantuan dari guru atau lembaga kependidikan
yang lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip keluwesan diwujudkan dengan dimungkinkannya peserta
didik/warga belajar untuk memulai, mengakses sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar,
mengikuti ujian atau penilaian kemajuan belajar, dan mengakhiri pendidikannya
diluar ketentuan batasan waktu dan tahun ajaran. Termasuk dalam prinsip
keluwesan ini adalah kemungkinan peserta didik/warga belajar untuk berpindah jalur dari pendidikan formal
ke jalur non formal atau sebaliknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip keterkinian diwujudkan dari ketersediaan program
pembelajaran dan sumber belajar pada saat diperlukan. Hal ini berbeda dengan
sistem pendidikan dan pelatihan konvensional yang program atau kurikulumnya
termasuk buku-buku yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi keperluan di
masa mendatang. Tersedianya komunikasi dan informasi sangat mendukung prinsip
ini. Kecepatan untuk memperoleh informasi yang terbaru melalui teknologi ini
merupakan suatu peluang untuk dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan bebas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip kesesuaian diwujudkan dengan adanya program belajar
yang terkait langsung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja
atau kemajuan masyarakat. Pelajaran tersebut bobotnya harus setara dengan
jenjang kompetisi yang diperlukan, namun disajikan dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip mobilitas diwujudkan dengan adanya kesempatan untuk
berpindah lokasi, jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang setara atau
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan
kompetensi yang diperlukan. Peserta didik yang mengikuti migrasi keluarganya
perlu memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan di tempat barunya tanpa
persyaratan akademik dan non-akademik yang memberatkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Prinsip efisiensi diwujudkan dangan pendayagunaan berbagai
macam sumberdaya dan teknologi yang tersedia setempat dengan seoptimal mungkin.
Dalam proses pembelajaran dengan sistem terbuka dan jarak jauh, sumber daya
manusia yang tersedia setempat dapat terdiri dari narasumber, yang mempunyai
kemampuan tertentu seperti misalnya pemuka agama untuk membimbing dan membina
pelajaran agama yang bersangkutan. Sumber daya buatan meliputi siaran radio,
konten internet, buku serta museum dan sebagainya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
D.
Pemberdayaan Lembaga Pendidikan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem pendidikan terbuka untuk sekolah dasar dengan
memberdayakan lembaga masyarakat seperti yang dilakukan dalam model PAMONG
(Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orangtua, dan Guru) model ini menunjukan efisiensi
yang tinggi karena dengan bantuan orang tua peserta didik dan anggota
masyarakat secara sukarela seorang guru dapat membina 60 siswa sekaligus.
Sistem pendidikan terbuka model SLTP Terbuka dengan memberdayakan sekolah induk
dan masyarakat sekitarnya terbukti efisien karena responsif terhadap kebutuhan,
anggaran yang terkendali, pemanfaatan sumberdaya yang tersedia, organisasi
penyelenggara, yang dipilih secara menyebar, pembagian beban kerja yang
seimbang, dan pelaksanaan kebijakan yang kohern.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penyelenggaraan pendidikan jarak jauh dengan jaringan yang
memusat, agar menjadi efisien secara ekonomi, pelaksanaannya harus secara
massal baik dalam aspek jumlah sasaran
peserta didik maupun dalam proses produksi media belajar dan media operasional.
Dalam konteks ekonomisasi sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh, tantangan
utama bagi pengelola program adalah menciptakan berbagai program pendidikan
sesuai kebutuhan masyarakat dan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat
sehingga pendidikan tersebut mempunyai daya guna dan hasil guna yang tinggi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
3. Perkembangan
Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem
pendidikan terbuka dan jarak jauh sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang baru
bagi Indonesia. Hal yang baru adalah perhatian yang semakin besar terhadap
sistem pendidikan itu sebagai suatu alternatif potensial dalam perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sistem pendidikan terbuka
memungkinkan perolehan pendidikan yang sesuai hakikat manusia, yaitu meliputi
di antaranya minat, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing individu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
A. Landasan
Perkembangan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Landasan perkembangan pendidikan terbuka dan jarak jauh,
diantaranya adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Landasan
Ontologis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Landasan ontologis sistem ini adalah serangkaian posultat
sebagai berikut: bahwa pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan yang
berbeda, mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri secara berbeda pula,
mempu berkembang sesuai dengan potensi genetika dan lingkungannya, serta
mempunyai keluwesan untuk mengubah dan membentuk kepribadiannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Landasan
Epistemologis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Landasan epistemologis pendidikan terbuka atau jawaban
tentang bagaimana sistem pendidikan ini dapat diselenggarakan, adalah dengan
memberdayakan lembaga masyarakat, termasuk keluarga, untuk mengembangkan,
memilih, dan atau memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan mereka dengan mendayagunakan sumber yang tersedia secara optimal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Pertimbangan
Aksiologis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pertimbangan aksiologis atau asas manfaat pendidikan terbuka
dan jarak jauh pertama-tama ditujukan kepada peserta didik, yaitu agar mereka
dapat dimungkinkan mengikuti pendidikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
mereka. Bagi lembaga penyelenggara maupun masyarakat, pendidikan terbuka dan
jarak jauh juga membawa manfaat, seperti:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Dapat
dipercepatnya usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasaran kerja;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Dapat
menarik minat calon peserta yang banyak;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Tidak
terganggunya kegiatan kehidupan sehari-hari karena pola dan jadwal pembelajaran
yang luwes;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Harapan akan
meningkatnya kerja sama dan dukungan pengguna lulusan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
B. Awal
Perkembangan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Berikut adalah perkembangan pendidikan terbuka dan jarak
jauh di Indonesia:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Pesantren<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan pesantren merupakan bentuk pendidikan terbuka
tertua yang sampai sekarang masih dilaksanakan. Pendidikan pesantren ini
dimulai pada abad ke-15. Pendidikan ini bertujuan untuk menanamkan loyalitas
kepada Islam. Pola pendidikan pesantren ini tidak dikenal adanya “ijazah”, yang
menyatakan murid lulus atau tidaknya adalah pengakuan dari seorang Kyai
(Zamakhsyari Dofier, 1994).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Taman Siswa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan Taman Siswa pada awalnya dapat dikategorikan
sebagai pendidikan terbuka, karena misinya sebagai lembaga perjuangan menentang
penjajahan dalam segala bentuknya. Ki Hajar Dewantara (1889-1959) mengembangkan
Taman Siswa dengan asas perjuangan, meliputi:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Adanya hak
seseorang untuk mengatur dirinya sendiri;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Pengajaran harus
mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batin, pikiran, dan tenaga;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Pengajaran
jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran, karena hal itu dapat
memisahkan orang terpelajar dengan rakyat;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Berkehendak
untuk mengusahakan kekuatan diri sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sistem pendidikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem among,
yaitu berdasarkan kodrat hidup anak dan kemerdekaan, dengan pedoman tut wuri
handayani, ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Kayutanam<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Mohammad Syafei (1896-1969) mengembangkan dan menerapkan
gagasan pendidikannya di Kayutanam dengan dasar:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Berpikir secara
logis dan rasional dan meninggalkan cara berpikir mistik dan tahayul;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Kebutuhan
masyarakat;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Kegunaan hasil
pendidikan untuk kemajuan masyarakat;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Tertanamnya rasa
percaya diri dan berani bertanggung jawab.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sekolah Kayutanam ini memiliki 2 jenjang, yaitu atas dan
bawah. Di mana setiap jenjangnya tidak hanya dibekali pengetahuan, tetapi juga
praktik. Bahan pelajaran sekolah ini diambil dari budaya bangsa Indonesia. Ciri
khas pendidikan ini sama halnya dengan pendidikan pesantren, yaitu tidak
memiliki ijazah, melainkan pengakuan dari masyarakat (Wasty Soemanto &
Soeyarno, 1983: 73-6).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Balai Kursus
Tertulis Pendidikan Guru (BKTPG)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pada tahun 1950, pemerintah membentuk lembaga BKTPG atau
yang lebih dikenal sekarang Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis yang
bertugas untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, dengan menyediakan
berbagai macam paket belajar tertulis dalam bidang kependidikan. Kemudian pada
tahun 1952 diselenggarakan pendidikan melalui radio oleh Djawatan Pendidikan
Masyarakat untuk keperluan eks pelajar pejuang, program ini didukung oleh RRI
dan AURI.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Periode PELITA
I<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam periode PELITA I digariskan kebijakan dalam GBHN untuk
digunakannya siaran radio dan televisi untuk meningkatkan dan memeratakan mutu
pendidikan. Menjelang akhir PELITA I pemerintah menerapkan satu kebijakan
berani, yaitu membangun sistem komunikasi dengan satelit domestik. Sistem ini
dikenal dengan SKSD Palapa (Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa).
