PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
dasarnya, belajar adalah perubahan yang relatif menetap dan dapat berlangsung
kapan saja, kompleks dan terjadi pada semua orang dan semua usia. Sementara,
dalam proses belajar terjadi pembelajaran, di mana adanya interaksi antara
pendidik, media dan pelajar.
Belajar
dan pembelajaran juga merupakan salah satu masalah dalam dunia pendidikan. Acap
kali masalah ini di lupakan begitu saja, padahal cara dan sistem dalam proses
pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan penyampaian materi dari pendidik
kepada pelajar. Pada zaman ini, mulai banyak pengembangan-pengembangan sistem
dan cara-cara belajar seperti belajar On-Line/Hybird Learning.
Oleh
karena itu, dalam karya ilmiah ini kami mengangkat masalah belajar da
pembelajaran. Tim penulis mencoba menyusun suatu karya tulis mengenai definisi
belajar dan pembelajaran, tujuan dan manfaat, jenis-jenis belajar, gaya belajar
dan pembahasan mengenai belajar dan pembelajaran dalam Teknologi Pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang
akan di bahasa dalam makalah ini adalah :
1. Apa definisi
Belajar dan Pembelajaran ?
2. Apa Tujuan
dari belajar dan Pembelajaran ?
3. Konsep dari
belajar dan pembelajaran ?
4. Apa itu teori
belajar ?
5. Apa manfaat
dan tujuan teknologi pendidikan dalam belajar dan pembelajaran ?
6. Ada berapa dan
apa itu dimensi pengetahuan ?
PEMBAHASAN
A. Belajar
Belajar
adalah perubahan yang relatif menetap dan dapat berlangsung kapan saja, dimana
saja, da dari siapa/apa saja. Belajar dapat merupakan :
1. Penambahan
(hal yang baru)
2. Pengurangan
(kebiasaan salah)
3. Modifikasi
Belajar pada dasarnya adalah usaha yang di sengaja, namun dapat pula
berlangsung tanpa disadari. Belajar adalah suatu proses yang kompleks dan
terjadi pada semua orang serta berlangsung seuur hidup. Karena kompleksnya
masalah belajar ini, banyak teori yang berusaha menjelaskan bagaimana proses
belajar itu terjadi.
Para penganut aliran psikologi:
1. Behavioristik
(Prilaku) berpendapat bahwa belajar itu terjadi sebagai akibat adanya
pengkondisian lingkungan yang diikuti dengan adanya penguatan (reinforcement).
Ini berdasarkan perubahan perilaku yang dapat di amati. Oleh karena itu tujuan
belajar perlu dirumuskan dalam empat atribut siapa (audience), perilaku
(behavior), kondisi (condition) dan peringkat pencapaian (degree of
achievement). Dikenal dengan rumusan ABCD.
2. Kognitif atau
Gestalt berpandpat bahwa belajar terjadi karena usaha yang bertujuan,
eksploratif, imajinatif dan kreatif. Tujuan belajar cukup di rumuskan
menggunakan kata kerja atau kata benda.
3. Humanistik
berpendapat bahwa belajar itu berlangsung berdasarkan kondisi internal seseorang
dan interaksinya dengan lingkungan. Setiap orang akan mengembangkan dirinya
sesuai jati dirinya yang selaras dengan lingkungan.
4. Konstruktivis
berpendapat bahwa tiap orang akan mampu belajar dengan membangun apa yang di
alami dan diketahui, sesuai dengan potensi dan kondisi yang ada pada dirinya.
Tiap orang akan membangun potensi dirinya dengan mengolah, mencernakan dan
memeberi makna atas rangsangan dan pengalaman yang di perolehnya. Teori ini
menekankan pada keragaman belajar dan tujuannya adalah menguasai kompetensi
yang diperlukan dalam kehidupan.
Perubahan atau kemampuan baru dalam belajar oleh APA (American
Psychological Association) diklasifikasikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor (oleh editor utama Benyamin S. Bloom dan 4 pendamping
editor salah satunya adalah David r. Krathwohl dan 34 anggota tim lainnya pada
tahun 1956) Masing-masing ranah dikembangkan lagi dalam sejumlah indikator dan
disebut taksonomi tujuan belajar. Taksonomi ini direvisi pada tahun 2001 oleh
satu tim dengan editor utama Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl.
Ki Hajar Dewantara (1889-1959) merumuskan tujuan belajar dalam tiga kategori, yaitu “tri-nga” (‘nga’
merupakan huruf terakhir dalam abjad Jawa Ajisaka) = ngerti, ngrasa dan
ngalkoni atau merasakan dan mengerjakan. Dalam literatur bahasa inggris dikenal
dengan 3H (Head, Heart & Hands).