Berdasarkan hasil pengkajian dan uji coba diputuskan kemudian perlunya
dilakukan serangkaian kegiatan secara simultan, yaitu:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Penataran dan
pengembangan pendidikan guru melalui sistem pembelajaran jarak jauh;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Pengembangan
program pendidikan luar sekolah melalui media massa dalam rangka pendidikan
sepanjang hayat;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Mengembangkan
tenaga terampil dan profesional dalam bidang teknologi pendidikan;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Mengembangkan
program teknologi komunikasi di perguruan tinggi;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Mengembangkan
proyek percontohan penyajian pendidikan dengan penggunaan media massa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Pendidikan
Anak oleh Masyarakat, Orangtua, dan Guru<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
(PAMONG)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pada tahun 1972 dalam rangka kerjasama SEAMO INNOTECH Centre
diselenggarakan suatu model pendidikan dasar yang disebut Pendidikan Anak oleh
Masyarakat, Orangtua, dan Guru (PAMONG).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Program belajar-pembelajaran dilaksanakan dengan prinsip
berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Belajar mandiri
dengan menggunakan bahan belajar terprogram yang disebut modul;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
2. Belajar kelompok
sebaya dengan bantuan kakak kelas yang telah menguasai pelajaran yang
bersangkutan;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
3. Kompetisi untuk
berprestasi dengan tersedianya daftar kemajuan belajar penguasaan atas modul
yang diisi sendiri dan diketahui semua siswa;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
4. Fungsi guru
sebagai pengelola kegiatan belajar yang membantu mengatasi masalah yang tidak
terpecahkan oleh siswa itu sendiri;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
5. Menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
6. Meningkatkan
partisipasi masyarakat antara lain dengan melibatkan warga masyarakat sebagai
narasumber.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· KEJAR Paket A<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pada tahun 1974, Direktorat Pendidikan Masyarakat pada
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga, mulai mengembangkan
paket belajar pendidikan dasar bagi orang dewasa. Paket ini disebut Kejar Paket
A (yang kemudian disambung dengan Paket B), istilah KEJAR merupakan akronim
dari Kalompok Belajar atau Bekerja dan Belajar, yang dapat pula diartikan
sebagai upaya “mengejar” ketinggalan. Materi pelajarannya diambil dari
lingkungan. Maksud dikembangannya KEJAR Paket A adalah untuk mempersiapkan
warga negara agar dapat berpartisipasi aktif dan positif dalam masyarakat
(Napitupulu, 1979: 6).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· Siaran Radio<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Siaran radio untuk penataran guru SD diresmikan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1974 meliputi 11 provinsi yang padat
penduduk dan yang sistem transportasinya sulit. Keputusan ini diambil setelah
uji coba di 3 provinsi (Jogjakarta, Jawa Tengah, dan Irian Jaya) dinilai
berhasil.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
· SLTP Terbuka<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Perintisan SMP Terbuka (sekarang SLTP Terbuka) mulai
dilaksanakan pada tahun 1979 di 5 lokasi, yaitu Kalianda (Lampung Selatan),
Plumbon (Cirebon), Adiwerna (Tegal), Kalisat (Jember), dan Tarara (Lombok
Barat). Model sekolah terbuka ini dikembangkan berdasarkan landasan falsafah,
teori, dan prinsip. Evaluasi komprehensif yang diselenggarakan pada tahun 1992
menunjukkan bahwa sistem SLTP terbuka memenuhi indikator kualitatif, meliputi
fleksibilitas, kelayakan, efisiensi, dan efektivitas (Kartasurya, 1992).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
C. Profil
Perkembangan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Perkembangan TIK mulai dipicu sejak dioperasikannya SKSD
Palapa pada tahun 1976. Kemudian sistem komunikasi domestik tersebut dipacu
lebih lanjut dengan diresmikannya program “Nusantara-21” (N-21) oleh Presiden
RI pada tanggal 27 Desember 1996.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penggunaan teknologi komunikasi dan informatika (telematika)
untuk kepentingan pendidikan telah dilakukan oleh berbagai lembaga pendidikan.
Dalam lingkup persekolahan telah didirikan Yayasan Sekolah 2000 pada tahun 1999
dengan misi untuk memperkenalkan internet kepada para siswa dan guru di seluruh
Indonesia. Pemrakarsa situs tersebut adalah Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Di lingkungan pendidikan tinggi, UI dan ITB memanfaatkan
jaringan telematika untuk keperluan penelitian dan pembelajaran. Universitas
Bina Nusantara dan PETRA bahkan telah memanfaatkan jaringan telematika untuk
berbagai proses belajar dan pembelajaran, termasuk penyajian bahan belajar,
bimbingan tutorial, manajemen pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.
Lembaga pendidikan lanjut seperti Pusat Pengembangan Manajemen (PPM) dan
Institut Bankir Indonesia (IBI) telah pula menyelenggarakan pendidikan profesi
lanjut dengan belajar jarak jauh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sejak tahun 1944 di Indonesia telah didirikan Indonesian
Distance Learning Network (IDLN) yang berkedudukan di Pustekkom-Diknas, dengan
misi untuk mengoordinasikan segala aspek pengembangan sistem belajar jarak
jauh. Dalam lingkup wilayah regional, Indonesia telah dipercaya untuk
mengoordinasikan pengembangan dan penyebaran sistem pendidikan terbuka dan
jarak jauh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Perkembangan TIK telah memungkinkan berbagai pilihan
pemanfaatan. Pilihan tersebut meliputi, e-library, e-mail, ensiklopedia online,
pembelajaran multimedia interaktif, compact disc, sistem distribusi bahan
secara elektronik, tele-edukasi dan latihan jarak jauh, pengelolaan sistem
informasi dalam jaringan, dan video teleconference.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pelajaran yang dapat kita tarik dari beberapa kasus yang
telah dipaparkan menunjukkan bahwa pendidikan terbuka dan jarak jauh di
Indonesia cukup mempunyai akar budaya di Indonesia, di samping memiliki wawasan
yang bersifat global.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
4. Paradigma
Pengembangan Sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Komponen pengembangan yang perlu mendapat perhatian khusus
mencakup:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
A.
Visi, Misi dan Tujuan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Visi pendidikan terbuka dan jarak jauh adalah terwujudnya
pranata sosial yang memungkinkan peserta didik untuk memperoleh pendidikan pada
semua jenis, jalur, dan jenjang secara mandiri dengan menggunakan berbagai
sumber belajar dengan program pembelajaran yang sesuai dengan kondisi,
kebutuhan dan karakteristiknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Misi melalui setiap lembaga pendidikan terbuka dan jarak
jauh adalah :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Menyediakan
berbagai pola, modus, dan cakupan pendidikan terbuka dan jarak jauh untuk
melayani kebutuhan masyarakat;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
·
Mengembangkan dan mendorong terjadinya inovasi berbagai proses
belajar-pembelajaran dengan aneka sumber belajar;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Mengembangkan
mekanisme dan pengendalian mutu pendidikan yang diselenggarakan pada tingkat
pendidikan dasar, menengah dan tinggi, serta pada pendidikan jalur luar
sekolah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tujuan pendidikan terbuka dan jarak jauh adalah untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui penyelenggaraan pendidikan
terbuka dan jarak jauh semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
B.
Pola, Modus, dan Cakupan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan terbuka dan jarak jauh diselenggarakan dengan
pola pembelajaran yang pada dasarnya mengandalkan tersedianya aneka sumber.
Pola pembelajaran ini mencakup pola pembelajaran melalui korespondensi, bahan
cetak, radio, audio/video, TV, Computer Assisted Instruction (CAI), dan atau
multimedia melalui jaringan komputer.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dari segi modus penyelenggaraannya, pendidikan terbuka dan
jarak jauh dapat dibedakan dalam beberapa pola :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
·
Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh secara modus tunggal,
adalah jika pelayanan pendidikan kepada peserta didik dilaksanakan sepenuhnya
melalui satu cara saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak
jauh secara modus ganda, adalah jika layanan pendidikan kepada peserta didik
dilaksanakan melalui tatap muka langsung, baik melalui media satu arah maupun
dua arah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
·
Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh dalam bentuk jaringan,
adalah jika layanan pendidikan kepada peserta dduk dilaksanakan melalui
kolaborasi antarlembaga pendidikan. Melalui kolaborasi tersebut, pengelola
program pendidikan pendidikan terbuka dan jarak jauh tidak perlu memiliki
fasilitas dan SDM sendiri tapi justru dapat melakukan spesialisasi pelayanan
kepada peserta didik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
·
Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh, disebut pula sebagai
belajar bebasis beraneka sumber. Penyelenggaraan modus ini juga dapat dipandang
sebagai penggabungan dari tiga modus lainnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dilihat dari aspek cakupan, sistem pendidikan terbuka dan
jarak jauh dapat berupa penyelenggaraan pendidikan untuk beberapa mata
pelajaran, program studi, dan satu kesatuan program pendidikan secara penuh
menurut jenjang dan jenis dalam sistem pendidikan nasional.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Lembaga pendidikan terbuka dan jarak jauh yang
menyelenggarakan pendidikan secara dual mode mempunyai cakupan untuk beberapa
mata pelajaran/program studi. Sedangkan, lembaga pendidikan terbuka dan jarak
jauh penyelenggaraan pendidikan secara single mode menawarkan semua program
pendidikan dalam tatanan satuan kelembagaan pendidikan jalur sekolah atau luar
sekolah, pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi, dengan jenis
pendidikan umum, kejuruaan, dan keagamaan. Cakupan program pendidikan terbuka
dan jarak jauh berbasis jaringan terbatas pada beberapa mata kuliah dan program
pendidikan sesuai spesialisasi dari masing-masing lembaga pendidikan yang
menjadi anggota konsorsium.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
C. Sistem Operasional: Peserta Didik,
Sumber Belajar, Dukungan Pelayan, danPenilaian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh terdapat
empat komponen sistem oprasional yang berbeda baik dalam penyelengaraan maupun
fungsinya dibandingkan sistem pendidikan tatap muka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Peserta
Didik, setiap peserta didik bebas menentukan sendiri kapan ia akan mulai
belajar, bagaimana cara ia akan belajar, dengan siapa ia akan memperoleh
pelajaran, dsb.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Sumber
Belajar, pengembangan sumber belajar harus dilakukan dengan mengetahui
karakteristik umum peserta didik, dengan menganalisis sumber apa yang
diperlukan dan yang telah tersedia dengan mempertimbangkan skala ekonomis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Dukungan
Pelayanan, adanya orang atau organisasi yang membantu peserta didik untuk
memperoleh kemudahan dalam melaksanakan kegiata belajar dan kegiatan akademik
lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Penilaian,
Dalam sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh penilaian seharusnya didasarkan
pada teori belajar konstruktivis yang menyatakan bahwa seharusnya seseorang
(umumnya orang dewasa) mampu menciptaan pengetahuannya snediri berdasarkan
pengalaman dan kemampuan belajarnya. Prinsip penilaian berbasis pengalaman
sudah seharusnya dikembangkan dan digunakan dalam sistem pendidikan terbuka dan
jarak jauh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
D.