Belajar mengandung ciri :
1. Bertambahnya
jumlah pengetahuan
2. Kemampuan
mengingat dan reproduksi
3. Menerapkan
pengetahuan
4. Menyimpulkan
makna
5. Menafsirkan
dan mengaitkan dengan realitas
6. Berubah
sebagai pribadi
Seorang Belajar :
1. 10 % dari yang
di baca
2. 20% dari yang
di dengar
3. 30% dari yang dilihat
4. 50% dari yang
dilihat dan di dengar
5. 70% dari yang
dikatakan
6. 90% dari yang
dikatakan dan dilakukan
B. Metode, Gaya Dan Pendapat Para Ahli Dalam Belajar
Metode belajar itu seperti :
1. Belajar Aktif,
terjadi apabila pemelajar (leraners) dipacu untuk mengeksplorasi pengetahuan
dan pengalaman sendiri, termasuk sikap, nilai, kepercayaan dan motivasi diri
sendiri.
2. Belajar
madniri, terjadi bilamana pemalajar secara swakarsa menginternalisasi
pengetahan, sikap, dan keterampilan yang dtetapkan secara normatif, tanpa
tergantung bimbingan langsung dari pengajar.
3. Belajar
afektif, berlangsung bilamana pemelajar mengolah rangsangan dengan mengungkap
kembali pelajaran atau hal-hal yang telah dimiliki telebih dahulu, termasuk
pengalaman, sehingga menghasilkan sintesa baru.
4. Belajar
koorperatif, berlangsung bilamana beberapa pemelajar bekerjasama melakukan
kegiatan ke arah yang di sepakati bersama.
5. Belajar
Kolaboratif berlangsung bilamana beberapa pemelajar bekerjasama dengan
memberikan konstribusi sesuai dengan peran masing-masing untuk tercapai tujuan.
Gaya belajar juga sangat mempengaruhi prestasi pelajar di dalam/di luar
kelas/sekolah. Ada 3 gaya belajar dan setiap orang pasti berbeda-beda, jadi
kita tidak bisa memaksakan kehendak kepada pelajar.
Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari
menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar
berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi.
Gaya Belajar :
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada
ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih
dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau
melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar
seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap
informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita
bisa mengingat dan memahami informasi itu.
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan
individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu
agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar
seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya.
Sebelumnya para ahli atau tokoh banyak
berpendapat mengenai belajar, seperti :
1. Kong Hu Chu
(Confucius) berpendapat:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya kerjakan, saya pahami
2. Silberman
berpendapat :
What I hear I Forget
What I hear and see, I remember a little
What I hear, see and discuss with someone else, i begin to
understand
What I hear, see, discuss and do, I acquire knowledge and
skill
What I teach to another, I master
3. Komensky (Commenius,
1659) berpendapat bahwa :
- belajar harus merupakan kegiatan yang menggembirakan
- konsep&prinsip abstrak harus di bangun dengan fondasi
pengalaman langsung.
4. Harlow (1959)
berpendapat :
- belajar lebih merupakan usaha meniadakan strategi yang
salah, dari pada memperkuat respons
- awal belajar berlangsung lambat, makin lama makin cepat
5. DePorter
(1992) berpendapat bahwa kurikulum yang harmonis disusun berdasarkan falsafah,
bahwa :
- belajar harus berlangsung dalam lignkungan yang
menyenangkan
- seluruh aspek kepribadian dikembangkan melalui berbagai
pendekatan yang menantang
-kehormatan diri merupakan hal penting dalam membentuk
pribadi yang sehat dan bahagia.
6. Harris (1967)
berpendapat bahwa perubahan perilaku yang efektif berlangsung dalam suasana
saling peduli (asertif) : I’m OK ßàYou’re OK
Belajar dangkal hanya untuk mengingat/menghafal fakta/indformasi, dan
belajar mendalam bersifat permanen dan siap diaplikasikan ke dalam hidup.
Belajar akan di perkuat apabila si pelajar di tugaskan untuk :
· Menjelaskan
sesuatu dengan bahasa sendiri
· Mengenali
sesuatu itu dalam berbagai keadaan dan kesempatan
· Memberikan
contoh mengenai sesuatu itu
· Melihat
hubungan antara sesuatu itu dengan fakta atau informasi lain
·
Memperkirakan konsekuensinya
· Menyatakan
hal yang bertentangan
Intelegensi menurut Gardner meliputi :
1. Kebahasaan (lingustik)
2.
Matematika/logika
3. Visual/spasial
4. Musikal
5. Kinestetikal
6. Interpersonal
7. Intrapersonal
8. Naturalis
9. Spiritual
10. Eksistential
Sementara itu, Roger Sperry tahun 1964 (Dryden & Vos, 1999)
menemukan bahwa ke dua belahan otak besar mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu:
Belahan Kiri :
Verbal, Logika, Rational, Objektif, Konseptual, Akademik
Belahan Kanan : Visual, Sintetik/Kinestetik, Emosional,
Subjektif, Fisikal/Spasial, Kreatif.
Kedua belahan otak tersebut harus dirangsang agar berfungsi
dengan optimum.
C. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
Dalam konteks pendidikan , guru mengajar supaya peserta didik dapat
belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan ( aspek kognitif ), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap ( aspek
afektif ), serta keterampilan ( aspek psikomotor ) seseorang peserta didik.
Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan
guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru
dengan peserta didik.