Manajemen Mutu dan Akreditasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Manajemen mutu diarahkan pada pengendalian mutu tamatan agar
memenuhi standar kompetensi yang diterapkan secara nasional, sedangkan
akreditasi diarahkan pada penjaminan mutu pelayanan pendidikan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Manajemen mutu mencakup penentuan kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan struktur program
kurikulum. Kompetensi lulusan dicapai melalui proses pembelajaran dalam bentuk
penguasaan kompetensi bahan kajian yang setara dengan jenis, jalur dan jenjang
pendidikan yang bersangkutan. Kompetensi bahan kajian memuat standarkemapuan
dasar yang harus dikuasai peserta didik yang ditentukan sebagai persyaratan
penguasaan kompetensi tertentu. Kompetensi mata pelajaran memuat ketentuan tentang
standar kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang harus dikuasi oleh
peserta didik. Penyusunan kompetensi mata pelajaran dibuat dengan tingkat
kedalaman yang berbeda dilaksanakan sebagai komponen dari kurikulum pendidikan
yang berdiversifikasi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah akreditasi
terhadap kelayakan program pendidikan atau satuan kelembagaan pendidikan
terbuka dan jarak jauh. Kelayakan program dinilai dari struktur program dan
kurikulum, jumlah dan kualifikasi pendidikan tenaga pengajar dan staf
administrasi, penyediaan sarana pendukung belajar pelayanan bantuan belajar dan
tutorial, dan penyelenggaraan ujian. Sementara kelayakan lembaga dinilai
berdasaran kemampuannya dalam mengelola dan menyelenggarakan pelayanan
pendidikan berdasarkan standar pelayanan minimal pendidikan dan manajemen
berbasis sekolah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
5. Penyelenggaraan
Pendidikan Terbuka & Jarak Jauh<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan
terbuka dan jarak jauh merupakan komponen dari sistem pendidikan nasional yang
dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis. Dengan memerhatikan
keberadaan pendidikan terbuka dan jarak jauh yang telah bertumbuh-kembang di
masyarakat sesuai jalur, jenjang dan jenisnya. Penyelenggaraannya perlu
mendapatkan pengaturan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
pada Pendidikan dasar, Pendidikan menengah, Pendidikan tinggi, Pendidikan luar
sekolah, Pendidikan kedinasan, Pendidikan keagamaan, dan Pendidikan
berkelanjutan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
A.
Pendidikan Dasar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan dasar bertujuan untuk mengembangkan potensi dan
kapasitas belajar peserta didik, yang antara lain meliputi rasa ingin tahu, percaya
diri, keterampilan berkomunikasi, dan kesadaran diri. Selain itu, pendidikan
dasar perlu dioptimalkan untuk mengembangkan kemampuan dasar membaca, menulis,
berhitung, dan bernalar serta keterampilan hidup yang berharkat dan
bermartabat. Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh pada tingkat
pendidikan dasar harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan tingkat
perkembangan peserta didik. Salah satu aspeknya yang perlu diperhatikan adalah
pentingnya program pembimbingan dan pembinaan mengingat perkembangan kematangan
anak yang masih dalam periode pembentukan awal, hal ini juga merupakan usaha
sosialisasi dalam konteks belajar mandiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
B.
Pendidikan Menengah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan menengah diselenggarakan sebagai kelanjutan dari
pendidikan dasar, yang berfungsi untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan berinteraksi secara
produktif dengan lingkungan sosial, budaya, den alam sekitar dan atau
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan menengah terdiri atas
sekolah menengah tingkat pertama dan sekolah menengah tingkat atas.sekolah
menengah tingkat atas terdiri atas sekolah menengah umum dan sekolah kejuruan.
Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh pada tingkat pendidikan menengah
selain harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik memasuku
masa remaja, juga perlu diorientasikan pada pendidikan untuk melanjutkan ke
tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan memasuki dunia kerja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
C.
Pendidikan Tinggi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang menekankan pada pengembangan kemampuan akademik idan
keterampilan profesional sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.
Penyelenggraan pendidikan terbuka dan jarak jauh pada tingkat pendidikan tinggi
selain harus memerhatikan karakteristik program studi dan peserta didik juga
mengacu pada pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, termasuk di dalamnya
mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lebih jauh lagi
pendidikan terbuka dan jarak jauh pada tingkat pendidikan tinggi sepenuhnya
harus mencerminkan kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran yang
mengarah pada pembentukan kepribadian dan sikap hidup yang mandiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
D.
Pendidikan Luar Sekolah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan luar sekolah menekankan pemberian pelayanan
pendidikan kepada warga masyarakat yang tidak dapat dilayani kebutuhan
pendidikannya melalui jalur sekolah karena berbagai kendala, seperti kendala
finansial, waktu, jarak, usia, dan kesempatan. Penyelanggaraan pendidikan
terbuka dan jarak jauh pada jalur luar sekolah ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan, mengembangkan keterampilan dan keprofesian peserta didik sesuai
kebutuhan termasuk untuk menyiapkan peserta didik untuk siap memasuki dunia
kerja. Pendidikan luar sekolah diselenggarakan dalam satuan pendidikan luar
sekolah, yang dapat terdiri atas kelompok belajar, kursus, penitipan anak,
kelompok bermain, dan satuan pendidikan yang sejenis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
E.
Pendidikan Kedinasan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan kedinasan menekankan pada peningkatan kemampuan
dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai atau calon pegawai suatu
departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Penyelenggaraan pendidikan
terbuka dan jarak jauh pada pendidikan kedinasan ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan, mengembangkan keterampilan dan keprofesian, dan memperluas wawasan
sesuai dengan tuntutan perkembangan kebijakan dan kebutuhan pembangunan, tanpa
harus meninggalkan tempat kerjanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
F.
Pendidikan Keagamaan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan keagamaan menekankan pada pemahaman dan
pengalaman nilai-nilai keagamaan bagi anggota masyarakat termasuk peserta
didik. Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh pada pendidikan
keagamaan ditujukan untuk memperluas dan memperkuat pemahaman dan pengalaman
nilai-nilai keagamaan bagi semua warga masyarakat. Selain itu, pendidikan
keagamaan tidak hanya sekadar berisikan kaidah-kaidah agama, melainkan juga
norma kehidupan beragama, seperti salng menghargai, saling menyayangi, dan
sebagainya, yang dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk penyajian yang
bervariasi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
G.
Pendidikan Berkelanjutan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan berkelanjutan (continuing education) menekankan
pada pemberian kesempatan kepada warga belajar dewasa untuk mengikuti perkembangan
yang terjadi dalam lingkungannya. Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak
jauh pada pendidikan berkelanjutan dapat dilakukan secra terencana maupun
dimanfaatkan tanpa rencana untuk menambah pengetahuan, memperluas wawasan,
meningkatkan kemampuan dan profesionalisme mereka baik untuk memenuhi kebutuhan
pribadi, lingkungan kerja maupun masyarakat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh dalam berbagai
jenjang, jalur dan jenis pendidikan ini mempunyai prospek yang cerah, dalam rangka
memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk mengembangkan potensi dirinya
secara optimal serta untuk mengikuti perkembangan global, tanpa harus
mengutamakan adanya pengakuan berupa ijazah atau serifikat yang selama ini
masih sering digunakan sebagai ukuran untuk menilai kemampuan seseorang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
6. Beberapa Jenis
Tutorial dan Kelemahannya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
A.
Tuorial Tatap Muka<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Siswa dan guru atau tutor bertemu secara berkala untuk
memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kekurangan yang ada dalam tutorial semacam ini:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Tutorial
tidak dapat dilakuakan terlalu sering. Makin sering dilakukan makin mahal
biayanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
· Tutorial
seperti ini biasanya bukan merupakan keharusan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
B.
Tutorial melalui telepon dan surat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tutorial jenis ini tidak banyak dimanfaatkan siswa, pada hal
biayanya relatif murah dan mudah melakukannya. Kendalanya mungkin tidak semua
siswa mempunyai telepon, atau sungkan untuk menanyakan pelajaran kepada guru
melalui telepon atau surat. Di samping itu tutorial melalui surat jawabannya
seringkali datangnya sangat lambat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
C.
Tutorial melalui konferensi audio atau video<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tutorial ini jarang digunakan karena biaya relatif mahal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
7. Model atau Istilah
dalam Sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sekolah Korespondensi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
UNESCO memberi batasan Sekolah Korespondensi sebagai
berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Pendidikan yang dilakukan dengan menggunakan jasa pos tanpa
adanya pertemuan tatap muka antara guru dan siswa”. Pengajaran dilakukan
melalui bahan belajar dalam bentuk cetakan atau rekaman kaset suara yang
dikirimkan kepada siswa melalui pos. Kemajuan belajar siswa dimonitor dengan
menggunakan latihan atau tugas-tugas tertulis atau latihan yang direkam dalam kaset.
Siswa mengerjakan latihan itu menggunakan tulisan atau rekaman kaset juga yang
dikirimkan kepada guru yang ada di Pusat Lembaga pendidikan terbuka dan jarak
jauh. Guru memeriksa pekerjaan siswa dengan memberi komentar dan saran-saran
secara tertulis atau melalui rekaman kaset. Hasil koreksi itu dikirimkan
kembali kepada siswa. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan Terbuka<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan Terbuka ini mempunyai karakteristik umum yang
sama dengan belajar terbuka/jarak jauh. Siswa Pendidikan Terbuka dapat belajar
dari jauh, maksudnya belajar jauh atau terpisah dari guru atau dosen dan
mungkin juga jauh dari lembaga penyelenggaranya. Sebagai contoh, beribu-ribu
mahasiswa Universitas Terbuka menghabiskan sebagian waktu belajarnya untuk
belajar sendiri di tempat mereka masing-masing. Mereka menghadiri pelajaran
secara tatap muka dengan dosen atau tutor hanya dalam waktu-waktu tertentu
saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Distance Teaching,
Distance Learning, dan Distance Education<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Keegan (1986) membedakan ketiga istilah tersebut sebagai
berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Distance Teaching berusaha mengembangkan bahan belajar
mandiri yang bermutu yang dapat digunakan oleh lembaga pendidikan untuk memberikan pelajaran dari jauh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sebaliknya Distance Learning lebih banyak menekankan pada
proses belajar siswa. Orang yang menggunakan istilah ini banyak memikirkan
mengenai bantuan-bantuan yang perlu diberikan kepada siswa supaya mereka
belajar dan dapat memahami isi pelajarannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Istilah Distance Education merupakan perpaduan istilah
Distance Teachingdan Distance Learning tersebut. Dalam sistem Distance
Education siswa belajar secara terpisah dari guru, karena itu bahan belajar
yang digunakan harus disusun secara khusus supaya relatif lebih mudah untuk
dipelajari siswa sendiri. Bahan belajar ini tidak cukup hanya dikembangkan oleh
ahli isi pelajaran sendiri saja, melainkan perlu melibatkan ahli pengembang
pembelajaran, ahli media, dsb dalam penyusunannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
External Study, Home
Study dan Independent Study<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Istilah External Studies mengandung arti “di luar” tetapi
“tidak terpisah” dari tanggung jawab staf dosen dari suatu universitas atau
perguruan tinggi. Jelasnya staf dosen yang sama mempunyai dua kelompok siswa
yang berbeda. Kelompok pertama disebut kelompok “on campus” adalah kelompok
siswa yang belajar di kampus seperti laiknya mahasiswa yang belajar di
universitas. Kelompok kedua disebut kelompok “external” atau “off campus”.
Kelompok yang kedua ini tidak harus mengikuti kuliah di kampus tetapi belajar
sendiri di luar kampus.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Istilah Home Study ini hanya mengacu pada pendidikan
lanjutan untuk orang dewasa. Home Study bukan bagian dari universitas,
melainkan sekolah korespondensi untuk orang-orang dewasa di Amerika Serikat.
Dalam sistem ini siswa tidak harus belajar di sekolah atau di pusat pendidikan
dan pelatihan. Biasanya sebagian bahan belajar dipelajari di rumah, sebagian
yang lain dipelajari di Pusat-pusat Sumber Belajar, di perpustakaan, di
pusat-pusat pelatihan, dsb.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Independent Study, istilah ini diperkenalkan oleh Charles
Wedemeyer dari Universitas Wiscounsin sebagai istilah umum untuk jenis-jenis
pendidikan yang di Amerika Serikat biasa disebut sebagai “belajar melalui
korespondensi, pendidikan terbuka, pengajaran melalui radio dan TV, atau
belajar mandiri.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kesimpulan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pendidikan
terbuka dan jarak jauh pada dasarnya adalah rancangan suatu sistem pendidikan
yang diselenggarakan untuk mengembangkan, memilih, dan memperoleh pendidikan
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik dengan mendayagunakan sumber
yang tersedia secara optrimal. Selain itu, juga merupakan suatu sistem yang
sengaja dan sadar dirancang untuk berbagai keperluan yang belum bisa terpenuhi