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata
dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
( diturut ) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”,
yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak
didik mau belajar. ( KBBI )Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau
“pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (
Purwadinata, 1967, hal 22 ). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan
perbuatan belajar ( oleh siswa ) dan Mengajar ( oleh guru ).
Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang
searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah
kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari
guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan
kegiatan yang melibatkan beberapa komponen :
1. Siswa, Seorang
yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Guru,
Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3. Tujuan,
Pernyataan tentang perubahan perilaku ( kognitif, psikomotorik, afektif ) yang
diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Materi
Pelajaran, Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.
5. Metode, Cara
yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi
yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
6. Media, Bahan
pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada siswa.
7. Evaluasi, Cara
tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
Ciri - ciri Pembelajaran
Menurut Eggen & amp, Kauchak ( 1998 ) Menjelaskan bahwa
ada beberapa ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:
· Siswa
menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,
membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan - perbedaan serta
membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan
· Guru
menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
aktivitas - aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian
· Guru secara
aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam
menganalisis informasi
· Orientasi
pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir
· Guru menggunakan teknik mengajar yang
bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
D. Tujuan Belajar dan Pembelajaran
Setiap program pembelajaran bertujuan untuk terjadinya tndak belajar.
Belajar dapat berlangsung sendiri tanpa adanya kegiatan pembelajaran. Tujuan
belajar ranah kognitif hasil revisi membedakan : Proses Kognitif dan Dimensi
Pengetahuan.
Tujuan belajar ranah kognitif seharusnya dirumuskan dengan menggunakan
tabel taksonomi yang menunjukan dimensi pengetahuan apa yang perlu dikuasai
(kata benda) dan pada jenjang mana tindakan untuk penguasaan tersebut (kata
kerja).
Sementara itu, tujuan belajar ranah
psikomotor dikembangkan oleh beberapa ahli yang berbeda-beda secara
sendiri-sendiri. Sebenarnya taksonomi ranah kognitif juga dapat digunakan dalam
bidang keterampilan perbuatan, namun banyak ahli yang berpendapat bahwa ranah
psikomotor ini lebih diutamakan kemampuan fisik.
Proses
kognitif disusun dalam enam jenjang meliputi :
1. Mengingat
2. Mengerti
3. Memakai
4. Menganalisis
5. Menilai
6. Mencipta
Dimensi pengetahuan dibedakan menjadi empat, yaitu :
1. Pengetahuan
faktual
2. Pengetahuan
konseptual
3. Pengetahuan
Prosedural
4. Pengetahuan
Metakognitif
Menurut Dave, keterampilan psikomotorik meliputi :
1. Peniruan
2. Penggunaan
3. Ketepatan
4. Perangkaian
5. Naturalisasi
Menurut Harrow, tujuan belajar ranah psikomotorik tersusun
dalam peringkat :
1. Gerak Refleks
2. Gerak dasar
3. Kemampuan
perseptif
4. Kemampuan
fisik
5. Gerak terampil
6. Gerak komunikatif
Dimensi Pengetahuan
1. Pengetahuan
Fakta
· Terminologi
· Rincian dan
unsur-unsur
2. Pengetahuan
Konseptual
· Klasifikasi
dan kategori
· Prinsip dan
generalisasi
· Teori, model
dan struktur
3. Pengetahuan
Prosedural
· Ketrampilan
khusus dan algoritma
· Teknik dan
metode khusus
· Kriteria
penggunaa cara yang tepat
4. Pengetahuan
Metakognitif
· Pengetahuan
startegik
· Pengetahuan
tentang tugas kognitif
· Pengetahuan
diri
Teknologi Pendidikan bertujuan memfasilitasi belajar yang
mendalam dan siap diterapkan dalam kehidupan.
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
1. Belajar adalah
proses kompleks dan terjadi pada semua orang, berlangsung kapan saja, dimana
saja, dari siapa/apa saja dan berlangsung seumur hidup. Sedangan pembelajaran
adalah proses adanya interaksi antara pendidik dan pelajar dengan sumber
belajar (media) untuk membantu proses belajar dan dapat berlangsung sepanjang
hayat.
2. Teori belajar ada 4; Behavior (Prilaku),
Kognitif (Gestalt), Humanistik dan Konstruktivis yang mempunyai tujuan dan
anggapan berbeda.
3. Dari banyaknya
pendapat para ahli dan tokoh dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang akan
lebih banyak belajar dari pengalaman, apa yang dilihat, di rasa dan di dengar
secara bersamaan.
4. Tujuan Belajar
adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan
tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,keterampilan dan sikap-sikap
yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa.
5. Yang menjadi
kunci dalam rangka menentukan tujuaqn pembelajaran adalah kebutuhan siswa,mata
ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa
yan hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran
yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang
diinginkan. guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia
harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat
diukur.
6. Peran
Teknologi Pendidikan dalam belajar dan pembelajaran seperti memudahkan proses
belajar, membantu pendidik dengan media-media dan memfasilitasi proses belajar
sehingga menjadi mudah dan menyenangkan.
Makalah PTP Kelompok Cabe Rawit
Dosen: Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc.
No comments:
Post a Comment