oleh pendidikan regular. Kemudian seiring dengan perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi yang terus maju dapat
memberikan dampak yang baik
terhadap sistem pendidikan ini sebagai suatu alternatif yang berpotensi dalam
pembangunan pendidikan di era globalisasi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Maka
sesuai dengan karakteristiknya sebagai pendidikan yang bertumpu pada prinsip
pendidikan sepanjang hayat, kebebasan, kemandirian, keluwesan, keterkinian,
kesesuaian, mobilitas dan efisiensi, merupakan sebuah kemudahan bagi mereka
peserta pendidikan terbuka dan jarak jauh untuk dapat memilih program
pendidikan yang diminatinya dan yang memberinya kesempatan untuk mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya seoptimal mungkin. Sehingga kemajuan juga
kemudahan yang dihadirkan pada sistem pendidikan ini dapat memberi manfaat dan
pengetahuan yang sesuai dengan harapan, serta agar pada akhirnya pendidikan
tersebut dapat mempunyai daya guna dan hasil guna yang tinggi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah PTP Kelompok Flash<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc.<o:p></o:p></div>
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-47562028765221026092012-11-27T06:47:00.003-08:002012-11-27T06:47:24.687-08:00HUBUNGAN ANTARA TEORITIS DAN PRAKTIS PADA ILMU PENDIDIKAN<br />
<div class="MsoNormal">
Pada dasarnya semua ilmu dapat dibagi menjadi 2 yaitu ilmu
murni dan ilmu terapan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ilmu Murni<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ilmu Murni adalah ilmu yang membahas/ mendalami ilmu itu
sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha untuk
membahas teori-teori pendidikan secara dalam<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Imu Terapan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ilmu terapan adalah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan
proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Perbedaan Ilmu Pengetahuan Murni dan Terapan:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
* Ilmu Pengetahuan Murni berfokus kepada teori yang
ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Misalnya,
penelitian mata manusia. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
* Sedangkan Ilmu Pengetahuan Terapan menempatkan teori-teori
ke dalam praktek dengan tujuan mencari solusi dari sebuah masalah. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Contohnya
ketika diketahui bahwa mata dapat bermasalah, para ilmuwan berhasil menemukan
kacamata. Melalui Ilmu Pengetahuan Terapan ini kita mendapatkan berbagai produk
dan layanan baru, tetapi perkembangan ini berawal mula dari kemajuan dalam Ilmu
Pengetahuan Murni.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hubungan Antara Teoritis(Ilmu Murni) dan Praktis(Ilmu
Terapan) <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pada Ilmu Pendidikan (Teknologi)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ilmu pengetahuan murni (Fisika, Matematika, Kimia, dan
Biologi) dan Ilmu pengetahuan terapan(teknologi) merupakan dua hal yang saling
berhubungan satu sama lain. Teknologi tidak akan bisa berkembang tanpa adanya
ilmu pengetahuan murni, dan sebaliknya ilmu pengetahuan membutuhkan teknologi
untuk menyediakan fasilitas dan peralatan penelitian yang akurat. Sebagai
contoh, mesin uap tidak akan ditemukan tanpa adanya penelitian di bidang ilmu
pengetahuan fisika. Di lain pihak, keberhasilan pembuatan mesin uap ini
mendorong penelitian lebih lanjut dalam bidang ilmu murni yang berkaitan dengan
teori panas dan termodinamika.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah PIP Kelompok 4<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Bapak Ahmad Sadek<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-42834658618703840112012-11-27T06:46:00.003-08:002012-11-27T06:46:28.616-08:00HAKIKAT FENOMENOLOGI ILMU PENDIDIKAN<br />
<div class="MsoNormal">
Hakekat Fenomenologi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Fenomenologi (Inggris: Phenomenology) berasal dari bahasa
Yunani phainomenon dan logos. Phainomenon berarti tampak dan phainen berarti
memperlihatkan. Sedangkan logos berarti kata, ucapan, rasio, pertimbangan.
Dengan demikian, fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai kajian
terhadap fenomena atau apa-apa yang nampak. Lorens Bagus memberikan dua
pengertian terhadap fenomenologi. Dalam arti luas, fenomenologi berarti ilmu
tentang gejala-gejala atau apa saja yang tampak. Dalam arti sempit, ilmu
tentang gejala-gejala yang menampakkan diri pada kesadaran kita.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sebagai sebuah arah baru dalam filsafat, fenomenologi
dimulai oleh Edmund Husserl (1859 – 1938), untuk mematok suatu dasar yang tak
dapat dibantah, ia memakai apa yang disebutnya metode fenomenologis. Ia
kemudian dikenal sebagai tokoh besar dalam mengembangkan fenomenologi. Namun
istilah fenomenologi itu sendiri sudah ada sebelum Husserl. Istilah
fenomenologi secara filosofis pertama kali dipakai oleh J.H. Lambert (1764).
Dia memasukkan dalam kebenaran (alethiologia), ajaran mengenai gejala
(fenomenologia). Maksudnya adalah menemukan sebab-sebab subjektif dan objektif
ciri-ciri bayangan objek pengalaman inderawi (fenomen).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Immanuel Kant memakai istilah fenomenologi dalam karyanya
Prinsip-Prinsip Pertama Metafisika (1786). Maksud Kant adalah untuk menjelaskan
kaitan antara konsep fisik gerakan dan kategori modalitas, dengan mempelajari
ciri-ciri dalam relasi umum dan representasi, yakni fenomena indera-indera
lahiriah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Hegel (1807) memperluas pengertian fenomenologi dengan
merumuskannya sebagai ilmu mengenai pengalaman kesadaran, yakni suatu pemaparan
dialektis perjalanan kesadaran kodrati menuju kepada pengetahuan yang
sebenarnya. Fenomenologi menunjukkan proses menjadi ilmu pengetahuan pada
umumnya dan kemampuan mengetahui sebagai perjalanan jiwa lewat bentuk-bentuk
atau gambaran kesadaran yang bertahap untuk sampai kepada pengetahuan mutlak.
Bagi Hegel, fenomena tidak lain merupakan penampakkan atau kegejalaan dari
pengetahuan inderawi: fenomena-fenomena merupakan manifestasi konkret dan
historis dari perkembangan pikiran manusia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Edmund Husserl memahami fenomenologi sebagai suatu analisis
deskriptif serta introspektif mengenai kedalaman dari semua bentuk kesadaran
dan pengalaman-pengalaman langsung; religius, moral, estetis, konseptual, serta
indrawi. Perhatian filsafat, menurutnya, hendaknya difokuskan pada penyelidikan
tentang Labenswelt (dunia kehidupan) atau Erlebnisse (kehidupan subjektif dan
batiniah). Penyelidikan ini hendaknya menekankan watak intensional kesadaran,
dan tanpa mengandaikan praduga-praduga konseptual dari ilmu-ilmu empiris.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dari segi fenomenologis dapat dilihat bahwa :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
1. Manusia sejak dilahirkan itu merdeka, artinya manusia
memiliki kebebasan untuk menentukan sediri pilihannya. Ia bebas bertingkah laku
sesuai dengan kemampuannya. Ia juga dapat mengemukakan pendapat, kemauan dan
perasaannya kepada orang lain tanpa paksaan. Ia juga punya kebebasan untuk
mengembangkan potensinya semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada
padanya. Untuk itu pendidik perlu menyediakan kondisi dan situasi dan situasi
dimana anak dapat menutarakan pikiran, kemauan, dan perasaannya dengan jelas
dan terbuka serta membimbing dan mengarahkan kearah pencapaian kepribadian yang
utuh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
2. Kelahiran manusia dibatasi dengan kodrat yang telah
ditentukan tuhan, artinya tiap manusia mempunyai keterbatasan kodrati, apakah
ia laki laki maupun perempuan. Dalam hubungannya degan sifat kodrat manusia
tidak bisa memilih.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
3. Manusia pada hakekatnya perlu bantuan orang lain. Ia
tidak berdaya untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk itu manusia
selalu berusaha mengadakan kontak dengan lingkungan sekitar. Sejak kelahirannya
anak memerlukan bantuan ibunya untuk dapat bertahan hidup.selanjutnya dalam
perkembangannya ia butuh bantuan orang lain untuk dapat tumbuh kembang baik
secara fisik maupun mental sampai akhirnya dapat mencapai kemandirian baik
jasmani maupun rohani.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
4. Berbeda dengan hewan perkembangan manusia itu memerlukan
waktu yang panjang. Hewan hanya berkembang dan bertugas mempertahankan hidup,
sedangkan manusia bukan hanya sekedar mempertahan kan hidup tetapi juga
mempunyai tugas untuk meningkatkan kualitas hidupnya baik jasmani maupun
rohani. Dalam perkembangannya ia harus dapat menemukan kehidupannya untuk dapat
mencapai kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah PIP Kelompok 11<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Bapak Ahmad Sadek<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-317257069335003662.post-1069605990100252302012-11-27T06:41:00.003-08:002012-11-27T06:41:40.415-08:00KETUHANAN DALAM ISLAM<br />
<div class="MsoNormal">
A. KETUHANAN DALAM ISLAM<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi
Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu
Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang
Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih
dan Maha Kuasa. Menurut al-Qur'an terdapat 99 Nama Allah (asma'ul husna
artinya: "nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap
sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama
Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas. Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling
terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih"
(ar-rahman) dan "Maha Penyayang" (ar-rahim).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan
sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang
memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut
ajaran Islam, Tuhan muncul dimana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun.
Menurut al-Qur'an, "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang
Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha
Mengetahui." (QS al-An'am[6]:103)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa,
namun juga Tuhan yang personal: Menurut al-Qur'an, Dia lebih dekat pada manusia
daripada urat nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon
pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia
pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan
Tuhan sama yang disembah oleh kelompok agama Abrahamik lainnya seperti Kristen
dan Yahudi (29:46). Namun, hal ini tidak diterima secara universal oleh
kalangan non-Muslim.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
B. Konsep Tuhan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Konsep ketuhanan dalam Islam digolongkan menjadi dua: konsep
ketuhanan yang berdasar al-Qur'an dan hadits secara harafiah dengan sedikit
spekulasi sehingga banyak pakar ulama bidang akidah yang menyepakatinya, dan
konsep ketuhanan yang bersifat spekulasi berdasarkan penafsiran mandalam yang
bersifat spekulatif, filosofis, bahkan mistis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Konsep ketuhanan berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut para mufasir, melalui wahyu pertama al-Qur'an
(Al-'Alaq [96]:1-5), Tuhan menunjukkan dirinya sebagai pengajar manusia. Tuhan
mengajarkan manusia berbagai hal termasuk di antaranya konsep ketuhanan. Umat
Muslim percaya al-Qur'an adalah kalam Allah, sehingga semua keterangan Allah
dalam al-Qur'an merupakan "penuturan Allah tentang diri-Nya."<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Selain itu menurut Al-Qur'an sendiri, pengakuan akan Tuhan
telah ada dalam diri manusia sejak manusia pertama kali diciptakan (Al-A'raf
[7]:172). Ketika masih dalam bentuk roh, dan sebelum dilahirkan ke bumi, Allah
menguji keimanan manusia terhadap-Nya dan saat itu manusia mengiyakan Allah dan
menjadi saksi. Sehingga menurut ulama, pengakuan tersebut menjadikan bawaan
alamiah bahwa manusia memang sudah mengenal Tuhan. Seperti ketika manusia dalam
kesulitan, otomatis akan ingat keberadaan Tuhan. Al-Qur'an menegaskan ini dalam
surah Az-Zumar [39]:8 dan surah Luqman [31]:32.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tuhan Maha Esa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Keesaan Tuhan atau Tauḥīd adalah mempercayai dan mengimani
dengan sepenuh hati bahwa Allah itu Esa dan (wāḥid). Al-Qur'an menegaskan
keberadaan kebenaran-Nya yang tunggal dan mutlak yang melebihi alam semesta
sebagai; Zat yang tidak tampak dan wahid yang tidak diciptakan. Menurut
al-Qur'an:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
"Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia
menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang
dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu
dari keturunan orang-orang lain." (al-An'am [6]:133)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut Vincent J. Cornell, al-Qur'an juga memberikan citra
monis Tuhan dengan menjelaskan realitas-Nya sebagai medan semua yang ada,
dengan Tuhan menjadi sebuah konsep tunggal yang akan menjelaskan asal-muasal
semua hal yang ada: "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Akhir dan Yang
Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (al-Hadid [57]:3)" Sebagian
Muslim walau begitu, mengkritik intepretasi yang mengacu pada pandangan monis
atas Tuhan sebagai pengkaburan antara Pencipta dan dicipta, dan ketidakcocokannya
dengan monoteisme redikal Islam.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ketidakmampuan Tuhan mengimplikasikan ketidakmahakuasaan
Tuhan dalam mengatur konsepsi universal sebagai keuniversalan moral yang logis
dan sepantasnya daripada eksistensial dan kerusakan moral (seperti dalam
politeisme). Dalam hal serupa, al-Qur'an menolak bentuk pemikiran ganda sebagai
gagasan dualitas atas Tuhan dengan menyatakan bahwakebaikan dan kejahatan
diturunkan dari perilaku Tuhan dan bahwa kejahatan menyebabkan tidak adanya
daya untuk menciptakan. Tuhan dalam Islam sifatnya universal daripada tuhan
lokal, kesukuan, atau paroki; zat mutlak yang mengajarkan nilai kebaikan dan
melarang kejahatan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tauhid merupakan pokok bahasan Muslim. Menyamakan Tuhan dengan ciptaan adalah
satu-satunya dosa yang tidak dapat diampuni seperti yang disebutkan dalam
al-Qur'an. Umat Muslim percaya bahwa
keseluruhan ajaran Islam bersandar pada prinsip Tauhid, yaitu percaya "Allah itu Esa, dan tidak ada
sekutu bagi-Nya." Bahkan tauhid merupakan kosep teoritis yang harus
dilaksanakan karena merupakan syarat mutlak setiap Muslim.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
C. Perbandingan Antar Agama<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Beberapa sarjana barat menyatakan bahwa Muhammad juga
menggunakan istilah Allah dalam berkomunikasi dengan pagan Arab dan Yahudi atau
Nasrani untuk menegakkan dasar umum dalam memahami nama Tuhan, sebuah klaim
Gerhard Böwering menyatakan keraguan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Konsep Tuhan dalam Islam vs Tuhan dalam Arab pra-Islam<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ketika membandingkan politeisme Arab pra-Islam, Tuhan dalam
Islam tidak memiliki teman dan sekutu maupun pertalian antara Tuhan dengan
Jin. Arab pagan pra-Islam bermula dengan
adanya berhala yang dibawa ke tanah Arab oleh 'Amr bin Luhay. Mereka lalu
mencampur-adukkan antara monoteisme yang dibawa Ibrahim dan paganisme. Mereka
percaya takdir yang kabur, kuat, dan tidak dapat ditawar-tawar melebihi apa
yang manusia tidak dapat kendalikan. Paham ini diganti dengan gagasan Islam
Tuhan Yang Maha Pemurah namun Maha Kuasa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tuhan dalam Islam vs Tuhan dalam Yahudi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut Francis Edwards Peters, "Al-Qur'an menuntut
Muslim untuk beriman, dan sejarawan menyetujui bahwa Muhammad and pengikutnya
menyembah Tuhan yang sama dengan Tuhan Yahudi [lihat Al-Qur'an Surah
Al-'Ankabut[29]:46]. Allah Al-Qur'an adalah Tuhan Pencipta yang sama yang
mengadakan perjanjian dengan Ibrahim". Peters menyatakan bahwa al-Qur'an
menggambarkan Allah lebih kuat dan luas daripada Yahweh, dan sebagai Tuhan alam
semesta, tidak seperti Yahweh yang hanya lebih dekat pada orang-orang Israel.
Menurut Encyclopedia Britannica (lihat juga bagian di bawah untuk perbandingan
kasih Tuhan dalam Islam dan Kristen) :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tuhan, dikatakan dalam al-Qur'an, “mencintai yang berbuat
baik,” dan dua bagian dalam al-Qur'an mengekspresikan sebuah kasih yang saling
mengerti antara Tuhan dan manusia, namun Yudeo-Kristenmengajarkan “cintai Tuhan
dengan segenap hatimu” tidak dirumuskan dalam Islam. Tekanan ini lebih pada
kebebasan kehendak Tuhan, sehingga setiap orang harus berserah diri. Yang
paling utama, “menyerahkan diri kepada Allah” (Islam) merupakan agama itu
sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tuhan dalam Islam vs Tuhan dalam Kristen<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Islam dengan tegas menolak kepercayaan Kristen bahwa Tuhan
itu tiga pribadi dalam satu hakekat (lihat Tritunggal). Dalam konsepsi Islam
tentang Tuhan, tidak ada kesetaraan antara Tuhan dan ciptaan. Kehadiran Tuhan
dipercaya ada dimanapun, dan tidak menjelma sebagai siapapun atau apapun.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kristen Barat merasa Islam sebagai agama kafir selama Perang
Salib pertama dan kedua. Muhammad dipandang sebagai setan atau tuhan palsu yang
disembah bersama Apollyon dan Termangant dalam trinitas yang tidak suci. Pandangan
tradisional Kristen adalah bahwa Tuhan Muhammad sama dengan Tuhannya Yesus.
Ludovico Marracci (1734), penerima pengakuan dosaPaus Innosensius XI,
menyatakan:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Muhammad dan pengikutnya yang menganggap ortodoks, telah dan
melanjutkan untuk memiliki gagasan Tuhan yang asli dan logis dan
sifat-sifat-Nya (selalu mengecualikan dan menolak Trituggal), muncul sangat
jelas dari Qur'an itu sendiri dan seluruh kepercayaan akan Tuhan Muhammad,
sehingga akan membutuhkan banyak waktu untuk menyangkal yang beranggapan Tuhan
Muhammad berbeda dengan Tuhan sejati.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Banyak pesan-pesan dalam Perjanjian Lama mengacu pada kasih
Tuhan. Tema sentral dalam Perjanjian Baru adalah kasih Tuhan dalam perantaraan
Yesus. Dalam Islam, kasih Tuhan muncul dalam seluruh tanda-tanda dan penciptaan
Bumi dimana manusia dapat hidup dalam kehidupan yang layak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa;<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena
itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui." (QS. al-Baqarah [2]:21-22)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Pujian umat Muslim kepada Tuhan yang paling umum adalah
'Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang'. Dua lainnya dari "asma'ul
husna" Tuhan 'Maha Kasih sayang' (wadud) dan 'Maha Pemberi' (wahhāb).
William Montgomery Watt berpegang bahwa Kristen memiliki lebih banyak tekanan dalam
aturan tingkah laku Tuhan sebagai penggembala yang pergi mencari domba-domba
yang hilang dan menyelamatkannya. Di sisi lain, Islam menolak sebagian doa bagi
siapapun yang telah kafir. Dalam Islam, Watt mengatakan, Tuhan menyediakan
nikmat bagi setiap golongan untuk mencapai kehidupan kekal (contoh: kehidupan
di Surga) dengan mengirim utusan atau nabi untuk mereka. Islam juga
mengembangkan doktrin perantaraan Muhammad pada Hari Kiamat yang akan menerima
mereka dengan baik, meskipun yang berbuat dosa akan diadili atas dosa-dosa
mereka baik di bumi maupun di neraka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
D. PEMBUKTIAN WUJUD TUHAN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Adanya
alam organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya yang pelik, tidak boleh
memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya,
suatu akal yang tidak ada batasnya. Setiap manusia normal percaya bahwa dirinya
“ada” dan percaya pula bahwa alam ini “ada”. Dengan dasar itu dan dengan
kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan kehidupan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jika
percaya tentang eksistensi alam, maka secara logika harus percaya tentang
adanya Pencipta Alam. Pernyataan yang mengatakan: percaya adanya makhluk,
tetapi menolak adanya Khaliq adalah suatu pernyataan yang tidak benar. Belum
pernah diketahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan.
Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya, pasti ada penyebabnya. Oleh karena itu
bagaimana akan percaya bahwa alam semesta yang demikian luasnya, ada dengan
sendirinya tanpa pencipta ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Banyak sekali ayat yang terkandung dalam Al-Quran yang
menjelaskan tentang keberadaan Allah sebagai tuhan semesta alam seperti yang
terkandung dalam surah Ali-Imran ayat 62 yang artinya “sesungguhnya ini adalah
kisah yang benar.Tidak ada tihan selain Allah, dan sungguh Allah MahaPerkasa ,
Mahabijaksana.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Keesaan Allah adalah mutlak. Ia tidak dapat didampingi atau
disejajarkan dengan yang lain. Sebagai umat Islam, yang mengikrarkan kalimat
syahadat La ilaaha illa Allah harus menempatkan Allah sebagai prioritas utama
dalam setiap tindakan dan ucapannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Makalah Agama Islam Kelompok 1<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dosen: Ibu Eva<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01093325123147840159noreply@blogger.com0